Chapter 3/10

3.7K 535 44
                                    

Chap ini sedikiiit lebih panjang
٩꒰。•‿•。꒱۶. Aku ada niat dobel update kalau view dan vote nya naik, hehe. Ajak teman kalian yang suka Lipai baca, yakk!!

。^‿^。

[Tinggalkan vote sebelum membaca untuk semangat menulis saya dan kelanjutan ceritanya ^^]
°
Happy Reading ^3^
°

Ternyata usulan mereka...

"Nee, Levi," Panggilan Hanji membuat Levi melirikan matanya bosan. Mereka, Erwin, Mike, Hanji dan Levi tengah berada di ruangan OSIS dengan setumpuk undangan di depan mereka.

Merasa ter notice, Hanji bersuara lagi. "Jika dihitung-hitung, bukankah sudah hampir satu bulan sejak kau dan (name)-chan manisku berpacaran. Lalu kapan kencan pertama kalian?? Aku dan Moblit saja yang baru satu minggu sudah kencan lima kali~"

Ucapan Hanji membuahi tatapan sinis Levi. Pada dasarnya selain tampang, otak cerdas dan juga kekuatan, Levi tak mempunyai pikiran-pikiran romantisme semacamnya.

Aaa... bukan-bukan! Maksudku, Levi tak pernah menyadari hal romantis yang pernah ia lakukan, dan menurutnya hal-hal kecil itu sudah cukup. Toh, kau juga tak merengek minta ini itu.

"Hanji benar, meskipun (Name) tidak meminta, harusnya kau paham,dia pasti iri dengan pasangan pada umumnya dan sedikit sakit hati padamu."

Perempatan siku-siku muncul di dahi Levi, entah sejak kapan jika menyangkut percintaannya Erwin menjadi sangat kompor seperti ini.

"Meskipun punya banyak kekasih, aku selalu mengatur waktu kencan barang seminggu sekali. Setidaknya itu bisa membuat mereka yakin aku serius dalam hubungan ini." Mike dengan tidak tahu malunya memberikan saran sesat.

"Hadeuuhh... kasian sekali (name)-chan ku yang manisss~" dengan nada dibuat-buat nelangsa Hanji melirik-lirik pada Levi.

"Ya, kasian. Mungkin dia akan bahagia kalau kujadikan pacarku yang kelima." Mike berpose mengelus dagu.

GREK!

"Tutup mulut bau kalian." Dan pemuda bersurai undercut itu langsung pergi keluar ruangan sambil membanting pintu.

"pfft----"

Tawa ketiganya pun pecah. Menjahili Levi ternyata sangat menyenangkan seperti kata Hanji.

"Kalian lihat! Tampang nya saja sangar, urusan begituan dia polos sekali!"

---------

(Name) bersiap keluar kelas untuk ke pulang, sebelum Rene, Nifa dan Petra memanggilnya mengajaknya keluar sekolah bersama.

"Astagaaa! Entah kenapa perasaan berdebar ini membuat ku ingin mengamuk!" Petra dengan bersungut menghentakkan kakinya di tiap jalan.

"Itu artinya kau normal! Lagipula ini kencan pertama mu, bukan?" Rene menjitak kepala Petra pelan.

"Ken-.. can?" (Name) sedikit memiringkan kepalanya.

"Ya. Dua hari lalu Oluo mengajaknya berpacaran, dan dia menerima. Nanti sore adalah kencan pertama mereka." Nifa menjelaskan.

(Name) diam-diam berpikir, dirinya dan Levi yang sudah hampir sebulan tapi tidak pernah melakukan yang namanya kencan.

"Kau sendiri, sudah berapa kali kencan dengan Levi-senpai?" Petra beralih pada (name).

"Eh! Itu.." Tepat saat (name) akan menjawab, Levi muncul di depan mereka dari arah berlawanan.

"Ikut aku." Levi menggenggam dan menarik pelan tangan (name).

"A-Aku duluan teman-teman!"

--------

"Pakailah." Menyodorkan jaket hitamnya pada (name).

"Aku sudah memakai jaket, levi-kun." Gadis itu merentangkan kedua tangannya. Memamerkan jaket hijau kebesaran yang ia kenakan.








'IMUUT!!!'

Inner Levi berteriak.

Levi segera mengikatkan tanganan jaket pada pinggang mungil (name). Sedikit menunduk agar pacarnya tak melihat rona merah di sekitaran pipi.

(Name) bersemu, hal kecil yang Levi perbuat padanya tak pernah tak membuatnya berdebar. Namun kali ini dibarengi pemikiran bingung.

"Tunggu disini sebentar, brat," Ujarnya seraya mengusap lembut puncak kepala (Name). Gadis itu mengangguk kecil.

Levi berjalan menuju parkiran dan mengambil salah satu sepeda.
"Naiklah." Titahnya.

Masih dengan tanya-tanya di pikirannya, gadis manis itu menurut. Beruntung sepeda itu memiliki boncengan, (Name) tidak bisa membayangkan kalau itu sepeda laki-laki yang tanpa boncengan.

--------

"Pfft---.." (Name) nyaris menyembur tawa. Wajah kesal Levi, sekarang terlihat imut di matanya.
Efek bucin memang sebegitu hebatnya.

"Jadi Levi-kun tadi berniat mengajakku berkencan setelah di panas-panasi oleh para senpai?" Gadis itu berusaha menahan tawanya yang berontak ingin keluar.

Tak menjawab, Levi mengalihkan pandangannya dan menyeruput teh. "Berhenti memandang ku seperti itu, brat, dan aku tahu kau ingin tertawa." Wajahnya bertambah kesal.

Pasalnya, niat yang Levi rencanakan dengan mendadak harus sirna saat hujan deras turun ditengah perjalanan mereka ke pasar makanan. Levi berniat memberikan kejutan kecil dengan kencan bersama.

Dan disini lah mereka sekarang,di balkon rumah Levi. Menonton film 'dua bocah bucin yang menyebabkan satu kota banjir', dengan di temani secangkir teh hitam untuk Levi dan coklat panas untukmu, serta beberapa makanan ringan.

Bajumu yang basah memaksamu mengenakan kemeja kebesaran milik Levi. Dan itu cukup imut.

"Ehehehe.." kau yang sudah tak kuat menahan tawa pun menyuarakan kekehan.

Levi menatapmu penuh tanya dengan sedikit semburat merah di pipinya. (Name) yang tertawa sangat manis menurutnya.

"Seharusnya, Levi-kun memberitahu saja, mungkin aku bisa bersiap-siap membawa payung." (Name) berujar lembut, walaupun dia tahu benar, pacarnya bukanlah pembicara yang baik.

Levi kini menatap gadisnya heran.
"Kau tidak merasa marah, kesal, atau kecewa?"

(Name) mengerut kening, lalu menggeleng.
"Kenapa harus kesal?"

"Aku tidak mengajakmu kencan seperti pasangan lain."

"Bukan hal besar, Levi-kun. Afeksi yang Levi-kun berikan untukku cukup menunjukkan keseriusan itu." (Name) tersenyum tulus.

Levi benar-benar terbuai oleh gadis dihadapanya ini. Tangannya seakan bergerak sendiri, mengelus pipi (Name), lalu menitipkan beberapa anak rambut ke belakang telinga.

"Lain kali, kita pasti berkencan dengan benar."

---------

Di sekolah, beberapa waktu lalu.

"Moblit, tolong jemput aku ke sekolah!!"

"He? Tapi aku sudah di kafe, sayang. Kenapa tidak langsung kemari, terjadi sesuatu dengan sepedamu?"

"Cepatlah!!"

"Baik-baik, tunggu, ya!"

Tuut---

Hanji membuang nafas kasar.

"Cebol sialan!" Gumamnya mengeratkan genggaman pada hapenya.

Levi cebol

Sankyu sepedanya. Aku kencan.

Dan Hanji pun kehujanan bersama dengan datangnya Moblit.

.... yah, cukup membantu untuk kali ini.

---------

1 vote =1 dukungan lanjut(๑>ᴗ<๑)
Bey beyyy👋👋

SHY GIRLFRIEND [LEVI ACKERMAN] -COMPLETE -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang