Sorry for typo...
~Happy Reading~Jaemin keluar dari kereta kuda itu dengan wajah dingin bak Raja miliknya. Di pintu masuk Castle sudah berdiri Yuta dan Winwin yang siap untuk membawa Renjun masuk. Jaemin berujar bahwa Jeno mungkin masih di dalam kereta, jadi sebaiknya dirinya saja yang membawa Renjun masuk.
Mata tajam Jaemin menatap Jisung Sang Adik dengan sedikit was-was, pasalnya Chenle begitu pucat sekarang.
"Kau akan bawa kemana Chenle?" Intonasi dalam yang Jaemin lontarkan membuat lelaki di depannya kini sedikit menciut.
Lelaki itu Jisung, adik kandungnya yang saat ini tengah menggendong seorang lelaki manis lainnya. Chenle, dia adalah Mate Sang Adik. Jaemin sedikit sensitif melihat Chenle yang kini tengah tertidur, atau mungkin berada diposisi yang sama seperti Renjun Matenya.
"Aku tak ingin di Castle utama, sepertinya itu yang terbaik. Mengingat serigala itu akan hilir mudik di Castle ini Kak Jaemin." Jisung berujar dengan nada yang dibuat sedikit lembut, mengingat Kakaknya tengah dalam kondisi emosi yang tidak stabil sekarang.
Tentu saja Jisung tidak ingin melontarkan kata-kata yang mungkin bisa saja menyinggung Jaemin.
"Baiklah, ku harap sayap kanan Paviliun masih bisa kau tempati." Jaemin menatap sekilas kegundahan dimata Jisung, sebelum dia mengangguk tanda setuju.
"Tenang saja Kak, dan semoga Chenle cepat sadar agar aku bisa membantu mu juga. Karena bagaimanapun juga Kak Jaemin selalu membantuku saat susah dulu." Senyuman lembut Jisung umbar ke arah Jaemin, tatapan mata sendunya seperti ikut bersimpati atas keadaan Renjun sekarang.
"Tak perlu berpikir lebih banyak Jisung, segera istirahatkan dia. Aku akan mengurus sisanya." Jaemin bukanya tidak suka, hanya saja dirinya tak selemah itu hingga sampai ikut melibatkan Jisung dalam urusannya sendiri.
"Baiklah, sampai jumpa saat makan malam." Jisung lalu pergi menjauh ke arah Paviliun yang terletak di sayap Castle bagian kanan.
"Ya." Hanya ucapan pelan yang Jaemin lontarkan mengiringi kepergian Jisung.
Jaemin melangkah kembali ke arah kereta kuda dengan Winwin disisi kirinya. Yuta tengah mempersiapkan kamar yang akan digunakan Renjun nantinya, mengingat Renjun mungkin akan disini selamanya.
Tapi karena Renjun dan Jaemin yang belum resmi saling memberi tanda itu membuat Yuta sedikit tidak suka jika Jaemin harus sekamar dengan Matenya. Bukan apa-apa hanya saja Yuta tidak percaya jika Jaemin akan bersikap biasa saja nanti dengan Renjun.
Grekk...
Pintu kereta kuda itu dibuka oleh Winwin dengan pelan, mata merah Winwin menatap nyalang ke arah Jeno yang kini tengah memasang tatapan waspada miliknya.
"Tenanglah Alpha, aku hanya ingin memeriksanya sekilas sebelum aku memulai pengobatan untuknya. Dan ku rasa kau harus berbincang dengan Sang Raja sekarang." Winwin berujar dengan ciri khasnya yang dalam.
"Aku tidak percaya dengan ucapan mu. Dimana Jaemin sekarang?" Jeno memicing tak senang, melihat penampilan lelaki vampire di depannya yang kini memang patut dicurigai.
Memang vampire itu terlihat tenang dan penuh perhitungan, tapi justru itulah yang membuat Jeno semakin tak menyukainya. Vampire dan sisi licik mereka tidak akan pernah bisa bersahabat dengan insting memburu miliknya.
"Dia sedang di luar kereta, tenang saja aku adalah Tabib Istana. Kau tak perlu khawatir, ini hanya sebentar. Soal pemindahannya ke Castle, Raja sendiri yang akan memindahkannya Tuan Alpha. Jadi berhentilah bersikap arogan karena ini bukan wilayah mu, serigala." Winwin sedikit memberi penekanan pada ucapan terakhirnya karena melihat gelagat Jeno yang seperti seorang yang tak tau tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half of You - Norenmin
Fantasy[🔞18+] [Fantasy] [bxb!] [Bxb/homo/gay] [Fantasy ABO] Perdebatan antara hitam dan putih semakin memuncak.... Kabut permusuhan yang telah luntur perlahan membuka tabir yang selama ini tertutupi.... Apa yang telah di cari, kini muncul dan menyeret mer...