Bab O8 ; Farewell

1.7K 230 10
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~




















Taeyong mulai bergegas memasukan beberapa perlengkapan untuk membuat Renjun nyaman di kediaman Raja Vampire itu. Taeyong menatap iba Mate adiknya, sungguh Jeno pasti akan tersiksa jika berjauhan dengan Matenya. Tapi mungkin ini jalan yang terbaik agar keadaan menjadi lebih tenang.

Tap...

Taeyong menoleh pelan, mendapati Jeno tengah menatapnya sendu. Taeyong tentu tau pasti vampire dan serigala tidak bisa berdiam dalam satu atap yang sama dalam waktu lama. Tapi mungkin Jeno harus berusaha untuk itu jika ingin menemui Matenya.

"Kak..." Ucapan lirih Jeno mengungkapkan lebih banyak daripda kata-kata dimata Taeyong.

"Ya, aku tau Jeno. Bagaimana lagi, mungkin pengobatan mereka lebih unggul Jeno. Ini semua juga demi kebaikan Renjun. Aku, tidak bisa melihatnya melemah terus-menerus."

Taeyong merapikan barang-barang itu dengan cepat, sembari menatap Jeno dengan seksama.

"Ya, mungkin ini jalan tengahnya. Aku hanya ingin yang terbaik untuknya."

"Aku akan keluar, mungkin Jaehyun membutuhkanku sekarang. Gunakan waktu mu dengan baik Jeno, dan mungkin percayalah pada Jaemin kali ini." Taeyong menepuk pelan pundak Jeno untuk menguatkan sebelum melangkah keluar, memberi ruang untuk adiknya itu.

Tap...

Tap...

Blam...

Jeno melirik sekilas Taeyong yang kini telah menghilang dibalik pintu tebal itu. Kakinya melangkah dengan pasti menuju ranjang Sang Pujaan hatinya yang saat ini terbaring dengan pucat. Di dudukannya tubuh lelahnya di samping Sang Kekasih, tangan Jeno mengusap pelan surai lembut milik Renjun dengan penuh cinta.

"Darl, ku harap kau segera sembuh dan pulih lagi. Meskipun kita harus berjauhan lagi, kau tau aku masih ingin egois untukmu... Tapi mungkin itu bukan pilihan yang bijak."

Jeno berucap dengan sendu, matanya menatap penuh iba ke arah Renjun yang kini masih setia terlelap lelah.

Mungkin mimpi Sang Mate lebih indah daripada dirinya?

Jeno sedikit iri dengan itu, Renjun lebih baik tersenyum lebar daripada tertidur dengan lama seperti ini. Jantung Jeno seakan diremat dengan kuat kala tak bisa berbuat apapun untuk Sang Mate. Dirinya terlihat menyedihkan sekarang, tangan kekarnya mengusap lembut dahi Sang Mate. Menyingkirkan rambut Renjun dengan hati-hati.

Cup...

Satu kecupan lembut mendarat di dahi Renjun, dengan penuh rasa gejolak di dada Jeno. Di usapnya lembut pipi Renjun yang kini terlihat lebih pucat mirip seperti vampire.

Sungguh tidak adil kala Matenya malah lebih mirip Sang saingan saat diposisi terendah milik Renjun. Tapi mungkin Jeno lebih berbangga diri saat senyuman manis Renjun sangat mirip dengannya.

"Cepatlah sadar Darl, aku merindukan senyuman manismu sekali lagi." Hanya suara rendah yang bisa Jeno lontarkan.

Tap...

"Aku tau kau sedari tadi di situ Jaemin, kau bisa tertawa sekarang melihatku yang menyedihkan ini." Celetuk Jeno tanpa mengalihkan tatapan matanya dari Renjun seinci pun.

"Hmm, sayangnya kali ini aku lebih memilih diam. Kita sama jika kau lupa, bukan hanya kau yang tampak menyedihkan Jeno. Tapi aku juga sama tak becusnya, jadi kita impas." Jaemin berujar dengan nada sedikit serak, menandakan dirinya juga tengah kalut sekarang.

Half of You - NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang