#02 📻 Epiphany

528 78 0
                                    

|EPIPHANY
|Re; Epifani

Datra baru saja memarkirkan mobilnya di depan pagar kos-an, tidak dimasukan ke garasi karena setelah ini ia akan pergi lagi menemani Ellin berburu make up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Datra baru saja memarkirkan mobilnya di depan pagar kos-an, tidak dimasukan ke garasi karena setelah ini ia akan pergi lagi menemani Ellin berburu make up. Pulang ke kos hanya untuk mandi.

Sesaat selepas membuka pagar, Datra mendapati sosok Gillar, kakaknya, duduk di kursi teras.

Gillar lantas berdiri, menyambut adiknya dengan senyum letih, karena kesibukan ko-as membuat Gillar kehilangan banyak waktu istirahat.

Mungkin ini adalah hal yang biasa bagi Datra kenapa Gillar mengunjunginya.

“Udah lama Kak?” tanya Datra sambil menutup kembali pagarnya, lalu melepas sepatunya dan ditaruhnya di rak samping pintu.

Gillar berdiri lalu mengecek jam ditangannya, kemudian menatap Datra yang akan membuka pintu dengan senyum.

“Nggak sih, baru 15 menit.”

“Lain kali masuk aja kalo gue belum balik, lagian anak-anak kos udah pada kenal Kakak.” Datra berjalan masuk ke kosan diikuti Gillar dibelakangnya.

Keduanya lalu duduk di ruang tengah, ternyata kos-an yang berpenghuni 6 orang itu sepi, hanya ada kebisingan kecil di kamar dekat dapur, berarti yang di kos cuma Yuham, anak Hukum, satu angkatan dengan Datra.

Belum apa-apa suasana sudah lenggang, mungkin karena Datra merasa kedatangan Gillar selalu berakhir menjadi anggapan yang runyam.

“Mau minum apa Kak?” tawar Datra sembari melepas hoodi abu-abu, menyisakan kaos putih tipis.

Tangan Datra mengusap kebelakang rambut yang menyapu area keningnya, memperlihatkan bagaimana penampilan wajahnya yang lusuh dan butuh mandi untuk segera segar.

“Nggak usah, habis ini gue balik ke rumah sakit lagi.”

“BTW ngapain kesini Kak?”

“Tra, gue kan jarang dirumah gara-gara ko-as, kasian mama, bisa nggak lo—“

“Nggak,” potong Datra, karena tau apa yang akan dikatakan Gillar, yaitu menyuruhnya pulang.

“Tra, kasian mama.”

“Iya Kak, gue tau, tapi bokap?” tanya Datra yang hanya ditimpali pandangan hambar Gillar.

Datra lalu sibuk menyopot kaos kakinya, sedangkan Gillar masih diam, berpikir lagi bagaimana menyakinkan Datra untuk pulang, karena adiknya ini memutuskan nge-kos sejak masuk kuliah, padahal jarak rumah antara kampus hanya 30 menit berkendara.

Keputusan Datra nge-kos dilandasi selalu bertengkar dengan sang ayah setelah dirinya masuk fakultas teknik. Fakultas yang ditentang ayahnya.

Dan rundingan ini hanya akan menjadi topik sensitif  bagi Datra saat mendengar kata ‘rumah’ meskipun Gillar belum menyampaikan niatnya semua.

SENYAWA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang