Kael memandang sosok yang ada di hadapannya. Sosok yang tengah menulis untaian kata di buku coretannya.
"Cha, dengerin deh," kata Kael. Natasha yang sedang menulis pun mengalihkan pandangannya dan menerima sebelah earphone yang disodorkan Kael.
Kael menatap mata Natasha intens sambil mendengarkan lagu yang terputar di earphone nya. Natasha yang tak tahan dengan tatapan Kael segera mengangkat tangannya dan menghalangi pandangan Kael. Kael terkekeh dan menurunkan tangan Natasha.
"Kok ditutup sih?" tanya Kael. Bukannya menjawab, Natasha justru mengangkat telunjuknya ke depan bibir, mengisyaratkan Kael untuk diam. Kael tersenyum kecil dan kembali memperhatikan Natasha yang kini memejamkan mata menikmati lagu yang Kael perdengarkan.
Kael tersenyum sendu melihat jam kehidupan Natasha. Semakin besar rasa sayang yang dia rasakan, semakin besar pula rasa bersalah hinggap di hatinya. Memang tujuannya bertemu dengan Natasha bukan murni karena dia ingin hidup lebih lama. Tapi, jika dilihat lebih dalam, kata-kata 'gapapa lah, sekalian' sering terlintas di benak Kael.
Hari ini Kael sudah memutuskan. Dia akan menyatakan perasaannya kepada Natasha. Dia ingin menikmati sisa 14 hari hidupnya dengan kenangan indah bersama Natasha.
"Cha-"
"Lagunya bagus, gue suka," potong Natasha. Kael tersenyum membalas pujian Natasha.
"Kok lo keren sih. Dapet inspirasi dari mana sampe bisa bikin lagu kaya gitu?" tanya Natasha penasaran.
"Dari dunia yang gue lihat," jawab Kael jujur. Natasha mengerutkan keningnya.
"Dunia yang kaya gimana? Emang dunia yang kita lihat beda?" tanya Natasha lagi. Kael tersenyum sambil melepaskan kedua earphone nya dan menggeser kursinya mendekati Natasha.
"Coba lo pejamin mata," tutur Kael. Natasha memiringkan kepalanya, belum menuruti permintaan Kael.
"Tutup mata aja, Cha. Biar kita tau dunia yang kita lihat itu sama atau beda," kata Kael lagi. Natasha menurut dan memejamkan matanya. Kael menarik nafas gugup dan meraih pergelangan tangan Natasha. Dia meletakkan tangan Natasha ke dadanya. Natasha membuka matanya ketika merasakan irama detak jantung Kael.
"Kael, lo-
"Gue suka sama lo, Cha," kata Kael jujur. Natasha terdiam sejenak.
"Jadi?" tanya Kael.
"Jadi apa?" tanya Natasha.
"Jadi dunia yang kita lihat sama atau beda?" tanya Kael lagi. Dia menatap Natasha dengan senyum yang terulas di wajahnya. Natasha menatap Kael dan mengangguk. Kael mengangkat alisnya.
"Sama," kata Natasha singkat sambil menundukkan kepala. Kael terkekeh gemas dan menarik Natasha ke pelukannya tanpa tahu ada sesuatu yang berubah dalam dirinya.
"Gemes gue sama lo, Cha," ungkap Kael jujur. Natasha menenggelamkan wajahnya ke pelukan Kael dan memukul punggung Kael pelan.
"Jalan-jalan, yuk," ajak Kael. Natasha mengangguk sambil tersenyum kecil. Mereka membereskan peralatan masing-masing dan berjalan beriringan keluar kafe.
---
"Cha, ke sana yuk?" ajak Kael sambil menunjuk air terjun yang ada di depannya. Ya, jalan-jalan versi Kael adalah masuk ke dalam hutan dan menemukan air terjun yang menyegarkan. Sejujurnya, Natasha pun menyukai hal-hal berbau alam seperti ini.
"Gue ngikut aja," jawab Natasha. Kael tersenyum dan tanpa sadar menggenggam tangan Natasha. Natasha tersentak dan menghentikan langkahnya. Kael yang merasa tubuhnya tertarik ke belakang segera menoleh ke arah Natasha. Dia membulatkan matanya ketika menyadari tautan tangan mereka. Kael segera menarik tangannya dan memegang pundak Natasha.
"Cha sorry gue lupa, lo nggak papa?" tanya Kael panik. Wajah Natasha mulai memucat. Dia mencengkeram lengan Kael.
"Kita duduk situ bentar okay?" tanya Kael. Natasha yang masih shock hanya mengangguk mengiyakan dan mengikuti tuntunan Kael.
Kael mendudukkan Natasha di sebuah batu yang cukup besar dan berlutut di depannya.
"Cha," panggil Kael. Natasha belum menyahut.
"Natasha," panggil Kael. Natasha terkesiap dan mengalihkan pandangannya ke wajah khawatir Kael.
"Lupain apapun yang lo lihat, oke? Gue nggak mau bikin lo kepikiran," kata Kael sambil menangkup wajah Natasha. Natasha terdiam dan tanpa sadar air matanya mengalir jatuh.
"Ssshh, jangan nangis. Gue minta maaf," kata Kael sambil mengusapkan ibu jarinya untuk menghapus air mata Natasha. Natasha menggelengkan kepala sambil berusaha menahan tangisnya.
Kael yang melihat tangis Natasha tak kunjung mereda langsung menarik Natasha ke dalam pelukannya. Dia mengusap punggung Natasha lembut.
"It's okay, Cha. Lupain aja, oke?" bisik Kael pelan. Natasha mengeratkan pelukannya disertai tangisan yang semakin deras.
Kael masih tetap mendekap Natasha. Dia menundukkan kepalanya dan tanpa sengaja melihat ke arah jam kehidupannya. Sejak kapan jam itu berhenti berdetak? Apalagi yang takdir mainkan kali ini?
---
Kael memfokuskan pandangannya ke depan sambil sesekali mengusap punggung tangan Natasha yang melingkar di pinggangnya. Sesekali dia melirik ke arah jam kehidupannya yang tak berjalan sejak tadi.
Setelah insiden tadi, Kael langsung mengajak Natasha untuk pulang. Kael tidak tahu apa yang dilihat Natasha di masa depannya, tapi Kael tahu itu bukan sesuatu yang menyenangkan.
Sepanjang perjalanan, Natasha hanya terdiam. Dia terlihat sangat shock dengan apa yang dilihatnya. Kael menghela nafas dan menghentikan motornya.
"Hei, udah sampe, Cha," panggil Kael sambil mngusap tangan Natasha dan menoleh ke belakang. Natasha menarik tangannya dan turun dari motor. Kael menyusul dan menarik pergelangan tangan Natasha yang akan berjalan menjauh.
"Acha," panggil Kael. Natasha masih menundukkan kepalanya. Kael menangkup wajah Natasha supaya menatap matanya.
"Gue nggak tahu apa yang lo lihat, tapi gue Cuma bisa pastiin gue akan hati-hati, Cha. Gue tahu yang lo lihat bukan sesuatu yang menyenangkan, tapi seperti yang gue bilang dulu, hidup nggak selalu tentang senang, iya kan?" kata Kael sambil tersenyum teduh. Natasha kembali menitikkan air matanya.
"Kok malah nangis sih? Masa Acha jadi cengeng," gurau Kael. Natasha tidak menghiraukan ejekan Kael. Dia menghapus air matanya pelan dan mengulurkan jari kelingkingnya.
"Janji lo akan hati-hati dan baik-baik aja," pinta Natasha. Kael terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan menautkan kelingkingnya.
"Janji," ucap Kael.
"Udah ah, sekarang lo istirahat oke? Nggak usah pake mikir yang aneh-aneh," kata Kael sambil menyentuh hidung Natasha pelan. Natasha cemberut.
"Lo juga hati-hati pulangnya. Inget lo udah janji," kata Natasha. Kael tersenyum dan mengusak rambut Natasha pelan.
"Iya Cha, gue hati-hati," jawab Kael. Natasha tersenyum kecil.
Kael menaiki motornya dan bersiap untuk pulang. Natasha menunggu Kael bersiap. Dia melambaikan tangan saat Kael akan berangkat. Natasha menghela nafas. Ya, setelah ini semuanya tidak akan sama.
---To be Continue---
KAMU SEDANG MEMBACA
67 Days
Teen FictionKael dan Acha. Dua insan yang sama-sama mendapatkan anugerah yang lebih daripada orang lain. Entah apa alasan takdir mempertemukan mereka. Entah apa alasan takdir mempermainkan mereka, walau dalam waktu yang singkat. Sebuah kisah tentang bagaimana t...