Chapter 4 - Tragedi Pulang Sekolah

1K 119 13
                                    

Di pagi hari yang dama-

"Bang, gue ama Jihan nebeng dulu ya. Hari ini aja," pinta Chandra sambil sesekali merengek ke Cakra.

"Ck. Motor scoopy merah muda lo kemana? Bukannya masih bisa dipake?" tanya Cakra sambil menatap Chandra.

"Hehehe... Biasa... Nginep di bengkel," jawab Chandra.

"Oke. Kalau mau nebeng, lo sama Jihan gak boleh mampir mampir dulu. Soalnya, gue harus berangkat pagi. Ada rapat osis," jawab Cakra. "Gimana? Mau?"

"Ya udah, deh. Gue mau. Daripada nanti suruh naik bus, keluar ongkos-," jawab Chandra.

"Ada syaratnya tapi...," ucap Cakra memotong ucapan Chandra.

Chandra gantian berdecak kecil. "Syarat apaan lagi?" tanyanya.

"Lo harus patungan sama Jihan buat beliin bensin. Motor gue kebetulan udah waktunya isi bensin," jawab Cakra.

Karena memang sudah kepepet, mau gak mau Chandra harus ngeiyain permintaan kakaknya itu. Daripada naik bus, terus ngeluarin ongkos yang lebih mahal, mending bayarin bensin motor Cakra.

"Jihan kemana? Kok belum nongol nongol. Ini gue udah hampir telat nih?" tanya Cakra sambil melongok ke arah kamar Jihan. "Jihan!! Lo udah siap, belum? Ini udah mau telat nih!"

"Sebentar, Bang!! Nyari kaos kaki dulu!" jawab Jihan ikutan teriak teriak.

"Sumpah... Ini rumah apa hutan, sih? Kok isinya cuma teriakan doang?" batin Chandra.

"Emang kaos kaki lo kemana?!" tanya Chandra, ikutan gak sabaran.

"Ilang, gak tahu kemana, Kak! Ini lagi Jihan cariin!" jawab Jihan, lagi lagi sambil teriak teriak.

Cakra memijat pelipisnya sejenak. "Lo pake kaos kaki gue aja, deh, Ji. Daripada kelamaan."

"Dimana?"

"Di lemari kamar gue."

"Oh, oke!"

Gak lama kemudian, Jihan turun dari lantai dua dengan tergopoh gopoh. Hampir aja dia nyusruk dan guling guling di tangga karena kepleset.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, mereka bertiga langsung naik motor beat punya Cakra, terus cuss ke sekolah.

Posisi mereka tuh kayak gini:
- Cakra di depan
- Jihan di tengah
- Dan Chandra di belakang

Sepanjang jalan, Jihan bolak balik ngeluh, karena posisinya yang kegencet. Chandra juga sama, ngeluh juga, karena dia berulang kali mau kejengkang ke belakang, gara gara Cakra ngegas tiba tiba. Cakra mah cuma diem aja, seolah gak tahu eksistensi dua curut itu.

"Langsung ke ruang osis?" tanya Jihan kepada Cakra yang langsung lari masuk ke dalam gedung sekolah.

"Iya. Udah hampir telat nih. Gue duluan ya, Dra, Han," jawabnya sambil lari lebih cepat lagi menuju gedung belakang, gedung yang biasa digunakan buat keperluan osis sama ekskul.

"Ckckck.... Rajin amat tuh orang," komentar Chandra.

"Tahu tuh. Padahal masih ada sisa waktu 3 menit lho," sahut Jihan.

"Ini lo langsung ke kelas?" tanya Chandra kepada Jihan.

"Gak tahu. Kayaknya ke kantin dulu, deh. Masih laper soalnya," jawab Jihan sambil cengengesan.

"Dasar perut karet."

Sepulang sekolah....

Jihan sama Chandra udah stand by di parkiran sekolah, lagi nungguin Cakra yang katanya ke toilet dulu.

Dear Brother [3Racha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang