"Semuanya ada dan juga lengkap bahkan jaraknya juga sangat dekat, hanya saja kasih sayangnya yang perlahan luntur"
-Nazlia Shifa Anstasya-
☆☆☆
Minggu pagi adalah waktu yang sering dimanfaatkan banyak orang untuk berolahraga.
Tapi hal itu kebalikan untuk Lia, ia lebih menyukai berolahraga disore hari tepatnya dialun-alun kota. Sedangkan paginya, ia habiskan untuk bersih-bersih atau sekedar rebahan santuy, tergantung mood nya juga sih.
Jam sudah menunjukan pukul 07.50 tapi Lia masih setia memejamkan matanya diatas kasur, mungkin kebanyakan orang dari ibu mereka membangunkannya dengan halus, sambil membawakan sarapan untuk anaknya.
Tapi hal itu tidak berlaku untuk Nazlia Syifa Anastasya, ibunya sering membiarkannya bangun siang baru setalah itu ia akan memarahi Lia dengan kata-kata yang tidak seharusnya.
"Emmmm... Jam berapa sih?" ucapnya sambil menyingkirkan selimut ditubuhnya, kemudian mencari handphone nya yang semalam lupa ia charger akibat ketiduran.
Tak lama kemudian, Fira masuk kekamar Lia sambil membawa 1 gelas air dingin untuk apa? yang pastinya bukan buat diminum ya, Tapi Untuk disiramkan ke kepala Lia.
"Byurrrr..."
"Mamah apa-apan sih!" tanya Lia.
"Kamu tanya sama diri kamu sendiri." ucap Fira.
"Mah, capek ga sih?" tanya Lia dengan sopan.
"Lia tanya sekali lagi!, mamah capek ga kaya gini terus sama Lia?!"
"Ya capek lah, setiap hari harus ngasih tau kamu, ngurusin kamu, belum ngurusin yang lain!, coba deh kamu mikir Lia!" ucap Fira dengan tegas.
"Kamu itu cewek, mau sampe kapan bangun siang, males-malesan, bantah orang tua. Kamu kasian gak sama orangtua kamu?!" tambah Fira
"Terus, maunya mamah gimana? Lia harus jadi apa?, jadi kaya anaknya tetangga gitu, biar dibangga-banggain sama semua orang? Atau harus jadi ultramen?" ucap Lia
"Ya kamu contoh mereka, mamah pengen punya anak kaya mereka yang nurut dan gak pernah ngebantah!"
"Mamah sadar enggak selama ini?" ucap Lia tidak kalah tegas.
"Oke, mamah boleh marah-marahin Lia sepuas hatinya mamah, tapi gak gini juga caranya mah."
"Emang mamah pikir dengan perlakuan mamah kaya tadi, yang tiba-tiba ngegguyur kepala Lia, pake air dingin lagi, enggak sakit?"
"Iya emang enggak! tapi perlahan mah."
Kemudian Lia meninggalkan Fira yang masih terdiam didepan pintu. Lalu ia berjalan menuju meja belajarnya, untuk mencharger handphonenya yang sudah kehabisan batrai.
"Never give up" ucap Lia dalam hati, kemudian ia segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, karna ulah mamahnya barusan.
Setelah beberapa menit ia menghabiskan waktu dikamar mandi, Lia segera membersihkan sisa tumpahan air tadi.
Ia mulai mengganti sprei, sampai mengepel sisa air yang tumpah ke lantai. Tak butuh waktu lama, semuanya sudah ia selesaikan dengan baik.
Sebenarnya perut Lia sudah mulai lapar, tapi karna ia masih malas bertemu dengan mamahnya, akhirnya ia memutuskan untuk tidak keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is my real life [ON GOING]
Ficção AdolescenteHolla beb! Jgn lupa Follow ya!! masih pemula, jadi krisar dari kalian sangat dibutuhkan disini. Ditunggu vote and spam comentnya 🚧 Warning 🚧 Banyak kalimat toxic, dimohon para readers untuk lebih smart dan tidak meniru! ...