Chapter 3

3.4K 414 18
                                    

"Kenma..?"

Kuroo segera bergegas untuk pergi menyusul Kenma yang kini tengah berusaha melarikan diri. Meninggalkan Alisa yang kebingungan dengan situasi saat ini.

Saat pandangan mereka bertemu tadi, Kuroo sempat melihat sebuah bulir bening yang kembali mengalir dari mata indah Kenma. Menetes ke rerumputan bawah dan membasahi pipinya.

Ia membenci itu. Sekarang ia tahu, bagaimana bencinya ia melihat Kenma menangis. Ia tidak ingin melihat lelaki itu kembali menangis hanya karena dirinya.

"Jika kau masih mencintai Kenma, tunjukkan rasa cintamu itu padanya."

Kata kata Bokuto saat itu, ibarat sebuah kata penyemangat untuknya agar tidak menyerah untuk kembali menggapai Kenma di sisinya. Jarak mereka mulai semakin pendek, membuat Kuroo segera menggapai tangan kecil itu bagi menghentikan larinya.

"LEPAS!" Kenma berteriak kearah Kuroo. Dengan air mata yang kembali mengalir membasahi wajahnya. Menatap Kuroo dengan pandangan kecewa untuk kesekian kali. Pandangan putus asa. Pandangan kesedihan yang membuat Kuroo semakin menyesal.

"Kenma dengar—"

"APA?! APALAGI YANG PERLU AKU DENGAR?! LEBIH BAIK KAU PERGI BERSAMA WANITA ITU DARIPADA MEMIKIRKANKU!"

Ia melepaskan pegangan tangan Kuroo secara paksa. Tetapi di saat dirinya hendak kembali melarikan diri, tangan besar Kuroo kembali menggenggam erat tangan kecilnya.

Dan belum sempat Kenma mengeluarkan satu patah kata, bibir mereka sudah saling bersentuhan. Membuat Kenma terdiam membeku dengan perlakuan Kuroo yang tiba tiba.

"..."

Kuroo menjauhkan wajahnya dari Kenma. Setelah ciuman dadakan yang baru saja ia lakukan. Ia dapat melihat wajah Kenma yang kini tertunduk, sembari melepaskan tangannya dari genggaman tangan Kuroo, lalu meremat hoodie yang tengah ia gunakan.

"Kenma dengar ya.. Kau salah paham. Wanita itu bukan siapa siapaku. Dia hanya temanku."

"..."

"Dan aku tidak akan mungkin merebut seseorang yang sudah memiliki kekasih."

DEG!

Kenma mulai mengangkat wajahnya. Menatap kearah Kuroo yang kini tersenyum tipis kearahnya.

"Uhm.. dia sudah memiliki seorang kekasih. Dan dia mengajakku untuk bertemu di taman, hanya karena dia ingin meminta saran dariku mengenai salah satu temannya."

Kuroo menghela nafas, lalu menggenggam erat kedua tangan Kenma sembari menunduk. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk mengatakannya. Mengatakan bahwa ia ingin berubah mulai saat ini. Bersikap biasa pada wanita wanita di tempat kerjanya dan memberi perhatian lebih pada Kenma yang berstatus sebagai pasangan hidupnya.

Kesempatan tidak akan datang 2 kali, jadi gunakan kesempatan itu baik baik.

"... Kenma.."

Kenma hanya menatap Kuroo dengan tatapan tidak terbaca. Sementara lelaki dengan surai hitamnya itu mulai berbicara. Walau perasaan ragu justru menghampiri dirinya di saat seperti sekarang.

"Gomen.."

"Huh?"

"Gomen.. Aku sudah menyakiti perasaanmu selama ini.."

"..."

Kenma kembali menundukkan kepalanya. Ia paling tidak ingin jika disuruh untuk mengingat memori tidak mengenakan yang sering terjadi hampir setiap hari di kehidupannya dengan Kuroo.

Saat dimana Kuroo selalu pulang malam dan jarang memberinya perhatian khusus. Saat dimana suaminya itu lebih memberi perhatian pada wanita yang terkadang ia ajak ke rumah mereka. Itu adalah hal menyakitkan yang tidak ingin Kenma ingat sampai sekarang.

"Aku ingin merubah sikapku. Merubah kehidupanku menjadi lebih baik. Dan membawamu kembali ke sisiku. Kembali ke rumah kita yang sekarang tidak kau singgahi lagi.."

Tes

Air mata Kuroo menetes. Membasahi sebagian tanah yang tengah mereka pijak. Untuk pertama kalinya, Kenma melihat Kuroo yang menangis.

Selama ini, ia tidak pernah melihat lelaki itu meneteskan air mata sekalipun. Dan baru kali ini, ia melihatnya dengan mata kepala sendiri.

"Kuro—"

"Kumohon.."

Genggaman tangan Kuroo semakin mengerat. Sementara Kenma hanya kembali menundukkan kepalanya. Bingung untuk memilih jawaban.

"... aku.."

Kuroo mulai menatap kearah istrinya dengan pandangan penuh harap. Rasanya tidak enak jika sudah memusnahkan harapan Kuroo dengan menolaknya, tetapi ia tidak bisa mengambil keputusan ini sendiri.

"Aku butuh waktu... untuk memikirkannya.."

• TBC •

Pendek doang, makanya Rei usahain up cepet :D tapi ga terlalu cepet biar kaliannya ga bosen sama cerita ini :v

Cringe? Yup *mojok sendiri

Full of drama ✨

Btw, Rei kehilangan motivasi nulis 😺


Oklah

See ya next chap *mojok

👋🏻

𝐈𝐭'𝐬 𝐇𝐮𝐫𝐭.. || 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐊𝐞𝐧 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang