Chapter 27 - Buku Cerita

763 77 2
                                    

"Mama?" Jihan bolak balik mengucek kedua matanya. Takut kalau yang dia lihat sekarang ini hanyalah ilusi.

Yena tersenyum manis, dan merentangkan tangannya, meminta pelukan dari Jihan. "Ini Mama, Nak," jawabnya, membuat Jihan berlari untuk memeluknya sambil menangis.

"Mama... Jihan kangen Mama. Jihan pengin ikut Mama aja," adu Jihan di pelukan sang Mama.

"Jangan, Nak. Tempat kamu bukan di sini. Jangan ikut Mama. Kamu harus kembali ke alammu, banyak orang menunggumu di sana. Jangan sampai mengecewakan mereka." Jihan menatap wanita yang telah melahirkannya itu dengan tatapan sendu.

"Mama... Untuk apa Jihan balik ke dunia, kalau kebahagiaan Jihan ada di sini?" tanya Jihan, membuat Yena ingin menangis.

Yena merasa jadi Ibu yang buruk. Dia dulu sering marahin Jihan, bahkan sering juga gak menganggap eksistensi Jihan. Tapi ternyata, Jihan tetap menyayanginya, bahkan menganggapnya sebagai kebahagiaannya.

"Jihan gak kasihan sama Kak Andra? Gak kasihan sama Bang Cakra?" tanya Yena, membuat Jihan terdiam. "Gak kasihan sama temen temen kamu? Sebastian? Felix? Hasan sama Jeje?" Lagi lagi, Jihan hanya bisa diam seribu bahasa. "Dan terakhir, kamu gak kasihan sama Leo? Orang yang berusaha mati matian buat dekat sama kamu, walaupun kamu sering nyakitin hatinya dia?"

Fix, Jihan hanya bisa diam sepanjang Yena menasehatinya. Diam dengan air mata yang mengalir deras.

"Ma... Tapi Jihan udah gak kuat.."

Yena tersenyum kembali, dan mengusak surai anak bungsunya itu. "Walaupun kamu gak kuat, kamu harus kembali. Ada banyak orang yang menunggumu, dan berjanji akan selalu di sisimu." Yena hanya tersenyum saat Jihan menatapnya dengan tatapan menggemaskan. "Kamu gak mau mereka kecewa, kan?"

Jihan hanya bisa mengangguk pelan.

"Tapi, kalau Jihan mau istirahat dulu, boleh gak? Kalau Jihan udah siap balik ke dunia, Jihan bakalan balik," tanya Jihan dengan mata berbinar, memohon.

Yena kembali tersenyum. "Tentu, Nak. Kamu bisa beristirahat sejenak."

"Mama mau nemenin Jihan di sini, kan? Setidaknya sampai Jihan siap kembali ke dunia?"

"Iya, Han. Mama bakalan nemenin kamu di sini untuk sementara waktu. Tapi janji kamu mau balik lagi ke habitat asalmu."

Jihan mengangguk lucu, membuat Yena gemas seketika.

"Ya sudah. Mau duduk di sana gak?" usul Yena sambil menunjuk sebuah ayunan di bawah pohon rindang dengan beberapa batu batu besar menghiasi sekelilingnya. Sungguh indah.

"Mau!" jawab Jihan sambil berlari mendahului Yena.

Yena hanya bisa geleng geleng kepala, dan berlari menyusul sang anak.

Sudah lebih dari sebulan Jihan masih dengan posisi sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari sebulan Jihan masih dengan posisi sama. Koma tanpa kepastian kapan dia akan sadar.

Mungkin dia masih lelah dengan kehidupannya sekarang ini. Jadi dia gak mau bangun dengan cepat.

Dear Brother [3Racha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang