Ceklek
Kenma membuka pintu kamar tamu, sembari membawa sebuah nampan berisikan teh hangat sekaligus beberapa onigiri yang ia buat bagi mengisi perut.
"Aku membawakanmu makanan." Kenma meletakkan nampan berisi makanan itu di meja sebelah tempat tidur. Sementara posisi Nanami saat ini adalah membelakangi Kenma.
Melihat hal itu, Kenma hanya menghela nafas lalu memutuskan untuk segera keluar dan kembali ke kamar asalnya. Tetapi sebuah suara menghentikan aksinya.
"Aku tidak akan menyerah begitu saja."
Nanami mulai merubah posisi nya menjadi duduk. Masih membelakangi Kenma yang kini meliriknya.
"Aku akan kembali mendapatkan Kuroo-san, apapun rintangannya." Nanami menatap kearah Kenma dengan pandangan datar penuh keseriusan. Sementara Kenma masih lagi meliriknya, tapi tak lama ia berlalu pergi dari kamar itu lalu menutup pintunya.
Tidak mempedulikan ucapan Nanami walau sejujurnya ia khawatir saat ini.
☁️ It's Hurt.. ☁️
"Kau sudah memberikan makanan itu padanya kan?" Tanya Kuroo yang kini tengah merebahkan tubuhnya di kasur, menghadap kearah istrinya yang kini terlihat risau.
"Mhm." Jawab Kenma singkat, membuat Kuroo sedikit bingung.
"Kenma, kau baik baik saja? Nanami tidak mencoba melakukan hal buruk terhadapmu kan?" Selidik Kuroo karena merasa curiga.
"... tidak. Dia tidak melakukan apa apa.."
Kuroo menatap wajah Kenma dengan pandangan tidak percaya. Di awal saat mereka membuat onigiri berdua di dapur, Kenma terlihat ceria saja seperti biasa. Tetapi setelah mengantarkan makanan itu kedalam kamar tamu, sifatnya seakan berubah. Seperti ada sesuatu yang Kenma tutupi.
"Ken—"
"Kuro kita tidur saja sekarang. Besok kau masih harus kerja. Jangan sampai terlambat bangun. Oyasumi." Kenma membalikkan tubuhnya membelakangi Kuroo. Dan hal itu jujur saja membuat Kuroo semakin heran. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh istrinya itu.
"Sepertinya Nanami sedikit berulah.."
☁️ It's Hurt.. ☁️
"Kenma, aku berangkat kerja du—"
"..."
Kuroo terdiam membeku kala melihat sebuah pemandangan aneh di meja makan. Dimana Kenma yang tengah merengkuh pinggang Nanami, dan Nanami yang merangkulkan kedua tangannya ke leher Kenma sembari menatap terkejut.
"Kenma.." Kuroo membuka suara. Dengan aura dingin yang membuat Kenma secara reflek menurunkan tangannya lalu menatap kearah Kuroo yang kini memberikan flat face.
"Kuro—"
"Jadi begini ya rupanya.. kau berniat balas dendam padaku? Menggunakan Nanami?"
"T-Tunggu— apa maksudmu—"
"Tidak usah mengelak Kenma. Aku tahu kau masih menyimpan dendam atas semua yang telah aku lakukan di masa lalu kan? Dan sekarang kau ingin membalas dendam itu? Dengan menggunakan Nanami sebagai orang ketiga?" Jawab Kuroo dengan nada sinis.
"Bukan begitu! Nanami yang tadi menarikku sampai hampir terjatuh kalau saja aku tidak menahannya!" Balas Kenma dengan nada tinggi.
"Kuroo-san dia berbohong! Aku hanya ingin mengambil air putih di meja makan, tetapi Kenma-san langsung mendekapku seperti itu!" Nanami tidak ingin kalah saing.
Kuroo yang mendengar dua jawaban berbeda itu hanya menghela nafas lalu mulai berjalan menjauh. "Persiapkan dirimu segera, Nanami. Aku akan menunggumu di mobil. Kita ada meeting pagi ini."
Nanami hanya mengangguk lalu dengan segera masuk kedalam kamar tamu. Membanggakan dirinya karena seluruh rencananya dari awal sampai akhir, berjalan mulus tanpa halangan.
"Yosh. Kuroo-san sudah membenci Kenma-san. Peluangku untuk mendapatkan hatinya kembali."
☁️ It's Hurt.. ☁️
11.00
"Huh.. akhirnya selesai juga meetingnya.." Nanami keluar dari ruangan sembari membawa beberapa dokumen penting. Di susul oleh Kuroo yang kini berada di sebelahnya, tengah memainkan ponsel.
"Kau ingin makan siang?" Tanya Kuroo.
"Boleh saja."
--
Kuroo dan Nanami kini tengah berada di sebuah restoran dekat dengan kantor tempat kerja mereka. Pengunjung restoran lumayan ramai saat itu, tetapi beruntungnya masih menyisakan beberapa tempat duduk untuk mereka di dekat jendela.
"Kuroo-san.."
"Hm?" Kuroo melirik kearah Nanami yang kini terlihat gelisah.
"M-Maaf atas kejadian tadi pagi—"
"Tidak usah minta maaf. Kau tidak salah. Dan jangan ingatkan aku lagi tentang masalah itu." Jawab Kuroo yang kini mengalihkan pandangannya ke jalanan luar, sembari meminum ice coffe yang ia pesan.
".. aku kecewa denganmu, Kenma.."
☁️ It's Hurt.. ☁️
"..." Kenma kini tengah bingung sekaligus gelisah dengan masalah yang di hadapinya. Ia sudah hampir memikirkan untuk pergi dari rumah dan menyewa apartemen agar Kuroo dapat menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Lagipula, percuma saja jika ia menjelaskan semuanya secara jujur. Kuroo tidak akan percaya semudah itu. Ia akan lebih percaya pada penglihatannya.
"Aku tidak akan menyerah begitu saja."
Kata kata Nanami malam itu, benar benar memenuhi otaknya. Ia mulai menangkap maksud, bahwa kata 'tidak menyerah' merujuk pada hal hal keburukan yang membuat hubungannya dengan Kuroo semakin merenggang.
"Tidak ada pilihan lain. Aku harus meninggalkan tempat ini dan membiarkan Kuroo berpikir jernih terlebih dahulu. Sama saja jika aku masih bertahan di rumah ini. Kami tidak akan bisa menciptakan komunikasi.."
.
.
.
.
.
.
"Tetsu, maaf. Tapi aku harus mengambil keputusan ini untuk pergi dari rumah. Aku akan menyewa apartemen dan membiarkanmu menenangkan pikiranmu terlebih dahulu. Aku akan baik baik saja. Aku juga berharap bahwa kau tidak termakan oleh rayuan wanita itu. Dia hanya berniat untuk menghancurkan hubungan kita.
Tapi aku juga tidak bisa memaksamu. Semua tergantung pada keputusanmu sendiri, jadi pikirkan baik baik.
Satu hal yang kau harus tahu, bahwa kejadian tadi pagi, bukan seperti apa yang kau lihat. Nanami yang menarikku terlebih dahulu sampai kami berdua hampir terjatuh. Maka dari itu aku menahan tubuhnya. Dan kata kata Nanami adalah kebohongan."
Kenma meneteskan sebulir air matanya, lalu menghela nafas.
"I love you, Tetsurou.."
• TBC •
ANGST TIME! HA! 😼✨
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐭'𝐬 𝐇𝐮𝐫𝐭.. || 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐊𝐞𝐧 ✓
Fanfiction─── ∙ ~ 𝙆𝙪𝙧𝙤𝙤 𝙏𝙚𝙩𝙨𝙪𝙧𝙤𝙪 𝙭 𝙆𝙚𝙣𝙢𝙖 𝙆𝙤𝙯𝙪𝙢𝙚 ~ ∙ ─── ❝ Sudah berapa kali kau mengatakan 'maaf'? Tapi apa hasilnya? Kau tetap tidak ada perubahan, Kuro.. ❞ Kenma Kozume. Seorang lelaki manis yang masih berusaha bertahan di sisi p...