|Phophenes
|Re; FosfenAda ikatan tersendiri bulan Febuari dengan Joni, bulan kelahirannya, bulan dimana untuk pertama kalinya ia merayakan hari valentine bersama seorang gadis saat kelas dua SMA bernama Emara, dan menyatakan perasaan pada saat itu pula.
Bulan Febuari juga membuatnya lebih dekat dengan Jeslin, disaat gadis itu dengan canggung sebelum akrab, membeli kue untuk merayakan ulang tahunnya bersama sekawan.
Diantara 12 bulan, Febuari begitu bermakna, banyak kisah yang Joni mulai dan mendekam dalam hidupnya.
Namun saat diingat kembali, rasanya Febuari akan menjadi bulan yang berat, kelak saat tiba.
Kini Joni tengah menatap layar laptopnya dikamar, jam dinding sudah berada diangka 12, hari kian larut dan Joni masih terjaga, hanya termenung sembari menopang dagu.
Netra hitamnya menatap lekat layar yang menampilkan sebuah foto 3 orang, dengan perempuan yang tersenyum lebar berada ditengah, salah satu tangannya tampak memeluk erat pinggang Joni.
Setelah itu Joni hanya mengusap wajahnya kasar, tentu sosok yang dalam foto itu adalah Emara dan Lalang.
Joni mengenal Emara melalui Lalang —yang merupakan teman akrabnya dikomunitas photography—sedangkan Emara merupakan teman satu sekolah Lalang sekaligus perempuan yang dibawa untuk dijadikan model saat itu, bertepatan untuk dikenalkan pada Joni.
Semenjak itu hubungan Joni dan Emara dekat, bahkan sampai pada titik keduanya menjalin hubungan dengan status berpacaran, keduanya memiliki chemistry yang erat, hingga terjadilah musibah yang merenggangkan semuanya.
Bahkan meninggalkan bekas noda yang sampai sekarang masih sulit dihapus oleh Joni.
Saat pikirannya dikelilingi oleh masa lalu yang kelam, Joni lantas mengambil ponsel yang tergeletak disamping laptopnya.
Tentu ada seseorang yang ingin sekali ia hubungi, berharap ada keringanan yang ia temui, saat orang itu bersuara melalui via telepon.
“Lin.”
“Hmm.”
Joni tampak berpikir, saat gadis itu hanya merespon gumaman di seberang sana, jari Joni ripuh bermain bolpoin yang diputar-putar.
“Berat banget rasanya.”
“Mau berbagi biar ringan?”
“Do you really want?”
“I really want.”
“Gue merasa sempit dan berat pikirannya, gue mau minta pendapat lo, Lin.”
“What opinion?”
“Masa lalu... gue tahu lo punya masa lalu yang jadi trauma dalam hidup lo, masa lalu yang menghantui setiap hari dan pada akhirnya lo bisa mengubur itu, gue pengen kaya gitu, walaupun masa lalu gue bukan ketraumaan, hanya saja itu lebih kaya bekas noda yang mengganggu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SENYAWA ✔
Fanfiction[SELESAI] SENYAWA - melalui siaran radio, 4 pemuda dengan karakter yang berbeda ingin menyampaikan kepada pendengar, bahwa hidup adalah perjalanan paling cepat, kalo diiringi banyak pikiran akan sebuah hasil sebelum mencoba. Dan mereka berbagi kisah...