8

12 1 0
                                    

Sebelumnya aku minta maaf ya buat para reader's yang merasa cerita ini kurang bagus/ngena di hati kalian, soalnya ini cerita pertama aku, jadi masih belajar,hehe,
Happy reading 🎉

~~~~~~~~~~~~~•••••~~~~~~~~~~~~~~

Lila langsung beranjak dari aula dan berjalan dengan cepat ke toilet dengan mata yang masih fokus pada handphone yang ada di tangannya, saat hampir sampai, ia tak sengaja menabrak seseorang yang membuat handphone yang berada di tangannya terjatuh,

"Auhhhh maaf-maaf aku tak melihat jalan"

"Suara itu" batin Lila,

Lila pun sontak langsung melihat seseorang yang menabraknya, matanya langsung menatap ke mata tajam itu, "aku berjanji tak akan meninggalkanmu" "kekasihku cantik sekali" "awas akan ku tangkap kau"

Lila langsung memegang kepalanya yang tiba-tiba berdenyut sakit, suara-suara yang tiba-tiba muncul di kepalanya membuat ia sakit kepala,

"K-kenapa suara mu sangat mirip.."

"Mirip?" Seseorang itu melambaikan tangannya di depan gadis itu, untuk mengembalikan kesadaran gadis itu,

Lila yang tersadar langsung mengerjapkan matanya dan masih memegang kepalanya,

"Apa kau sakit?"

"O-ouhh tidak kak, aku baik-baik saja, kalau begtu saya permisi kak" ucap Lila mengakhiri percakapan itu,

"Tunggu!" Tangan seseorang itu menahan tangan Lila yang akan pergi,

"Iya, ada apa kak" ucap Lila

"Suara ku, mirip siapa?"

Lila yang mendengar pertanyaan itu menjawab dengan gelagapan,

"T-tidak kak tidak mirip siapapun, saya permisi kak" Lila melepas genggaman itu lalu memasuki toilet,

"Huffffff kenapa suaranya tadi sangat tidak asing, aku seperti pernah mendengarnya, tapi dimana?" Monolog Lila dengan dirinya sendiri,

"Suaranya saat meminta maaf sangat berbeda dengan suara yang biasa kak arthit keluarkan, saat ia meminta maaf suaranya terdengar sedikit lembut mungkin"

Iyah, seseorang yang menabrak Lila tadi adalah arthit sang kakak senior yang ingin ia hindari berkat janjinya dengan kakaknya Tawan,

Lila tidak mau mengambil resiko dengan melanggar janji atau tidak menuruti permintaan kakanya itu, karena ia percaya kakaknya itu meskipun sangat menyebalkan, ini pasti demi kebaikannya,

Lila pun dengan segera menyelesaikan kegiatannya di toilet dan segera menuju aula tempat para mahasiswa baru di kumpulkan,

Setelah sampai di aula, Lila langsung mendudukan dirinya di antara gun dan Mike,

"Benar katamu ila, wajah kak arthit terlihat sedikit lebam,mungkin bekas pukulan kakamu" bisik Mike

"Kau kira aku bohong Mike?" Jawab Lila sewot

"Bukan bgtu, aku hanya berpikir sekeras apa kakakmu memukul wajah tampan itu hehehe"

"Jika kau begtu penasaran, tenang saja, aku akan meminta kakak ku untuk meninju wajah mu nanti" jawab Lila dengan seringai nya,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A CUP OFF COFFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang