Sorry for typo....
~Happy Reading~"Renjun!!"
Syut...
Tap...
Grepp...
Sebelum tubuh ringkih itu terjatuh ke tanah dengan sigap lengan putih kokoh itu menangkapnya, memeluknya sedikit erat dan posesif. Terlihat guratan khawatir dimata dingin miliknya, ditatapnya pemuda lain yang kini sama khawatir nya dengan dirinya.
"Apa dia tidak apa-apa?? Ku pikir kita terlalu memaksanya Na." Tatapan cemas itu mendominasi wajah rupawan miliknya.
"Ku rasa juga begitu, kita harus membawanya ke Tabib sekarang. Aku tak ingin kondisinya menurun lagi Jen." Mata dingin Jaemin menatap sendu ke arah Sang Mate, berharap Matenya baik-baik saja sekarang.
"Ya kau juga tau dengan pasti apa yang kita alami jika itu sampai terjadi, sebaiknya kita membawanya ke Mansion ku saja sebelum kau bawa ke Istana mu Jaemin. Kondisinya tidak memungkinkan meskipun itu untuk kebaikannya." Jeno berujar dengan tidak sabar, dirinya tidak ingin kejadian yang lalu kembali terulang.
Matenya itu baru saja sadar dari tidur panjangnya mungkin semua fakta yang mereka lontarkan membuat Renjun sedikit kewalahan.
"Kau benar." Jaemin beranjak dan melesat kembali ke arah Mansion para serigala itu diikuti dengan Jeno dibelakang setiap langkahnya.
Baginya kesehatan Sang Mate nomor satu, meski dirinya juga memiliki Tabib yang begitu tersohor kehebatannya. Tapi saat ini waktunya belum tepat, Renjun masih terlalu lemah untuk menempuh jarak jauh ke Istananya yang berada di ujung hutan. Tak butuh waktu lama hingga mereka sampai di Mansion Corona Moon Pack, Jaemin sedikit kaget saat mendapati Jisung masih disini.
Jaemin juga melihat Jaehyun dengan guratan khawatir menatap ke arahnya, jangan lupakan Mark yang kini menatap dingin ke arahnya.
Ada apa sebenarnya?
Jaemin pikir dia tidak melakukan hal yang membuat mereka bereaksi seperti itu.
"Bawa masuk dulu dan biarkan Renjun istirahat, Taeyong sedang memanggil Tabib. Dan Jeno sebaiknya kau tinggal disini ada hal yang harus kalian ketahui." Itu suara tegas Jaehyun dengan syarat akan kecemasan.
Jaemin hanya mengangguk mengerti matanya menatap sekilas Jeno yang memberi isyarat lewat mata bahwa sebaiknya menurut dulu. Jaemin memutuskan untuk membawa Renjun ke kamarnya di lantai dua sementara Jeno masih tertinggal di Aula lantai bawah, entah hal apa itu tapi Jaemin tentu tidak bodoh saat menyadari tatapan adiknya yang begitu khawatir. Pasti ada hal yang sedang tidak beres disini.
----o0o----
Jaemin meletakan tubuh Renjun dengan perlahan berharap gerakannya itu tidak bisa melukai Sang Mate. Mata dingin Jaemin sedikit melembut menatap wajah Renjun yang kini kembali terlelap.
"Ku harap kau cepat pulih Love, aku ingin mengajakmu jalan-jalan nanti. Kau tentu akan suka dengan istana Vampire milikku, jadi cepatlah pulih." Jaemin mengusap lembut helaian surai putih milik matenya itu.
Srett...
Di tariknya selimut hingga sebatas dada Renjun, tangannya yang dingin itu meremat tangan Renjun sesaat. Jaemin hanya ingin Matenya cepat pulih, dirinya berpikir ada yang tidak beres jika belahan jiwanya itu berada di mansion para serigala ini.
Ya, meski fakta mengatakan Renjun juga merupakan Mate salah satu Alpha mereka. Tapi tetap saja Jeno bukan pimpinan disini, bocah serigala itu masih harus menuruti Sang Kakak yang merupakan Elder di sini. Jadi Jaemin masih tidak bisa sepenuhnya mempercayakan keselamatan Renjun padanya, terlepas dari tatapn dingin yang Mark lontarkan padanya atau lebih tepatnya kepada belahan jiwanya.
Kemungkinan terburuk pasti ada bukan?
Dan Jaemin ada disini untuk memastikan setiap hal buruk itu jauh dari Renjun. Dirinya tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk kembali menunggu Sang Mate, persetan dengan Pack ini jika mereka berani bertindak buruk pada Matenya.
Tap...
Tap...
