19. Resmi.

438 100 7
                                    

Biasanya setiap pagi selama Yeji nginap di rumah Jeno, mereka pasti berangkat bareng ke sekolah.

Yena Yuqi pengertian kok.

Tapi hari ini, Bunda bilang Jeno udah pergi dari jam enam pagi.

Jam enam pagi di sekolah ngapain woi!

Ini mah udah jelas, Jeno lagi menghindar dari dia. Yeji jadi merasa serba salah sekarang, padahal rencananya dia mau kasih jawaban pagi ini.

Baru aja Yeji mau minta di jemput Yena, orang nya udah datang duluan.

"Ayo, cepat! Yuqi udah nunggu!" teriak Yena dari depan pagar.

Yeji masih bingung, kenapa Yena ada di sana padahal belum di panggil.

"Jangan kayak orang bego muka lo, Jeno yang suruh gue datang." Yena kesal karena Yeji masih diam.

"Oh, oke."

Selama di jalan mereka cuma diam, ini udah pasti.

Yeji yakin banget, dua temannya berencana mau kasih ceramah setelah Yuqi datang.

"Hai, kang ghosting!"

Kan benar, baru keluar Yuqi langsung nyapa Yeji pakai panggilan kayak gitu. Rasanya anjing banget.

Yuqi naik dengan santainya, nyelip di antara Yeji Yena karena dia paling kecil.

"Enak ya, di tembak sama cowok baik gitu. Tapi malah di gantung, kasihan orangnya.. Kalo ngga mau, bisa kali di sumbangin ke gue." kata Yena, nadanya tuh sangat menyebalkan.

"Gue jadi iri, coba aja ada yang nembak gue.. Si Lucas langsung di lupakan!" Yuqi ikutan, nadanya semangat banget.

"Kalian bebas ngomong gitu, coba kalo jadi gue--"

"Emang bener, usia tidak menipu. Kelihatan dewasa, dalamnya masih bocah." Yeji ngga jadi ngomong karena Yena.

"Dengerin--"

"Mau gimana lagi, Yen? Kita sebagai kakaknya harus bisa membimbing dia." kali ini Yuqi.

"He--"

"Bener, kali ini kita yang bantu."

"GUE MAU NGOMONG ANJING!!"

Suasana di lampu merah yang tadinya berisik langsung hening akibat teriakan Yeji barusan.

Yena buru-buru pake helm, Yuqi langsung pake masker sekalian sembunyi di belakang Yena.

Orang-orang lagi lihatin mereka, malu banget sial. Mana ada beberapa yang pake seragam sama kayak mereka.

"Ngga usah teriak dong!"

"Salah sendiri."

Akhirnya selama di jalan mereka malah saling tuduh siapa yang salah, Yeji jadi lupa buat cerita.

***

Waktu bel istirahat bunyi, ngga pake bacot lagi.. Yeji langsung lari keluar dari kelas.

Teriakan Yena Yuqi di abaikan, karena sekarang ketemu Jeno jauh lebih penting dari apapun.

Takutnya itu anak menghindar lagi kayak tadi pagi, jadi sekarang Yeji harus cepat-cepat cari ke kelasnya.

"Permisi!" Yeji masuk ke dalam kelas 10-3, kelas Jeno.

"Cari Jeno?" Yeji yang tadinya berusaha cari Jeno langsung noleh ke arah Renjun.

"Iya."

"Barusan ke kantin sama Haechan--"

"Makasih!"

Triple Y Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang