Setelah setengah jam melakukan rutinitas senin pagi, para siswa-siswi SMA Ganesha mulai berhamburan meninggalkan lapangan upacara termasuk Lia dkk. Tujuannya saat ini bukanlah kelasnya, melainkan kantin yang letaknya tidak jauh dari kelasnya itu.
"Liaaaaaaa ... lu ngapa ninggalin gua ogeb," ucap Febri sambil menyeimbangkan langkah kakinya dengan sahabatnya itu.
"tinggal nyusul aja apa susahnya sih?" ketus Lia kepada Febri.
Sedangkan Davin yang tidak sengaja melihat perdebatan dua teman sahabatnya itu, hanya tersenyum menanggapi sifat Lia yang dingin terhadap sahabatnya sendiri.
Ternyata, diam-diam Rio mengamati gerak-gerik sahabatnya itu dari arah samping, sambil membawa 2 mie ayam ditangannya.
"Ekhemmm ... kesambet apaan lu senyum-senyum sendiri?" Tanya Rio curiga pada Davin sambil memakan mie ayamnya Yang ia pesan barusan.
"Apaan si lu ganggu orang aja," balas Davin yang tersadar dari lamunannya.
"Lu suka ya sama Lia?" timpal Rio memastikan sahabatnya itu.
"Ya kali gua suka ama cewe kulkas kek dia," ketus Davin pada sahabatnya yang super kepo itu.
"Biarpun dingin dia tu pinter tolol, gua aja sempet ada rasa ama dia" ucapnya dengan tenang sambil menghabiskan makanannya.
Sedangkan Davin yang mendengar pengakuan dari sahabatnya itu, langsung terbatuk lantaran kaget dengan apa yang sahabatnya ungkapkan barusan. "Sante aja kali vin dengernya," ucap Rio sambil mengambilkan air minum untuk Davin.
Sementara Febri dan Lia tidak menghiraukan Davin Dan juga Rio. Malahan mereka berdua melanjutkan adu bacotnya yang sempat tertunda tadi.
"Kaki lu kan panjang Lia, lah kaki gua pendek mana bisa jalan secepet lu ogeb!" ucap Febri sambil melototkan matanya ke arah Lia.
"Lah ini lu udah nyusul gua kan?" ucap Lia dengan santai, terlanjur santai malah, Yang membuat Febri ingin membanting sahabatnya itu.
"Lu mah kaga peka banget sih jadi cewek!" ucap Febri menahan emosinya.
"Lah emang gua pacar lu apa yang harus peka ama Lu?" bantah Lia.
"Lu ngehina gua ya? Gua kan gapunya pacar anjing!" ucap Febri dengan nada tinggi.
"Iya iya serah lu dah," ucapnya pasrah dengan tingkah absurd sahabatnya itu.
"Udah sana lu pesen, gua udah laper nih," usir Febri yang langsung diangguki oleh Lia.
***
Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, Lia segera mengemas peralatan sekolahnya dan menghampiri Febri yang sudah menunggunya didepan kelas.
"Lu mau mampir ke cafe dulu gak?" ajak Febri pada sahabatnya.
"Gua capek Feb, mau langsung pulang aja ntar sekitar jam empat lu kerumah gua ya," ucap Lia yang langsung diangguki oleh lawan bicarannya.
"Yaudah gua balik duluan kalo gitu, lu ati-ati dijalan, gausah ngebut ya maemunah!" teriak Febri dan langsung meninggalkan Lia yang berada diparkiran.
Lia mengangguk, dan segera mengambil motor kesayangannya kemudian melajukannya dengan pelan.
Tidak butuh waktu lama Lia sudah sampai dirumahnya yang sering membuat mood nya hancur seketika. dia mengetuk pintu dan mengucapakan salam. Namun tidak ada jawaban.
Mamanya sibuk menonton televisi dengan adiknya, sedangkan ayahnya masih bekerja dan kemungkinan pulang malam.
Tidak ingin berlama-lama menyaksikan pemandangan Yang membosankan ini, Lia berjalan cepat ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya Yang sudah sangat lelah seharian ini.
Hanya hitungan detik Lia sudah berada dialam tidak sadarnya.
Sedangkan diruang tamu, fira sibuk memanjakan putri bungsunya itu. Banyak hal yang fira bicarakan dengan fitri, mulai dari kegiatannya disekolah hari ini, sampai materi apa yang tadi disampaikan gurunya.
Berbanding terbalik sikap ibu kandung itu terhadap putri sulungnya, ia selalu mengacuhkan putri sulungnya ketika berada dirumah. Jika sedang berkumpul mereka hanya sebatas tanya jawab biasa saja.
Mereka berdua sangat jarang sekali menghabiskan waktu untuk bercanda atau saling bertukar kabar meski mereka satu rumah.
tapi, setidaknya Lia hanya ingin diberi support dari ibu kandungnya, Dan menceritakan ada apa dengan hari ini.
Lia ingin merasakan seperti teman-temannya, yang pulang dari sekolah disapa atau ditanya ada apa dengan hari ini.
Lia yang selalu diabaikan oleh ibunya, membuat dirinya selalu bersikap dingin dan acuh kepada orang lain.
Mungkin hanya ada beberapa orang dari mereka, yang mendapatkan perlakuan hangat dari sang princess ice.
Lia juga tidak terlalu dekat dengan ayahnya, apalagi dengan ibu nya. ia sendiri tidak tahu mengapa ibu nya bisa seacuh ini dengannya.
#Typo bertebaran harap dimaklumi:)
#Jan lupa jempolnya, tap bintang yang ada dipojok bawah sebelah kiri thx u♥
KAMU SEDANG MEMBACA
This is my real life [ON GOING]
Teen FictionHolla beb! Jgn lupa Follow ya!! masih pemula, jadi krisar dari kalian sangat dibutuhkan disini. Ditunggu vote and spam comentnya 🚧 Warning 🚧 Banyak kalimat toxic, dimohon para readers untuk lebih smart dan tidak meniru! ...