Tap...
Jaemin menoleh waspada ke arah pintu kayu itu, dirinya lumayan lega mendapati hanya Taeyong dan seorang Tabib yang kini tergopoh berjalan ke arahnya.
"Kau sebaiknya turun Tuan Na. Biarkan kami yang mengobati Matemu dan yang lain." Mata elang Taeyong menatap penuh tegas ke arah Jaemin sekarang.
"Yang lain? Apa maksudmu?" Jaemin mengernyit bingung, apa maksud beta di depannya ini.
"Kau belum diberi tahu? Chenle dan Haechan juga tengah pingsan sekarang. Itulah mengapa orang-orang sedang panik membahas ini di bawah." Taeyong berujar dengan intonasi hati-hati sekarang.
Melihat guratan menakutkan dari tubuh Vampire di depannya kini, dirinya mengkode Sang Tabib untuk segera memeriksa Renjun agar dirinya bisa cepat-cepat lepas dari tekanan di sekitarnya ini.
Sebelum Jaemin sempat berucap, Taeyong yang tau pemikiran Vampire itu segera menyela dengan ucapan selembut mungkin.
"Dan sebaiknya kau juga ikut pembicaraan itu, jika itu menyangkut Mate mu juga Mate yang lain. Demi kebaikan mereka, dan ku mohon jangan terlalu berburuk sangka pada suamiku Tuan Na. Karena Jaehyun tidak seburuk yang kau pikirkan sekarang."
"Pembaca pikiran hm? Baiklah jika itu urusan penting. Apapun yang menyangkut Mate ku, akan menjadi urusan ku juga. Tenang saja aku tidak melupakan Jeno yang tetap adik Jaehyun. Ku harap mereka memberi keputusan yang terbaik, ku titip Renjun padamu sebentar Taeyong." Jaemin mulai sadar beta di depannya ini bukan beta sembarangan.
Pembaca pikiran huh?
Pantas saja Jaehyun begitu memuja dan membanggakan Matenya ini. Pembaca pikiran termasuk langka hanya ada 1 atau 2 orang pembaca pikiran yang lahir setiap 1000 tahun sekali, bertepatan dengan warna bulan yang sebiru lautan.
Warna biru bulan saat itu begitu mempesona dan indah, seperti gambaran kejujuran yang tak pernah bisa dibohongi. Jaemin pikir dirinya harus mulai berhati-hati dalam memikirkan apapun jika di dekat beta di depannya kini. Karena Taeyong akan dengan mudah menebak apapun yang tengah dipikirkannya.
Jaehyun lelaki yang beruntung rupanya, terlepas dari wajah rupawan Matenya itu ternyata Jaehyun juga mendapatkan Mate dengan anugrah yang langka. Tapi Jaehyun bukanlah satu-satunya pemilik anugrah itu. Jaemin tersenyum tipis menatap Taeyong sekilas sebelum langkah kakinya melesat ke arah lantai bawah Mansion.
Taeyong menarik nafas lega setelah bergulat dengan tekanan yang tidak main-main dari Raja Vampire di depannya tadi. Taeyong tau Jaemin merupakan Pureblood Vampire keturunan terakhir sama seperti Jisung. Tapi Taeyong tidak bisa menampik bahwa Jaemin memanglah Rajanya.
Aura mencekam dan menekan yang dikeluarkannya setara dengan Jaehyun saat marah, itu benar-benar membuat nafasnya tercekik tadi. Untung saja dirinya bisa membaca pikiran Jaemin dan bisa memberinya dorongan agar Vampire itu sedikit melunak sisanya akan Taeyong percayakan pada sang Mate Jaehyun tentang masalah ini.
***
To be Continued...
Don't forget to vomen readers-nim!
[Note : cuap² Author]
Jadi author sebenarnya lagi sibuk-sibuknya nih, tapi karena udah janji klo 1K vote bakalan up ya jdi author usahain di tengah kesibukan. 🌚👍
Makasih para Readers-nim yang udh Vomen di cerita gaje ini😆👍 dan makasih juga masih mau setia ma ni cerita
Kedepan akan banyak lagi kejutan di cerita ini
Jd stay tune y Readers-nim 🙏🌚👍
Ps : maaf klo author jarang update, di usahain buat cpt update demi kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half of You - Norenmin
Fantasy[🔞18+] [Fantasy] [bxb!] [Bxb/homo/gay] [Fantasy ABO] Perdebatan antara hitam dan putih semakin memuncak.... Kabut permusuhan yang telah luntur perlahan membuka tabir yang selama ini tertutupi.... Apa yang telah di cari, kini muncul dan menyeret mer...