Chapter 3 (Revisi)

9K 893 50
                                    

Happy reading guys❤️
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini weekend. Cio diundang oleh Raka untuk berkumpul di markas Serigala.
Ngomong-ngomong tentang Serigala sekarang diketuai oleh Vian. Cio juga masuk sebagai anggota inti, ia sudah belajar beladiri.
Cio mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Setelah sampai ia melepas helmnya lalu masuk ke dalam.

"Assalamu'alaikum"

"WA'ALAIKUMSALAM"

"Sini Yo" ucap Raka sambil melambaikan tangannya.

Cio duduk diatas karpet berbulu bersama anggota inti dan Roni.

"Gabut anjir" celetuk Gyan.

"Ho'oh , biasanya dulu tawuran ma Tiger. Sayang banget udah damai" ucap Vino terkekeh.

"Nah itu dia" ucap Roni.

"Masih belum bisa move on Yo?" tanya Vino.

Cio hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Anjir setia juga ni bocah. Ga salah dah Aurora sekali dapet yg begini" ucap Roni terkekeh.

"Kalian percaya ga sih kalo Aurora belum mati?" tanya Vian tiba-tiba.

Semua anggota mengerutkan keningnya menatap Vian.

"Cuma tanya aja" ucap Vian acuh.

Raka mengetuk-ngetuk dagunya berfikir, "Bisa jadi sih,"

"Semoga aja"

----------

Sore ini, Cio sedang bermain game di kamarnya. Tiba-tiba Mommy Anna mengetuk pintu.

"Masuk aja mom"

Mommy Anna pun masuk duduk di sebelah Cio.

"Kamu udah punya pacar lagi?" tanyanya.

Cio mengerutkan keningnya, "Ngga mom" ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Loh terus itu siapa dibawah? Katanya dia pacar kamu" heran Mommy.

"Siapa mom? Cio belum punya pacar lagi deh suer"

"Siapa ya namanya Mommy lupa, tuh lagi ngobrol sama Daddy"

Cio semakin bingung, memangnya siapa sih?

"Mommy cuma mau bilang, kalo mau cari pacar lagi ya gapapa. Tapi yg sopan ya , jangan yg kaya dibawah itu. Bajunya ga sopan banget" ucap Mommy lalu keluar menuju ke ruang tamu.

Cio bergegas turun kebawah penasaran siapa yg dimaksud mommy nya.

"Eh Alen" ucap gadis itu tersenyum

Cio menatapnya datar. Ternyata Kyra, gadis yg gatau malu itu.

"Ngapain lo kesini?" tanya Cio dingin.

"Aku kan cuma mau kenalan sama orangtua kamu. Kamu ga pernah ngenalin ke aku sih" ucapnya dengan nada dilembut-lembutkan, namun kesannya jijik.

"Emang lo siapa? Mending lo pergi, gue ga nerima cabe disini" sinis Cio menatap Kyra jijik. Dress merah terang panjangnya 10cm diatas lutut, punggung yg terbuka dan belahan dada yg terlihat. Sungguh seperti jalang penggoda.

"Aku kan pacar kamu gimana sih?"

"Ga sudi gue punya pacar model kaya lo. Cantik doang tapi penampilan kaya jalang. Pergi aja lo,rumah gue ga nerima jalang penggoda kaya lo" ucap Cio sinis lalu naik menuju kamarnya.

Daddy bangga dengan ucapan anaknya. Mommy Anna pun menatap Kyra sinis.

"Lebih baik kamu pergi. Sampai kapanpun saya tidak mau anak saya memiliki pacar seperti kamu" ucap Daddy lalu memerintahkan supir pribadi mereka untuk menarik Kyra keluar.

"Liat aja Alen, gue bakal bikin lo bertekuk lutut dihadapan gue" batinnya.
.

.

.

.

.

.

.

.

2 bulan kemudian

Jari-jemari yg digenggam oleh lelaki tampan itu mulai bergerak. Matanya terbuka secara perlahan.

"Apa yg sakit?" tanya lelaki itu khawatir lalu memencet tombol merah disamping brankar.

"H-haus bang" ucapnya lirih.

Dengan sigap lelaki itu membantu kesayangannya duduk lalu memberinya minum.
Dokter datang bersamaan dengan kedua pria dan wanita paruh baya yg baru saja ingin masuk.

"Kondisinya sudah mulai membaik," ucap dokter membuat ketiga orang itu tersenyum senang.

"Eum dok? K-kaki saya t-terasa berat, sulit digerakkan" ucap gadis itu.

"Oh itu nona mengalami kelumpuhan, itu wajar bagi setiap pasien yg mengalami koma dengan jangka waktu yg lama. Tapi tidak perlu khawatir, kelumpuhan ini hanya sementara. Setelah kondisi nona membaik saya akan melakukan terapi dan membantu nona untuk berjalan" ucapnya. Gadis itu bernafas lega, ia kira tidak akan bisa berjalan lagi. Syukurlah.

Dokter itu pun permisi untuk mengecek pasien yg lain.

"Akhirnya kamu sadar juga sayang hiks" ucap Mamah sambil memeluk putrinya itu sambil menangis terharu.

Gadis itu tersenyum membalas pelukan Mamahnya. Lalu bergantian dengan Papah dan Abangnya.

"Gimana keadaan dia bang?" tanya gadis itu.

"Kata yg lain sih lebih sering diem, dia juga jadi ice prince di kampusnya" ucap Abang terkekeh kecil.

Gadis itu tertawa kecil, "Banyak yg berubah ya ternyata"

"Iya emang, lo tuh ya tidur lama banget sih" ucap Abang kesal.

Gadis itu tertawa, "Yaelah abisnya enak tau disana tuh ya ampun pemandangannya bagus suasananya enak juga. Gue sampe mikir apa gausah bangun aja ya?"

"GAK BOLEH!" teriak Mamah dan Abang membuat Papah yg sedang minum tersedak.

Gadis itu hanya tersenyum, "Gak kok bercanda"

"Gue jadi gak sabar bikin kejutan buat mereka, terutama dia"

.

.

.

.

.

.

Votenya jan lupaa

RACIO 2 -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang