Chenle udah ngga tau lagi mau bicara apa, hampir seminggu terlewati tapi Yuqi masih belum cerita.
Kalo boleh jujur, Chenle sendiri udah tau apa masalah kakaknya sampe nangis kayak waktu itu.
Pasti Lucas.
Chenle yakin sejuta persen, satu-satunya orang yang bisa bikin kakaknya nangis cuma cowok itu.
"Ce, belum mau cerita?" akhirnya Chenle milih buat bicara duluan.
Agak ngga nyaman karna kakaknya tiba-tiba ngga banyak bicara.
Padahal kalo pagi, Yuqi pasti ribut sendiri. Bahkan Yuqi di juluki alarm untuk tetangga yang lain karena teriakannya bisa bikin bangun satu perumahan ini.
"Ngga ada yang perlu di ceritakan." kening Chenle langsung berkerut, makin heran sama Yuqi yang cara bicaranya jadi kaku.
"Hah.. Bang Lucas ya?"
Chenle bener, kakaknya langsung batuk-batuk karena tersedak. Buru-buru dia kasih air minum, kan ngga lucu kalo ada berita seorang adik laki-laki membunuh kakak perempuannya dengan cara membahas gebetan kakaknya.
"Apa sih, aneh tau ngga." Yuqi jadi kesal.
"Dih, gue tau ya. Pasti karna dia kan? Cuma bang Lucas satu-satunya orang yang bisa bikin mood kakak hancur." balas Chenle.
Yuqi diam, bingung mau jawab apa. Ngga bisa bohong lagi karena dia sendiri tau kalo adeknya ini peka banget.
"Beberapa waktu yang lalu, kakak pulang sambil nangis juga. Kata kak Yena patah hati karena habis di tipu cowok buaya, tapi sebenarnya bukan karena itu kan? Kakak kecewa sama diri sendiri, ngga bisa temuin pelampiasan kakak untuk lupain perasaan ke bang Lucas."
Waduh, Yuqi berharap di kehidupan selanjutnya dia dapat adek kayak Yeji yang ngga pernah peka sama keadaan sekitar.
Kalo modelnya kayak Chenle gini bikin merinding, ngga bisa bohong. Mau bohong satu kata aja langsung ketahuan.
"Gue ngga tau sejak kapan kakak suka sama bang Lucas, tapi cari pelampiasan bukan satu-satunya cara untuk ngelupain dia. Masih banyak cara, coba tanya bang Hendery. Kalo ngga salah dia sering banget dapat cinta bertepuk sebelah tangan." Chenle kasih saran.
"Hendery? Tau dari mana?"
"Dia yang cerita, pernah nembak kak Hyewon tapi malah di tolak, mau coba ke kak Yena malah gagal juga, katanya pernah suka ke kak Yeji tapi udah di larang duluan sama kak Yena, masih banyak lagi deh. Mungkin kalo bang Hendery masih belum dapat cewek, bisa jadi lo yang berikutnya." jelas Chenle.
Habis itu dia lihat ekspresi Yuqi yang berbinar, "Gue nyuruh minta saran, bukan jadiin bang Hendery pelampiasan lo yang selanjutnta."
Ngep. Yuqi langsung kicep, batal senyum. Sial, ketahuan lagi.
"Coba tanya aja dulu,"
***
Yuqi lihatin guru yang baru aja keluar dari kelas, ini kesempatan untuk bicara sama Hendery.
Cewek cantik tapi sayangnya goblok itu langsung lompat ke atas meja Hendery.
Satu kelas langsung teriak, untung Yeji kasih kode supaya mereka diam.
"Gue mau ngomong." kata Yuqi.
"Lo mau nembak gue? Sorry, gue udah ada--"
"Bukan, babi. Percaya diri amat, gila lo." ejek Yuqi.
"Ya terus apa cabe?"
"Gue bukan cabe."
"Gue juga bukan babi."
"Heh, kalo mau ngomong cepetan, habis ini pelajaran pak Yuta. Bisa gawat kalo dia lihat situasi begini." Yena tumbenan kasih ceramah.
Bukannya gimana-gimana ya, itu Yuqi santai banget berdiri di atas meja Hendery, untuk aja dia udah pake celana olahraga yang di pinjam dari anak kelas sepuluh.
Kalo ngga pasti udah kelihatan, anu.. itu.. itu deh pokoknya.
"Gue minta saran, cara ngelupain cowok selain cari pelampiasan."
"Heee, ceritanya mau ngelupain si Lucas nih." kata Jihoon, langsung deh di gaplok sama Yena.
"Diem, bego."
"Hmm.. selamat, lo bertanya pada orang yang tepat." Hendery ngulurin tangannya, bermaksud salaman. Tapi malah di tendang sama Yuqi.
"Ngga usah basa-basi."
"Oke, tapi lo turun dulu. Nanti ada guru atau anak kelas lain yang lihat bisa gawat kita."
Pelan-pelan Yuqi turun dari atas meja di bantu Yeji Yena.
"Halah, alay. Padahal tinggal lompat aja turunnya,"
"Gue bilang diem, sialan!" Jihoon langsung manyun karena udah dua kali di marahin sama Yena.
"Gue sendiri punya banyak pengalaman soal cinta bertepuk sebelah tangan, tapi yang paling parah waktu sama Hyewon."
Yang namanya di sebut langsung ngelirik, Hendery main mata untung langsung di tampol Yohan.
"Jangan ganggu cewek gue."
"Cih, pacaran aja belum." Yeji dengan kesinisannya.
"Ayo, lanjut cepat." Yuqi sama sekali ngga ngalihin pandangan ke arah lain, fokus ke Hendery.
"Langkah pertama yang gue lakuin emang cari pelampiasan, tapi rasanya beda.. ngga enak aja gitu. Langkah kedua adalah.." Hendery berubah jadi sok misterius.
"Adalah.." satu kelas dengan bodohnya malah ikutan juga.
"Adalah..." Hendery bertingkah.
"Ada--"
"Pak Yuta datang!!" Changbin teriak kencang, kelas triple Y langsung heboh balik ke tempat masing-masing.
Beda sama Yuqi yang lagi usaha buat hajar Hendery, "Bangsat! Harusnya langsung bicata tadi, gue ngga mau nunda lagi!!!"
"Yuqi, udah woy!!" Yena sama Yeji sibuk nahan Yuqi, Jihoon Yohan malah ketawa, beda sama seisi kelas yang udah panik karena Yuta berdiri di depan pintu kelas.
"Hendery. Jihoon. Yohan. Yuqi. Yeji. Dan.. Choi Yena, kan?"
Enam anak yang namanya di sebut langsung diam di tempat, badannya gemeteran. Satu kelas yang lihat jadi ikutan juga.
Apalagi Yena, namanya di sebut selengkap itu jadi berasa di spesialkan.
Iya di spesialkan untuk di lempar dari atas atap sekolah.
"Tiga siswa yang suka tebar pesona dan tiga siswi yang suka cari masalah. Cocok sekali, kalian bertiga ikut dengan saya."
udahlah, Yena mau tenggelam aja. Padahal tadi dia cuma pengen Yuqi berhenti malah jadi ikut kena masalah juga.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Y
Humorft. yena yuqi yeji Yena yang pecicilan, Yuqi tukang rusuh, dan Yeji yang suka jaga image.