#04📻 Hiraeth

315 55 0
                                    

|Hiraeth

|Re; Hirait

Tidar paling suka memberikan petuah indah bersajak saat siaran, beda dengan Datra yang kata-katanya hanyalah simbolis penyemangat, Tidar lebih senang meyisingkan kalimat indah bak puisi, tapi tidak benar-benar hobi membuat puisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidar paling suka memberikan petuah indah bersajak saat siaran, beda dengan Datra yang kata-katanya hanyalah simbolis penyemangat, Tidar lebih senang meyisingkan kalimat indah bak puisi, tapi tidak benar-benar hobi membuat puisi.

Kalau boleh jujur, waktu SMA Tidar sempat menulis diary yang isinya soal kejadian hari ini dengan kalimat indah, pokoknya Tidar itu hobi menulis untuk dirinya sendiri, dan semuanya lenyap ketika kakak perempuannya dengan tidak tahu diri masuk kamarnya dan membaca sampai lembar terakhir diarynya, dan selama dua tahun, Tidar berlapang dada setiap kali kakaknya mengejek soal diary. Dan itulah menjadi alasan Tidar tidak menulis diary lagi sampai sekarang, dan tidak berniat untuk memulainya kembali.

Tidar itu cenderung sentimental dan suka iba kebanyakan. Jiwa kasihannya selalu tidak memandang tempat, makanya Datra sering bilang, kalau Tidar itu gampang dibodohi, karena sifatnya polos dan baik hati seperti bawang putih.

Datra tidak tahu, apa jadinya kalau sampai Tidar tidak berteman dengan dirinya yang siap menyadarkan dengan mulut pedasnya. Bisa-bisa, Tidar menjadi korban kejahatan sapanjang masa.

“Tidak ada pencapaian yang bisa kamu raih dengan bangga, selama raih-an mu hanya sebatas rasa ingin pengakuan orang, cukup ingat satu hal, ini hidupmu, maka berjalanlah atas dasar kemau-an mu, kearah manapun tanpa meminta petunjuk orang ...,” tandas Tidar sembari menyiapkan list penyanyi yang lagunya akan diputar.

“Hari ini mulai musim hujan, carilah tempat berteduh paling nyaman, agar menunggu hujan reda tidak membuat bosan, ada lagu dari Tommy Boi – You Never Called Back, yang siap menemani hari kalian yang masih riuh, salam hangat dari Tidar, gue undur diri see you all, tetap bersama Senyawa di hari selanjutnya.”

Tidar melepas earphone, setelah lagu yang terakhir diputar, hari ini Tidar pamitan seorang diri, karena 20 menit yang lalu Datra izin pergi karena jadwal perkuliahannya dimajukan, terlebih hari ini jatah kelompoknya presentasi.

Usai siaran, Tidar langsung mengambil minum dispenser, tak lama Jehan dan Joni datang bersamaan ke studio.

“Lah, sendiri lo Dar? Datra mana?” tanya Jehan yang baru melepaskan sepatunya bersama Joni, sesudah itu duduk di sofa.

Jehan lantas berkutat pada ponselnya sembari menatap Tidar sesekali yang tengah membusung menunggu gelasnya terisi air putih.

“Tadi cabut duluan, mana masih 20 menit siaran.”

Closing sendirian dong lo?” Joni yang menanya.

Tidar menggangguk sambil menyesap minumnya, kemudian ikut duduk di sofa dengan Jehan, sedangkan Joni memilih rebahan di atas karpet rusfur, karena Joni terbiasa memilih rebah dilantai ketimbang langsung duduk sofa.

SENYAWA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang