#16📻 Luminescence

478 43 10
                                    

|Luminescence
|Re; Luminesse

Hari ini Jeslin dan Nura berkesempatan menjadi penyiar, karena Joni, Tidar dan Datra masih sibuk menguatkan mental Jehan yang masih berkabung, setelah dua bulan meninggalnya Kina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Jeslin dan Nura berkesempatan menjadi penyiar, karena Joni, Tidar dan Datra masih sibuk menguatkan mental Jehan yang masih berkabung, setelah dua bulan meninggalnya Kina.

Dan sebentar lagi pun akan ada ujian akhir semester, sehingga suasana kampus sedikit sibuk, karena penghuninya ada yang mengejar deadline, mengerjakan tugas pengganti atau memohon-mohon kepada dosen agar nilainya tidak rendah akibat suka bolos kelas.

Jeslin dan Nura pun masih malu-malu menggemakan suaranya melalui siaran radio, tapi tidak sedikit yang senang mendengarkan suara keduanya.

Bahkan, para mahasiswa lelaki lebih semangat mendengarkan radio ketimbang sewaktu para sekawan yang siaran.

Dan setelah usai siaran, Datra, Joni dan Tidar pun mengunjungi studio, sedangkan Jehan masih ada kelas, pria itu memutuskan menjalani kehidupan dengan baik agar Kina senang di surga sana.

Ketika ketiga pria itu masuk kestudio, Nura pun lantas berlarian kecil menyambut Tidar dengan memeluknya, namun gagal—

“Eh Nura! Kamu mau ngapain?” panik Tidar yang langsung menahan kening Nura dengan telunjuknya, Nura sudah merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

“Peluk.”

“Ya jangan... jangan.”

“Peluk aja napa sih, kolot amat hidup lo Dar, dirumah juga sering melukin guling ya lo tempelin gambar mukanya Nura kan?” celetuk Datra dengan seentengnya, membuat Tidar kontan melototinya.

“Dar, lo normal kan Dar? Waktu SMA diajakin Datra nobar kan lo, nobar itu-tuh.” Joni yang dibelakang Datra ikut berkometar sambil menaik-turunkan alisnya.

Telinga Tidar langsung memerah, ditambah sorot mata Nura mulai tajam, lambat laun Nuran menurunkan kedua tangannya.

“Datra peluk,” kata Nura membalikan badannya dan memasang tangan ke arah Datra.

Come on baby.” Bodohnya Datra malah merentangkan kedua tangan dan berjalan menghampiri Nura.

Namun dengan gesit Tidar menarik cepat lengan Nura hingga perempuan itu berada disampingnya.

“Ngapain meluk Datra!” ketus Tidar sepaneng, Joni dan Jeslin pun kompak tertawa.

“Lagian Datra mau dipeluk kok,” balas Nura membuat Tidar cemberut dengan lucunya.

“Nggak jadi nih?” sambung Datra sambil melambaikan jari dikedua tangannya yang masih direntangnya kedepan, guna siap untuk memeluk.

Setelah menyaksikan kegelian tingkah Nura dan Tidar, serta Datra yang membumbui, Joni pun mengajak Jeslin keliling kampus mencari senja seperti biasa. Kali ini tujuan mereka adalah taman hijau milik FKM.

SENYAWA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang