|Epoch
|Re; Ipoh
Empat lelaki yang sedang merenung di studio, sama-sama terlihat murung, setiap kepala memiliki pikiran tentang masalah masing-masing.Setelah siaran, Datra dan Tidar ikut Joni duduk lesehan di rusfur, membiarkan Jehan menguasai sofa untuk rebahan.
Joni menatap bergantian antara Datra dan Tidar yang menekuk wajahnya kompak, sedangkan Jehan membulatkan mata melihat langit-langit dengan tatapan kosong.
Kalau sudah begini, kadang hanya menunggu siapa yang pertama mengadu dan mengeluh, dan orang pertama itu selalu saja.
Jehan.
“Lusa Kina benar-benar mau operasi, kenapa pikiran gue malah kacau gini ya.”
“Yang salah itu pikiran lo Je, berkali-kali gue omong, stay positif, kalo lo cemas gimana Kina hah?”
Untuk kesekian kalinya Datra mencoba menenangkan Jehan yang suka sekali mempersempit pikirannya, Joni hanya terkekeh kecil, lalu mengambil laptop di ranselnya untuk dinyalakan.
“Dar, lo kenapa? Nggak biasanya lo kaya gitu mukanya?” tanya Jehan yang lebih tertarik dengan raut wajah Tidar ketimbang membalas ucapan Datra, yang jelas nantinya akan menjadi perundingan panjang.
“Muka gue kenapa?”
“Muka-muka punya masalah Dar.”
“Ya gue kan juga manusia Je, wajarlah kalo punya masalah terpampang jelas dimuka.”
Jehan keheranan dan memilih bangkit untuk duduk tegap, dan menatap selaras Tidar yang sibuk menata surat-surat titipan mahasiswa yang sudah terbaca untuk disimpan dalam kotak.
“Lo punya masalah apa? Sama kak Tita? Apa temen lo itu yang suka tawuran?”
“Siapa namanya, gue lupa temen lo yang suka tawuran Dar,” sambung Joni.
“Rinjani, tapi nggak ada masalah sama dia ataupun kak Tita, gue ada masalah sama Nura.”
Datra yang sudah tahu memilih diam dan sibuk bermain gawainya, tak mau membahas dua kali, namun cukup mendengarnya lagi saat Tidar akan membicarakan itu dengan Joni dan Jehan.
“Masalah apa lo sama Nura? Wih peningkatan pacarannya bisa bikin masalah, tapi paling kaya yang biasa-biasanya masalah organisasi ya kan?”
“Bukan Jon, Nura marah sama gue, sampe-sampe chat gue nggak dibales, hari ini aja seharian nggak ngobrol dan ngehindar, dikelas dia pindah tempat duduk.”
“Masalah nya apa?” tanya Jehan.
Dagu Tidar mengarah pada Datra, yang sontak membuat Jehan dan Joni menatapnya, merasa di tatap, Datra melirik sekilas, lalu memejamkan mata sembari mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENYAWA ✔
Fanfic[SELESAI] SENYAWA - melalui siaran radio, 4 pemuda dengan karakter yang berbeda ingin menyampaikan kepada pendengar, bahwa hidup adalah perjalanan paling cepat, kalo diiringi banyak pikiran akan sebuah hasil sebelum mencoba. Dan mereka berbagi kisah...