08.00
Pemuda bersurai hitam legam dengan jas yang serasi dengan warna rambutnya itu, menghela nafas berkali kali di kursi duduknya. Ia kesulitan untuk bekerja hanya karena kedatangan satu pegawai baru. Dimana wanita itu, sejak pada pandangan pertama, sudah langsung jatuh hati dengan Kuroo. Pemilik perusahaan terkenal yang kini sudah berjaya dan sukses di Tokyo.
"Akira-san, bisakah kau sedikit menjauh? Aku tidak bisa bekerja dari tadi hanya karena kau yang terus menggenggam lenganku." Ucap Kuroo tegas karena mulai merasa jengah. Tetapi wanita itu, sama saja keras kepala seperti Nanami. Ia justru menggeleng dan kembali memeluk lengan besar Kuroo dengan erat, sembari meletakkan kepalanya dan menghirup aroma wangi dari jas hitam yang dikenakan oleh pemuda tampan itu.
"Maaf mengganggu waktumu, Akira-san. Tetapi kau juga harus bekerja di ruanganmu sendiri." Kageyama Miwa, sekretaris baru yang di rekrut oleh Kuroo untuk bekerja di perusahaannya, mulai membuka suara. Lama kelamaan, ia juga merasa risih karena terus melihat pemandangan menjijikan dihadapannya.
"Diam kau. Tidak usah sok menasehatiku. Kau hanya sekretaris disini." Balas Akira dengan nada ketus nan sinis, membuat Miwa harus benar benar menahan rasa amarahnya.
"Bahkan Kenma-kun yang merupakan istri dari Kuroo-san, tidak sampai posesif seperti ini. Dia justru ramah pada para pegawai di perusahaan. Huh.. dasar."
Miwa melirik sinis kearah Akira yang masih nyaman dengan posisinya, tetapi tidak dengan Kuroo. Ia sudah sejak tadi merasa risih dan tidak nyaman, tetapi sama halnya seperti tadi. Di saat ia mengatakan pada Akira agar menjauh dari dirinya, wanita itu tetap tidak akan menurut dan lebih memilih untuk menuruti egonya sendiri.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka perlahan, menampakkan sesosok pria manis dengan surai panjang berwarna hitam dan kuning di beberapa sela sela bagian rambut. Pemuda itu hendak memasukki ruangan, tetapi terhenti kala melihat pemandangan yang lagi lagi harus menguji kesabarannya.
"Tetsu, aku membawakanmu makanan.." Ucap pemuda bermarga Kuroo tersebut. Ia meletakkan bingkisan makanan yang dibawa ke meja suaminya, lalu menatap kearah Akira yang sejak tadi menatap sinis. "Kenapa? Sudah selesai kan? Bisa kau pergi sekarang?" Ucapnya dengan nada menyebalkan, membuat Kenma menghela nafas.
"Hey, bisakah kau bersikap sopan sedikit dengannya?" Miwa kembali bersuara. Ikut turun tangan karena merasa tidak terima. "Ck sudahlah. Kau tidak usah ikut campur. Sekretaris tidak ada urusannya dengan hal ini."
Miwa mulai mengepalkan tangannya kesal, tetapi masih berusaha menahan amarah agar tidak meluap dan berakhir mengacaukan ruangan Kuroo. Berharap bahwa dirinya masih lagi memiliki kontrol emosi pada tubuhnya.
"Dan kau, kenapa masih disini? Kau hanya ingin mengantar makanan kan?" Akira kembali berkata, dengan nada sinis yang membuat Miwa justru semakin kesal. Tetapi Kenma hanya memandang datar.
"Justru seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau masih disini? Bukankah kau punya ruangan sendiri?" Kenma balik menjawab dengan nada sinis, sementara Akira langsung terpancing emosi hanya dengan kata kata sepele seperti itu. Seakan berniat untuk mengajak Kenma berdebat saat itu juga.
"Oh? Kenapa tidak kau saja, huh? Memang kau siapa berani mengatur—"
"Aku Kuroo Kenma. Pasangan sekaligus istri sah dari boss perusahaan ini." Kenma berkata tegas, dengan tatapan mata tajam menatap kearah Akira yang kini membulatkan mata terkejut.
"Bagaimana, Akira-san?" Akira menatap kearah Kuroo yang kini berada dihadapannya. Tengah merangkul Kenma yang kini berekspresi datar. "Istriku sekarang ada disini, dan ku persilahkan dirimu untuk keluar dari ruanganku." Jawab Kuroo sembari menampilkan seringainya.
--
"Pemandangan seperti inilah yang seharusnya ku lihat." Miwa tersenyum menatap kearah Kenma yang kini tengah bersandar pada lengan Kuroo. Sementara Kuroo dengan senang hati mengusap surai Kenma dengan lembut sembari tersenyum tipis. Tapi tak lama, ia menyadari ekspresi tidak biasa dari Kenma. Seperti seseorang yang sedang kecewa.
"Kenma? Hey, kau kenapa? Kau baik?" Tanya Kuroo khawatir, sembari menangkup pipi Kenma lalu menghadapkan wajah manis itu untuk menatapnya. Tetapi Kenma justru mengalihkan pandangan, berusaha untuk tidak membuat kontak mata dengan Kuroo.
"... Apa aku egois?" Tanya Kenma dengan suara serak, sembari menatap kearah Kuroo yang kini memandang bingung sekaligus terkejut. Terlebih di saat Kenma mulai berlinangan air mata tanpa sebab, Kuroo justru merasa panik. "Hey Kenma.. Hey.." Ia menghapus air mata Kenma yang mengalir, berusaha menenangkannya. "Siapa bilang kau egois, hm? Dan kenapa kau bisa punya pikiran seperti itu?" Tanya Kuroo yang masih merasa bingung.
"... aku tidak seharusnya.. melakukan hal tadi kan? Apa aku berlebihan, pada wanita itu?" Kenma balik bertanya, sementara Kuroo tersenyum tipis. Mengecup singkat bibir mungil milik Kenma, lalu kembali menatap lekat kedua mata indahnya. "Kenma dengar ya.. Aku tidak merasa kau egois. Aku justru menyukai sisi dirimu yang seperti tadi. Yang berani melawan dan meluapkan perasaanmu daripada memendamnya."
Ia kembali menampilkan sebuah senyuman, lalu memeluk Kenma dengan erat bagi memberinya kehangatan. Mungkinkah ini karena efek yang di timbulkan dari bayi didalam perutnya? Yang membuat sifat Kenma menjadi tidak tentu dan moodnya juga sering berubah.
"Benarkah aku seperti itu?" Tanya Kenma memastikan. Kuroo yang sudah gemas hanya kembali mencium bibir istrinya sekilas, "Tentu saja. Aku tidak mungkin berbohong jika itu menyangkut tentangmu, puding.."
Kenma terkekeh pelan, sembari menghapus air matanya yang hendak kembali keluar. Entah kenapa, ia menyukai Kuroo di saat pemuda itu memanggil nya dengan sebuah nickname. Sebenarnya, ada banyak nama panggilan untuk Kenma, tetapi kali ini, Kuroo menggunakan kata 'puding' untuk mengembalikan mood Kenma yang sedang buruk.
"Arigatou ne, Tetsu.."
"Hm? Untuk?" Kuroo mengernyit bingung, dan dibuat terdiam kala Kenma mengecup singkat bibirnya terlebih dahulu. "Arigatou.. karena sudah mengembalikan moodku yang sedang kacau.." Ia terkekeh kecil. Melihat wajah memerah Kuroo, bisa dibilang itu adalah hiburan tersendiri untuknya. Sementara Kuroo, ia harus berusaha menahan diri untuk tidak menerkam Kenma yang sedang dalam mode menggemaskan.
Miwa yang merasa dilupakan oleh dua insan yang sedang ber-mesra didekatnya pun, hanya menghela nafas. Dalam hati menangis drama karena Alisa tidak ada disini untuk teman mengobrolnya.
--
FINHAPPY KUROKEN DAY! 🖤💛
Berhubung hari ini harinya kuroken, jdi Rei iseng buat publish bonchap yang udah sempet Rei bikin beberapa hri lalu. Moga suka ya sama bonchap pendek ini, xixi
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐭'𝐬 𝐇𝐮𝐫𝐭.. || 𝐊𝐮𝐫𝐨𝐊𝐞𝐧 ✓
Fanfiction─── ∙ ~ 𝙆𝙪𝙧𝙤𝙤 𝙏𝙚𝙩𝙨𝙪𝙧𝙤𝙪 𝙭 𝙆𝙚𝙣𝙢𝙖 𝙆𝙤𝙯𝙪𝙢𝙚 ~ ∙ ─── ❝ Sudah berapa kali kau mengatakan 'maaf'? Tapi apa hasilnya? Kau tetap tidak ada perubahan, Kuro.. ❞ Kenma Kozume. Seorang lelaki manis yang masih berusaha bertahan di sisi p...