Prolog

7.6K 903 14
                                    

Malam begitu pekat membentang, bintang seakan tak sudi menampakan diri. Angin dingin yang berhembus memberi sengatan dingin menyengat, menyapu daratan sunyi senyap itu tanpa ampun. Hawa dingin menari-nari di atas permukaan tanah berlapis es beku.

Srekkk…

Srekkk…

Srekkk…

Suara langkah kaki terseok memenuhi gema di sepanjang daratan es malam itu. Pekatnya aroma anyir membuat beberapa makhluk buas bergerak mengikutinya.

Dia seakan tak memperdulikan itu semua. Suara lolongan serigala di ujung jalan yang telah di laluinya semakin memekakan gendang telinga miliknya. Kakinya yang pincang itu terpaksa harus berjalan menyusuri daratan es yang asing baginya, berharap hidupnya mungkin lebih baik berakhir saja.

Tubuhnya begitu lelah, tubuhnya sekarat meronta pada sang jiwa agar menyudahi rasa sakit ini…

Luka sobekan terbuka jelas disana-sini. Pelipisnya yang terus mengeluarkan cairan pekat kental itu tak di hiraukannya. Rasa ngilu di sekujur punggungnya hanya bisa membuatnya meringis sedikit.

Auuuu….

Auuuu….

Dia tersenyum miris kala lolongan serigala buas itu semakin mendekat ke arahnya. Hidupnya benar-benar mengenaskan, setelah perang yang membuatnya kehilangan segalanya kini dia juga akan mati di tangan binatang buas. Matanya mengedar gelisah, dia bahkan tak tau dimana dirinya berada sekarang. Hanya hawa dingin yang dirasakannya mulai menggerogoti setiap persendian tulangnya.

Matanya kian memicing manatap kedepan, saat siluet serigala berbulu abu-abu itu mendekat cukup cepat ke arah tubuhnya saat ini.

"Ahh…mungkin ini saat terakhirnya, toh tubuhnya pun sudah tak sanggup lagi bergerak lebih jauh…

Biarlah jika memang dirinya harus mati saat ini, menjadi hari terakhirnya merasakan sakit yang kian menyiksa ini…"

Fikirnya dalam hati.

Mungkin kepalanya tengah membuatnya bingung saat ini, dirinya serasa dipermainkan. Ketika matanya yang tak begitu awas menangkap serigala itu berubah menjadi sesosok lelaki tampan yang kini tengah berlari ke arahnya.

Brukkk…

Tubuhnya yang sudah tak seimbang itu jatuh begitu saja, dia begitu beruntung karena kini tubuhnya terhempas di tumpukan salju yang cukup tebal. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi pada tubuh sekaratnya.

Matanya begitu memberat, sayup-sayup di dengarnya suara lelaki itu mengeram rendah sembari menggapai tubuhnya yang terkulai di tanah.

Pipinya serasa ditepuk dengan pelan….

"Please..please don’t sleep…kumohon...My Mate."

Lelaki itu bersuara memohon sembari menatapnya iba.

Setetes air mata lelaki itu jatuh mengenai wajahnya, entah mengapa berada dipelukan lelaki asing itu begitu membuatnya merasa nyaman dan ingin tertidur menutup mata nya yang kini semakin berat saja.

Sebelum dia benar-benar menutup matanya sebuah suara husky memenuhi gendang telinganya.

"Finaly l found you…please stay with us..My Mate."

Kata mate kembali di dengarnya sayup-sayup.

Nafasnya menjadi sesak saat itu juga, nafas yang kian menjadi putus-putus. Aroma hutan hujan dan pinus begitu memenuhi relung paru-parunya. Di sisi lain aroma manis coklat juga coffe yang menenangkan berlomba-lomba memasuki indra penciumannya dengan susah payah.

Tubuhnya yang sekarat begitu membebaninya sekarang, matanya seakan enggan untuk tetap terjaga.

Hingga hanya gelap yang menyambutnya dengan tenang…..










Jangan lupa buat votementnya ya gaes, tapi gue gak maksa... Setidaknya hargai karya orang lain hehe — Ro

Half of You - NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang