Pagi buta terdengar suara tangisan bayi yang menggelegar, membuat para penghuni rumah kelabakan namun hanya ada satu wanita yang masih bergelung di kasur empuknya,
Dia bahkan tidak mendengar tangisan bayi itu, tubuhnya sangat terasa tidak enak hari ini, perlahan dia bangun dan menuju closet, dia memuntahkan seluruh ini perutnya yang hanya berisi cairan,
Kepalanya berat, “gue pengen kue mochi,” lirihnya, lengan lembut memeluknya dari belakang, mengelus perutnya “cepet besar anak ayah, jangan repotin bunda,” ucapnya lembut,
Wanita itu tersenyum lalu memeluk erat sang suami, “Arga, Dira mau kue mochi,” lirih Dira, Arga tersenyum manis pada istrinya itu, dia mengambil kue mochi dari dapur lalu menyodorkan pada Dira,
“kok udah ada?” tanya Dira, “Keyna sama Keynan juga makan kue mochi pas dalam perut,” jawab Arga, Dira tersenyum lalu memakan kue itu dalam waktu singkat,
“kenyang,” ucap Dira, Arga mengusap coklat dibibir Dira lalu menjilat jarinya membuat Dira malu, Arga mencium lembut bibir Dira setelahnya, “masih mual?” tanya Arga, Dira menggeleng pelan,
“mau susu ibu hamil?” tanya Arga, Dira menggeleng takut, “kalo dari bibir aku mau?” tanya Arga menggoda, pipi Dira memerah lalu memukul dada Arga,
Arga meminum setengguk susu ibu hamil rasa coklat itu lalu meminumkan ke Dira tepat bekas minumnya, dengan cepat Dira meminum susu itu,
Saat Dira berencana memuntahkan susu itu Arga sudah mengecup lembut bibir Dira, susu itu habis tertelan Dira, Arga mengecap bibir Dira lembut,
“selalu harus gini?” tanya Arga, pipi Dira memerah “kalo gak mau gak masalah,” cicit Dira, “mau lah, kalo cuma ciuman kurang,” ujar Arga, Dira menunduk,
“maaf ya, karena kandungan aku gak sekuat pas mereka, kita gak bisa main deh,” lirih Dira, Arga tertawa terbahak-bahak, “aku udah tepatin janji aku Dira, bikin perut kamu buncit tiap hari, maksudnya waktu hamil,” Arga terkekeh,
“jadi gak perlu apapun lagi, aku cuma butuh kamu, Keyna sama Keynan dan calon Keynan untuk suport aku, dan sama aku selamanya,” ujar Arga lembut,
“aku udah janji sama diri aku sendiri Dira, Faizal gak akan menyakiti Nadira, akan selalu sayang Nadira, Faizal sayang Nadira tulus, Faizal janji buat jaga Nadira,” ucap Arga sendu,
Dira memeluk erat Arga “i love you,” ucap Dira bergetar, dia langsung menghapus air matanya dan melepas pelukan mereka, “waktunya mereka minum susu,” Dira berjalan keluar dengan agak sempoyongan,
Arga menggendong Dira lalu mendudukan dimeja makan, dia dengan sabar memberikan makanan untuk Dira, dia menyuapi Dira,
Setelah makan Dira menyusui kedua anaknya, dia selalu tidak merubah, Keyna kiri dan Keynan kanan, menurutnya itu akan membuktikan nanti bagian mana yang akan membuat anaknya nakal.
Setelah dua Key menyusu Dira beranjak menindurkan mereka, Dira berjalan menuju Arga, dia melihat Arga sedang berkutat dengan laptop dan banyak berkas karena tuntutan dari Gelki,
“gausah dikerjain,” ujar Dira, “nanti opah marah,” jawab Arga, “lakukan apa yang kamu suka aja,” ujar Dira, Arga terdiam, “kamu siap aku tinggal buat berlayar?” tanya Arga setelah menghela banyak nafas,
“enggak,” lirih Dira, Arga menghembuskan nafas kasar “aku mau keluar, bentar,” Arga berjalan keluar dengan kunci mobil, “Arga mau kemana?” tanya Dira dalam hati.
Dira duduk di meja makan untuk makan siang, Arga belum terlihat pulang, notifikasi di hp Dira membuat dia membuka pesan itu, dia begitu terkejut setengah mati dengan pesan itu,
‘dia milikku, buktinya dia sekarang bersamaku, bukan kamu, kamu mengenali suamimu bukan? Kuberitahu, dia sedang terlelap kelelahan karena permainan panas kami, tinggalkan dia, dia milikku,’
Mata Dira sampai membelalak “owh,” senyum sinis tercetak dibibir Dira, “kita lihat Aira,” lirih Dira, “Aira?” tanya seseorang baru datang, Dira memeluknya erat “nek Bella,” teriak Dira,
Bella tersenyum, “kenapa nih anak kelima Kiara Mahesa kesini?” tanya Dira, “gue dengar lo ada masalah?” tanya Bella, “nenek tau aja,” jawab Dira pelan,
Dia membuka ponselnya lalu menunjukan foto itu, “eksekusi kapan?” tanya Bella, “rencana nanti malam, bakar aja atau pasung?” tanya Dira polos,
“lo yakin yang diomongin Aira bener?” tanya Bella, Dira tersenyum smirk lalu mengangguk, “lo tau kan gue lagi hamil,” ujar Dira, “yaudah ya gue mau telfon Arga,” ujar Dira lalu menjauh dan menelfon Arga,
“belum pulang?” tanya Dira, “aku lagi jalan pulang,” jawab Arga serak, “aku tunggu,” jawab Dira lembut.
Arga masuk dan membuka pintu kamarnya dan Dira, Dira sedang bermain game diponselnya, “sayang?” Arga menindih tubuh Dira lalu terlelap, Dira tersenyum lalu membalik badan mengusap rambut Arga,
“udah tidur?” tanya Dira, “belum,” lirih Arga, “enak gak main sama Aira tadi?” tanya Dira, “kesel, dia gak bisa ngenain pas bola, jadi garing,” jawab Arga, “tadi aku peluk Aira pas ngajarin,” jujur Arga,
Dira memicing kearah Arga, “kangen peluk cewek dari belakang,” Arga terkekeh, “owh,” Dira membenamkan wajah Arga di dadanya lalu mengusap rambut Arga, “pengen eskrim coklat,” ucap Dira sambil mengecup dan menghirupi rambut Arga,
“coklat?” tanya Arga, “pengen peluk kamu,” lirih Dira, “kamu tadi main sama Aira berapa ronde?” tanya Dira, “paling dua,” jawab Arga acuh, “nikmat gak?” tanya Dira,
Arga terlonjak dengan pertanyaan Dira, dia duduk menatap Dira lekat “sumpah aku gak gitu,” ucap Arga dengan peace dan panik, “aku gak sentuh dia Dira, aku gak main sama dia, beneran,” Arga membentuk peace,
“kalo beneran ayo,” ajak Dira, “kemana?” tanya Arga, “is eskrim coklat Arga!” kesal Dira, “kamu lagi hamil Dira,” jawab Arga, “bilang aja kamu lemes habis main sama Aira,” sindir Dira,
“oke,” Arga mendekat ketubuh Dira, “tapi aku pelan², jangan ngambek,” protes Arga, “cepet,” titah Dira, “yaudah lah serah kamu.” Arga menindih tubuh Dira lalu tersenyum, “jangan ngambek,” Arga mengecup lama kening Dira.
Thanks for reading❤❤ tetap stay in Seyaru ya!! Pokoknya tetep sama Seyaru, like komen and share dan follow!! Lope you!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga yang Rumit
Novela JuvenilSama halnya dengan segitiga yang memiliki tiga sudut, kita juga memiliki tiga sudut yang berakhir rumit, ~ArVinRa GaReLy~