"Lo dekat ya sama pak Yuta?"
Di perjalanan menuju sekolah, Yuqi tiba-tiba nanya ke Yena.
"Ngaco lo!" balas Yena.
"Hmmm, gitu.." Yuqi ngangguk ngerti.
Dia kepikiran aja sama kejadian seminggu yang lalu.
"Kangen berangkat bareng sama Yeji." Yena tiba-tiba ngomong, padahal Yuqi lagi sibuk mikir untuk melanjutkan pertanyaan.
Karena dia K E P O.
"Kan dia punya pacar, kita jomblo." sahut Yuqi realistis.
"Kalo nanti lo punya pacar gue berangkat sendiri dong?" kata Yena.
"Lah, sama kan.. Kalo lo punya gue juga bakal sendiri." balas Yuqi.
"Taruhan yok." tiba-tiba si bebek jadi tertantang.
"Kalo gue yang pacaran duluan, lo harus traktir gue sama Yeji makan sehari penuh." lanjut anak itu.
"Ngga mau!" Yuqi langsung nolak, dia takut aja gitu gara-gara lihat kejadian kemarin.
Lagian kemungkinan Yena pacaran sekarang 0,00009 persen sedangkan dirinya 0 persen.
"Ngga seru, pengecut." ejek Yena, sengaja.
"Sembarangan, gue malas aja." bohong Yuqi.
"Penakut." Yena ngga nyerah.
"Lo kayaknya yakin banget mau menang, ya udah gue mau! Puas lo?!" teriak Yuqi kesal, akhirnya setuju.
"Nah gitu dong, hahahaha!!"
Yena ketawa lepas.
Jujur aja dia cuma bercanda, dia sendiri yakin masa SMA mereka pasti di penuhi dengan kejombloan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Makanya dia iseng ajak Yuqi buat taruhan karena yakin ngga mungkin ada yang menang di antara mereka.
Iya, gitu doang. Ngga lebih.
Sesampainya di sekolah, mereka udah di sambut Bu Wendy yang jadwal piket untuk periksa anak-anak yang simbolnya ngga lengkap.
Sekalian jaga karena bentar lagi bel masuk bunyi.
"Yena!" sapa Bu Wendy.
Yena yang hampir lewat langsung rem mendadak, Yuqi auto maju dan Yena kejepit.
"Bu, kaget saya! Ada apa nih? Tumben nyapa, mau kasih undangan sama pak--"
"Hust, jangan ngarang!" muka Bu Wendy kesal.
"Ya terus?"
"Suara kamu lumayan bagus ternyata, pak Yuta aja muji kamu panjang kali lebar, ngga berhenti sampe tengah malam. " Bu Wendy kelihatan semangat banget ceritanya.
"Iya Bu?! Berarti bener dong, saya ini punya bakat alami dari lahir. Memang bener-bener anak jenius dan cerdas." Yena ikutan semangat.
"Anu.. Ngga segitunya juga pujiannya." Wendy garuk-garuk kepala karena dengar kepercayaan diri Yena yang udah kelewat batas.
"Ya udah deh Bu, anak berbakat duluan ke kelas ya Bu. Nanti telat bisa-bisa di santet Bu Seulgi saya." Yena permisi, motornya langsung di gas.
Takut kena semprot, secara Bu Seulgi itu bestie nya Bu Wendy juga.
Tapi bocah itu sampai akhir ngga sadar, sama kata-kata yang keluar dari Bu Wendy.
Dia malah senang karena suaranya di puji bagus tanpa peduli siapa yang memuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Y
Humorft. yena yuqi yeji Yena yang pecicilan, Yuqi tukang rusuh, dan Yeji yang suka jaga image.