Chapter 6 - Jihan sakit

1.2K 93 12
                                    

Hari ini, Cakra dan Chandra berangkat sekolah hanya berdua saja. Jihan--yang kemarin hujan hujanan bareng anak komplek sebelah--sedang demam tinggi.

"Itu si Jihan gak apa apa ditinggal sendirian di rumah?" tanya Chandra khawatir.

"Gue juga khawatir sama dia, Dra. Tapi lo tahu sendiri, kan? Jihan gak mau ngerepotin orang lain," jawab Cakra.

Chandra hanya menghela napas panjang, dan kemudian mengangguk. "Semoga dia gak apa apa di rumah."

Cakra hanya mengangguk, kemudian memasukkan motornya ke dalam parkiran sekolah.

Tiba tiba sekelebat bayangan muncul di area parkiran itu, membuat Cakra sedikit takut. Masalahnya, dia sekarang ini sedang sendirian. Chandra sudah pergi ke kelasnya duluan, meninggalkan dirinya sendirian di parkiran. Sungguh menyeramkan.

Bayangan itu mendekat ke arahnya, membuat Cakra was was.

Namun ternyata...

Itu hanyalah bayangan dari seorang siswa berwajah imut yang sedang membawa tumpukkan buku buku berukuran besar.

Cakra yang merasa kasihan, langsung membantu siswa itu.

"Lho? Kak Cakra?" tanya siswa itu kebingungan.

"Lho? Lo kenal gue?" tanya Cakra sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kenal lah! Kakaknya Jihan, kan?" tanya siswa itu lagi. Cakra hanya mengangguk kaku. "Gue temennya Jihan, Kenzo Sebastian Al Lutfi."

Sebastian mengulurkan tangannya, bermaksud untuk berkenalan dengan Cakra.

Cakra menjabat tangan itu, dan tersenyum canggung. "Ya, gue kakaknya Jihan. Lo temennya?"

"Iya, gue temennya. Temen dekatnya."

Cakra hanya mengangguk angguk, dan membantu Sebastian membawakan buku buku berat itu.

"Eh... Gak usah, Kak. Gue bisa sendiri kok," tolak Sebastian sambil mengambil alih buku buku yang ada di tangan Cakra.

"Udah, tenang aja. Gue bantuin dikit doang kok," balas Cakra sambil tersenyum manis, membuat Sebastian tersenyum kecil, dan mengangguk.

"Btw.... Dimana Jihan sama si begal itu?" tanya Sebastian saat dirinya dan Cakra berjalan ke arah perpustakaan untuk meletakkan buku buku berjibun tersebut.

"Oh... Jihan gak masuk sekolah. Lagi demam tinggi. Kalau Chandra, dia udah ke kelas duluan tadi," jawab Cakra masih diiringi senyuman manis.

"Oalah... Jihan sakit toh. Pantes gak kelihatan batang hidungnya," sahut Sebastian.

Tak terasa, mereka sudah semakin dekat dengan perpustakaan.

Tiba tiba saja, Sebastian mengambil alih buku buku yang dibawa Cakra, dan meletakkan di atas tumpukan buku buku yang ia bawa.

"Sampai di sini aja, Kak. Perpustakaan udah deket," ucap Sebastian.

"Gak mau dibantuin sampai ke perpustakaan?" tanya Cakra.

Sebastian menggeleng, dan tersenyum. "Gak usah, kak. Udah deket ini. Lagian, kakak, kan ada rapat osis juga, kan?"

Cakra menepuk jidatnya. Dia benar benar lupa sama rapat osis.

"Ya udah. Gue duluan, ya, Bas. Maaf gak bisa bantuin sampai ke perpustakaan," pamit Cakra.

"Iya, Kak. Gak apa apa," jawab Sebastian sambil tersenyum, membuat Cakra gemas sendiri.

Sebastian pun memasuki perpustakaan besar untuk meletakkan buku buku tersebut.

"Selamat pagi, Bu Sekar," sapa Sebastian kepada si penjaga perpustakaan.

Dear Brother [3Racha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang