Langkah kaki Husain menapaki mall yang cukup ramai ini dengan begitu santai. Dirinya berinisiatif untuk membelikan lima kaos dan celana pendek untuk Diamonds kenakan pada saat Dekan Cup nanti. Rencananya awalnya Husain akan mencari celana training namun itu berubah ketika dia melihat sebuah pakaian futsal terpampang jelas dibalik sebuah toko.
Langsung saja Husain memasuki toko tersebut dan mencari apa-apa saja yang ingin ia kenakan. Beberapa warna seperti biru tua, hitam, dan juga biru muda menarik perhatian Husain.
"Ini bagus yang mana ya?" Gumamnya sambil mengangkat satu persatu kaos yang ia inginkan.
"Ini bagus, Bang!" Ucap seseorang ketika Husain menunjuk sebuah kaos berwarna biru muda. Husain pun menoleh dan mendapati Damar disana dengan dua kantong yang penuh barang belanjaan.
"Eh, elo? Sendirian aja?" Tanya Husain sembari kembali memperhatikan kaos berwarna biru muda itu.
"Iya, Bang. Sibuk nyari bahan buat praktikum nih. Tadi kebetulan lihat Abang di toko ini, jadi sekalian deh." Ucap Damar dengan senyum di wajahnya. Berbeda dengan Aji, Damar dari dulu memang cukup ramah terhadap Husain dan kawan-kawan.
Husain masih memperhatikan kaos berwarna biru muda yang ia pegang, "Lo yakin ini? Kelihatan bocah banget gak sih?" Tanya Husain tanpa memandang ke arah Damar.
"Justru itu, Bang. Ini tuh kelihatan fresh gitu. Kalo pake warna yang itu mah bakal gak kelihatan apalagi kalo Abang tampilnya malem." Jawaban Damar membuat Husain seketika menoleh ke arahnya.
"Kok lo tahu?" Tanya Husain sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Berita kayak gitu cepet banget nyebarnya, Bang. Gue salut banget sama lo. Mudah-mudahan tim lo bisa sukses nantinya."
Husain terdiam sejenak lalu menatap Damar dengan sendu, "Dam, lo serius gak mau bantu gue? Gue butuh lo banget nih di tim." Ucap Husain memohon.
Damar menghela nafasnya panjang, "Gue pengeeeen banget, Bang. Lo tahu kan dari dulu apa alesan gue gak bisa bantuin lo?" Ucap Damar membuat Husain mengangguk-angguk pelan.
"Tapi kali ini gue bisa bantuin lo bikin konsep. Atau apa aja deh. Hari ini gue free kok. Gue temenin, ya? Sekalian kali aja lo ada yang mau diceritain soal tim!" Tawar Damar yang sedikit membuat Husain senang.
"Ada satu sih. Bentar gue bayar dulu." Husain lalu melanjutkan acara belanjanya dan memastikan akan memilih kaos pilihan Damar. Kaos berwarna biru muda dan juga celana pendek berwarna putih akan menjadi kostum perdana Diamonds.
Setelah sempat berjalan sebentar, mereka berdua akhirnya sampai pada sebuah foodcourt di lantai paling atas. Husain dengan wafflenya dan Damar dengan nasi gorengnya menghiasi meja yang mereka tempati.
"Coba cerita kendalo lo! Kali aja gue bisa bantu?" Ucap Damar sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.
"Jadi... Gue tuh bingung sama Juna. Lo tahu kan badannya dia sekecil apa?" Damar mengangguk.
"Tapi kemaren waktu latihan anak-anak tuh malah milih gue yang jadi flyer." Ucap Husain sembari menyandarkan punggungnya pada kursi di belakangnya. Wajahnya seperti menyerah namun nasib sudah diujung tanduk.
"Lebih kecil badan lo kali, Bang!" Ucap Damar menahan tawanya. Husain pun mengerucutkan bibirnya sebal.
"Becanda... Terus-terus?"
"Tapi Juna tuh susah banget bawa badan gue? Kayak... lo bilang sendiri kan badan gue sekecil apa? Gue sempet mikir buat gantiin dia sama anak baru, tapi gue tuh takut banget nyakitin perasaan dia." Jelas Husain panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMONDS | Treasure
FanfictionHusain adalah seorang mahasiswa yang mempunyai impian untuk mendirikan tim cheerleader di kampusnya. Tapi bukan tim dengan anggota campuran pria dan wanita melainkan hanyalah anggota pria saja. Bersama Yoyok dan Juna, mereka bertiga memulai tim ini...