Chapter 13

7.6K 716 6
                                    

HAPPY READING❤️
.
.
.
.
.
.
.

  "Cio ini udah mau jam 8 loh"

"Gamau hikss"

Aurora memijit pelipisnya, sedari tadi Cio terus saja merengek untuk tidak pergi ke kantor. Sebenarnya tidak mengapa karna ia bosnya, tapi ia tak mau jika semua harus ditanggung oleh sekretaris nya.

"Yaudah lah terserah kamu ,aku capek" ucap Aurora lelah lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Hiks hiks Rara~"

"Rara jangan marah hiks hiks"

"Raraa~"

Cio terus saja memanggil nama istrinya dengan isakannya. Entahlah ia sangat sensitif sekarang, dikit-dikit mewek.

Ceklek

Aurora keluar dari kamar mandi dengan handuk yg melilit di tubuhnya. Ia berjalan menuju walk in closet memakai baju santainya. Setelah selesai tiba-tiba ada sepasang tangan melingkar di pinggang nya.

"Hiks Rara marah ya sama Cio hiks hiks"

Aurora membalikkan tubuhnya menghadap suaminya, mata sembap, hidung yg memerah, pipi gembul nya yg digembungkan, dan bibirnya yg melengkung kebawah. Aurora terkekeh mencium setiap inci wajah suaminya dengan gemas.

"Rara gak marah sayang, yaudah kamu gak usah ke kantor hari ini tapi besok harus mau! Kalo gak aku gabakal ngomong sama kamu 1 bulan" ancaman Aurora yg tak main-main membuat Cio mengangguk cepat.

"Good boy" Aurora menghapus air mata yg membasahi pipi gembul suaminya.

"Mandi dulu gih" titah Aurora.

"Mandiin ya ya" pinta Cio dengan puppy eyes andalannya.

Kalau begini Aurora gabakal bisa nolak. Dan akhirnya Aurora pasrah memandikan bayi besarnya.

----------

Setelah selesai, Aurora menuju ke kamar kedua anaknya.

Ceklek

Terlihat Iver yg sudah segar ,ia baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Iver memang lebih dewasa dibandingkan Oliv.

"Molning Mama" sapa Iver tersenyum manis.

"Morning too boy, kamu kebawah ya udah ada Papa disana. Mama bangunin Oliv dulu" ucap Aurora yg diangguki oleh putranya. Iver mencium pipi Mamanya lalu keluar menuju ke bawah menghampiri Papanya.

"Oliv"

"Anak Mama ayo bangun" ucap Aurora menepuk-nepuk pipi putrinya.

Oliv terusik lalu mulai membuka kedua matanya.

"Mama"

Panggilnya memeluk Mamanya erat.

"Mandi dulu ya" ucap Aurora yg diangguki pelan oleh Oliv.

Aurora pun memandikan Oliv serta memakaikan bajunya.

.

.

.

"Molning Papa, molning Abang" sapa Oliv riang begitu turun dari tangga.

"Morning too sayang"

"Molning too adek"

"Oliv mau dipangku Papa boleh?" tanya Oliv ragu.

Cio terkekeh kecil, "Boleh dong, sini putri Papa"

Dengan girang Oliv duduk dipangkuan Papanya.

"Abang mau makan apa?" tanya Aurora mengambil piring yg diisi dengan nasi.

"Ayam goleng aja Ma"

"Makanan ku bareng sama adek aja Ma, biar sekalian" ucap Cio yg diangguki istrinya.

Mereka pun memakan dengan tenang.

Setelah makan mereka sedang dalam perjalanan menuju ke Dufan. Tentu saja karna permintaan kedua anak itu. Dengan senang hati Cio memenuhi permintaan mereka.

Sepanjang jalan Oliv dan Iver tengah fokus menonton kartun film si botak Malaysia di iPad mereka berdua.

----------

"Papa ayo!" ajak Oliv girang begitu sampai di tempat tujuan.

"Bentar sayang, Papa lagi bayar tiket dulu"

"Udah yuk masuk" ajak Cio menggandeng tangan Oliv. Oliv menggandeng tangan Abangnya begitu pula Iver yg menggandeng tangan Mamanya. Banyak pengunjung yg menatap mereka kagum, terlihat seperti keluarga harmonis. Apalagi dengan paras mereka yg diatas rata-rata, dan kedua bocah yg memiliki paras imut.

Aurora berjalan dengan sesekali tersenyum tipis, sedangkan Cio ia hanya menampilkan wajah datarnya. Iver hanya menampilkan wajah biasa, tidak tersenyum dan tidak datar pula. Sedangkan Oliv ia tak henti-hentinya menatap semuanya kagum ,dengan senyum yg mengembang di bibirnya.

"Mau kemana dulu sayang?" tanya Aurora menundukkan kepalanya menatap kedua anaknya.

"Adek mau itu Ma" ucap Oliv menatap permainan dengan wajah binarnya.

Mereka pun menghabiskan waktu dengan saling bercanda tawa.

"Hahaha tadi selu banet," ucap Oliv menghentikan tawanya.

"Adek capek?" tanya Iver mengelap keringat adiknya.

"Iya Abang, adek capek tapi seneng banet. Kapan-kapan kecini lagi ya Pa" ucap Oliv yg diangguki senyuman oleh Cio.

"Adek lapel"

"Abang juga"

Aurora terkekeh dengan tingkah mereka yg tengah kelaparan, dengan tangan yg mengusap perut mereka.

"Kita makan diluar aja ya" ajak Cio yg diangguki mereka semua.

Oliv dan Iver berjalan di depan dengan tangan yg saling bertautan. Aurora dan Cio saling tersenyum melihat ke akuran kedua anaknya.

" Ya Allah terimakasih atas kebahagiaan ini. Semoga akan terus seperti ini sampai maut memisahkan" batin mereka berdua.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Segitu dulu ya:v
JANGAN LUPA VOTENYA YA BEB:)

RACIO 2 -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang