Sequel - Perfect Family

845 57 5
                                    

"Jihan! Ada telepon dari Leo!"

Jihan ngedumel di dalam hati saat mendengar suara menggelegar Chandra dari lantai bawah.

"Bilang aja gue lagi tidur!" jawab Jihan sbil kembali rebahan di atas kasur kesayangannya.

Terdengar decakan pelan dari Chandra serta langkah kaki mendekati pintu kamar Jihan.

"Satu... Dua... Ti-"

Brak!!

"Ga..."

Sesuai dengan perkiraan Jihan, Chandra langsung mendobrak pintu kamarnya. Padahal pintu kamarnya gak dikunci sama sekali.

"Ada apaan sih, Kak? Cuma Leo doang ini," tanya Jihan yang malas banget kalau harus ketemu sama siluman alien yang satu itu.

"Bukan masalah Leo, Jihan yang lucu. Leo itu tadi nelpon karena Mamanya pengin ketemu sama lo," jawab Chandra, sekalian memberitahu.

Jihan menyibakkan selimutnya secara tiba tiba. "Lho? Kenapa mau ketemu gue? Emang gue kenapa?" tanya Jihan bingung.

"Mamanya Leo mau minta tanaman hidroponik lo!" jawab Chandra lagi sambil menutup pintu kamar Jihan.

Brak!!

Pintu ditutup oleh Chandra dengan keras. Emang udah kebiasaan si Chandra.

Jihan menghela napas sejenak, dan kemudian beranjak keluar dari kamar untuk mempersiapkan tanaman tanaman hidroponik yang akan ia berikan kepada Mamanya Leo.

Dengan ogah ogahan, Jihan mengambil beberapa botol tanaman tersebut, dan mletakkannya di atas meja. Sumpah, dia paling kesel kalau ada orang mintain tanaman miliknya, tapi berhubung yang minta ini Mamanya Leo, kayaknya gak apa apa.

Ting tong!

Jihan menoleh ke arah pintu depan rumahnya, ada Leo, Hasan, Felix, dan seorang wanita cantik yang Jihan duga sebagai Mama dari keluarga Mahendra.

Jihan berlari ke arah keempatnya. "Eh, Tante udah datang, toh," sapanya dengan senyuman manis.

Wanita tersebut menoleh ke arah Jihan, dan tersenyum girang. "Eh, ini toh yang namanya Jihan. Cantik banget."

Leo berdeham sebentar. "Ma.. Jihan cowok," koreksinya.

Mama Mahendra langsung terlonjak kaget. "Lho? Ini cowok toh. Kirain cewek. Wajahnya cantik banget, soalnya. Mana imut gini. Unch... Mama boleh bawa pulang gak?"

Hasan langsung menepuk jidatnya. Ya, inilah yang terjadi kalau emaknya diajak ketemu sama yang imut imut sejenis Jihan, Jeje, sama Sebastian. Bakalan berubah jadi primata fujo yang lepas dari kebun binatang.

Jihan cuma bisa senyum canggung. Ya... Gimana, ya? Jihan gak pernah ketemu sama Mama Mahendra, jadi Jihan gak tahu sifat aslinya wanita ini yang kelewat absurd.

"Eung... Tante, mau tanaman hidroponik? Jihan ambilin, ya." Merasa atmosfer berubah jadi canggung, Jihan inisiatif ngubah topik pembicaraan.

Mama Mahendra langsung mengangguk dengan semangat.

Jihan dengan segera berlari untuk mengambil tanaman hidroponik yang tadi sudah ia siapkan. Ya, sekalian kabur dari kejaran Mama Mahendra.

Tapi ternyata, semesta tak berpihak kepadanya. Mama Mahendra malah ngikutin Jihan buat ngambil tanaman.

Leo, Hasan, dan Felix langsung saling berpandangan.

"San, Lix, kita harus ikutin Mama, entar bisa bahaya!" Leo langsung mengomando pasukan 'Anti Mama Mahendra' untuk bergerak ke TKP.

Dear Brother [3Racha] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang