Selamat membaca!^^
**___________________________**
"Nyamuk akan bersarang di dalam mulutmu kalau kau menguap selebar itu."
Kayano segera menoleh ketika mendengar suara Arata. "Biarkan saja, aku akan memelihara mereka dengan sangat baik di dalam mulutku."
Keduanya lantas tertawa kecil. Arata berjalan menghampirinya dan duduk di sebelah Kayano. Saat ini mereka sedang duduk di pinggir koridor terbuka paviliun yang di bagian bawahnya merupakan kolam ikan koi dan menikmati pemandangan di depannya.
"Kau tidur berapa jam semalam? " tanya Arata.
"Em ... mungkin hanya sekitar tiga jam? Aku terlalu asik mengobrol dengan Ayane ketika mempersiapkan kebutuhan pernikahannya yang sudah semakin dekat."
Arata membuat lingkaran di kedua matanya dengan menyatukan ibu jari dan telunjuk. "Kalau seperti itu terus, lama-lama matamu akan terlihat seperti mata panda."
"Hahah, jadi panda pun aku tetap cantik." jawab Kayano sambil tergelak ketika menyadari ucapannya sedikit menggelikan. Dia memang orang yang percaya diri, hanya saja ketika mengatakan itu secara langsung di depan Arata, dia merasa malu.
"Benar."
Seketika tawanya terhenti. Ia menatap Arata dengan tatapan heran. "Apa aku salah dengar?" tanya gadis itu sambil menunjuk diri sendiri.
"Tidak," Arata menggeleng lalu tersenyum. "Kau memang cantik."
"A ... hahahaha! I-iya, kan?"
Gadis itu menutup mulutnya dengan lengan baju yang lebar sambil berusaha untuk membuat suara tawanya tak terdengar dibuat-buat. Walaupun pujian seperti itu sudah biasa ia terima dalam sehari-hari, namun entah kenapa ketika mendengarnya dari Arata, ia justru menjadi salah tingkah.
Arata tidak menjawab, dia hanya menatap Kayano sambil memamerkan senyum manisnya pada gadis itu. Kayano tidak berani membalas tatapannya karena merasa malu. Pada akhirnya, ia berpura-pura tidak menyadari tatapan itu dan mengayun-ayunkan kakinya yang menggantung di atas kolam.
"Ah~, aku mengantuk." ucapnya sambil memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Kelopak matanya memang sudah terasa berat sejak ia duduk di pinggir koridor untuk mencari udara segar.
"Kalau begitu, tidurlah. Ah, atau aku perlu memercikkan air segar ke wajahmu supaya kau tidak mengantuk lagi?"
"Iya, tolong lakukan itu."
Arata menggeleng sambil tertawa kecil. "Tidak, kau lebih butuh tidur." ucapnya sambil menarik kepala gadis itu dengan perlahan sampai bersandar di bahunya.
Kayano tidak bisa berkata apa-apa ketika Arata melakukan itu. Satu-satunya hal yang ia lakukan adalah menjerit dalam hati dengan mata yang terbelalak. Arata meminjamkan pundaknya supaya ia bisa tidur, namun rasa kantuknya justru menghilang begitu saja karena dadanya sibuk berdegup tak karuan.
"Apa terasa nyaman? Kalau tidak, aku akan mengganti posisi."
"Tidak perlu," jawab Kayano pelan.
Duh, kenapa dia manis sekali? Batin Kayano. Ia tak berani menggerakkan kepalanya sedikitpun di pundak Arata. Perbedaan tinggi mereka yang pas membuatnya merasa nyaman bersandar pada lelaki itu.
Kayano memejamkan mata dan menikmati debaran yang anehnya terasa menyenangkan.
Ah ... sepertinya aku jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wozry : The Hidden Tale From The North
FantasySuatu hari di musim panas, Arami dan teman-temannya pergi berlibur ke pantai seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Namun, hal yang tak diduga-duga terjadi. Mereka bertemu dengan seorang gadis yang mengaku berasal dari masa lalu dan memint...