04. TUGAS

330 61 17
                                    

[Rumah Leeteuk]

"Wah, anak eomma memang hebat!" Mengukir senyum lebar.

"Kamu bisa jadi seorang istri sekarang. Hahaha..."

"Aku ini seorang pria, noona." Leeteuk mengerutu.

"Salahmu karena jago masak."

"Aku hanya suka mencoba resep yang aku tonton di TV. Tidak ada apa-apanya dibandingkan masakan eomma." Merangkul tangan eomma-nya.

"Apa kamu berniat mengalahkan eomma-mu juga?" Menatap putranya yang bergelayutan seperti bayi.

"Apa tidak boleh?" Membalas dengan tatapan memohon.

"Kamu pasti berniat memikat seorang raja."  Tertawa kecil.

"Raja yang tampan tapi keras kepala. Hahaha.." Noona tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menggoda adiknya.

"Tidak tertarik dengan yang keras kepala!" Bangkit dari tempat duduknya. "Aku sudah selesai."

"Kenapa marah sih? Kan cuma bercanda."

"Aku harus mengerjakan tugas dari senior. Maaf karena ha-rus me-ning-gal-kan noonaku mencuci piring." Memeluk eommanya dan bergegas pergi.

"Kau sudah merencanakannya, kan?!"

"Apa salahnya dengan membantu eomma mencuci piring? Apa kamu bukan putriku?" Berjalan meninggalkan meja makan.

"Aku tidak bisa benar-benar percaya padanya. Anak itu!"

Leeteuk merapikan meja belajarnya dan membentangkan kertas karton berwarna kuning pastel. Dia mengeluarkan sebuah buku dan mulai membuat sketsa.

"Apa aku harus menulisnya dengan spidol atau membuat tulisannya dengan kertas berwarna lain?" Leeteuk berhenti sebentar untuk berpikir. Dia tidak ingin hasil kerjanya terlihat biasa-biasa saja.
Tapi entah kenapa kejadian sore tadi mampir dan mengambil alih perhatiannya.

"Bukan salahku. Bicaranya kasar. Dia tidak memikirkan orang lain. Benar-benar keras kepala." Batinnya.

Tok.. tok.. tok..

"Apa aku boleh masuk?"

"Eh, noona? Masuk saja."

Membuka pintu yang tidak terkunci dan melangkah masuk. "Aku sudah selesai mencuci piring."

Leeteuk terkejut. Noona-nya tidak perlu melaporkan hal seperti itu. Pasti ada hal lain.

"Ada apa denganmu?" Memperhatikan apa yang sedang adiknya lakukan.

"Apa?" Leeteuk tidak yakin kemana arah pembicaraan ini.

"Kamu tidak bercerita soal hari pertamamu di sekolah. Benar-benar tidak seperti Leeteuk-ku." Mencari posisi yang nyaman pada ranjang adiknya lalu duduk.

"Memangnya aku seperti apa?"

"Kamu itu suka bicara. Setiap ada kesempatan kamu pasti bicara. Tiba-tiba dihari pentingmu malah tidak mengatakan apa-apa. Kamu pikir aku dan eomma tidak menyadarinya?"

"Tidak ada yang menarik."

"Sekalipun tidak ada yang terjadi, kamu akan bicara. Kamu itu seperti mesin pembicara." Memperhatikan gerak-gerik Leeteuk sebelum kembali melanjutkan. "Apa ada yang mengganggumu?"

"Kenapa aku harus terganggu?!"

"Ke..napa kamu berteriak?"

"Apa yang noona harapkan? Apa aku harus mengatasi semuanya?! Dia menimbulkan masalah dan ..." Leeteuk tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

BOYS AT SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang