Ch.32|Two Meaningful Words|

36 6 0
                                    

Selamat membaca!^^

**_____________________________**

"Uwah!!"

"Ramai sekali, ya."

Aku menatap ke arah lautan manusia yang sedang menikmati festival kembang api malam ini. Padahal pertunjukan kembang api baru akan dimulai pada pukul delapan, tetapi tempat festival sudah sangat penuh.

"Mau bagaimana lagi? Tempat ini, kan, memang tempat berlibur. Tentu saja orang yang datang pun akan sangat banyak." sahut Chris dari belakang.

Tujuan utama kami saat ini adalah mencari tempat untuk menggelar karpet dan membeli makanan untuk disantap selama menonton pertunjukan kembang api. Kami berjalan bersama memasuki tempat festival sambil melihat-lihat stan makanan yang berjajar di sepanjang jalan.

Lokasi festival ini berada di suatu lapangan luas di dekat pantai. Pantai di dekat lokasi festival mulai dipenuhi oleh pengunjung supaya mendapat pemandangan terbaik ketika menonton kembang api nanti, oleh karena itu kami mulai bergegas.

Semakin mendekati pantai, kerumunan orang semakin padat. Aku bahkan harus menyelip diantara grup orang lain supaya dapat menyusul teman-temanku yang sudah beberapa langkah di depan. Ah, kenapa mereka bisa menembus lautan orang secepat itu?

Arata belum terlalu jauh dariku, aku segera mengulurkan tangan untuk meraih lengannya.

"Ara——"

Duk!

"Ah, maaf! Kau baik-baik saja?"

Seseorang tidak sengaja mendorongku dan aku hampir kehilangan keseimbangan karenanya.

Aku mengangguk berkali-kali sebagai respon, tidak berniat untuk menjawab ucapannya karena aku harus segera menyusul Arata. Ketika aku kembali melihat ke depan, sosoknya sudah hilang tertutup oleh pengunjung lain.

Uh, gawat. Aku harus segera menghubungi yang lain.

Ketika hendak mencari ponsel, aku baru tersadar bahwa tas kecil milikku menghilang.

"Ah, apa terjatuh, ya?" gumamku sambil melihat ke bawah, berusaha mencari tas berisi ponsel dan dompet diantara puluhan kaki yang saat ini sedang berjalan di sekitarku. Mungkin tas itu sudah terseret kesana-kemari karena tertendang oleh orang-orang ketika sedang berjalan.

Sesekali aku terdorong oleh pengunjung lain. Rasanya mustahil untuk menemukan tas itu dalam situasi ini. Dengan susah payah, aku berjalan keluar dari arus pejalan dan menemukan sebuah tempat kosong di samping stan takoyaki.

Aku menghirup napas lega karena bisa bebas dari kerumunan itu. Kini aku dapat berpikir dengan jernih setelah mendapat sedikit ruang. Hanya saja, sekarang aku jadi tersadar bahwa aku sedang benar-benar sial saat ini.

"Duh, kenapa aku ceroboh sekali?" gerutuku sambil berjongkok dan menenggelamkan kepala diantara lipatan tangan. Andaikan aku memegang tasku lebih erat, saat ini aku pasti sudah bisa menghubungi mereka.

Kami sempat menunjuk satu tempat yang akan dituju sebelum berjalan, tetapi menyadari seberapa buruknya aku dalam mengingat arah, aku memutuskan untuk tidak berjalan sembarangan. Diam di tempat akan lebih baik daripada berjalan. Bisa jadi aku hanya akan berada semakin jauh dari mereka jika berjalan dan yang lebih buruknya lagi, tersesat di tempat antah-berantah.

Aku menghirup napas dalam-dalam dan kembali berdiri. Baiklah, keputusanku sudah bulat. Sekarang aku harus pindah ke tempat yang mudah terlihat agar mereka bisa segera menemukanku. Aku menemukan sebuah tiang lampu yang sangat tinggi dengan jam di puncaknya.

Wozry : The Hidden Tale From The NorthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang