"Kamu yang terlalu perasa,
Atau aku yang terlalu pakai rasa?"-Davin Mahendra Pratama-
☆☆☆
"Gua suka sama lu!" bisik Davin di telinga Lia, Kemudian meninggalkannya sendiri dimeja kantin.
Sedangkan Lia, yang mendengar ucapan bar-barnya Davin barusan bergumam, "Ni anak kesambet apaan ya? Ah, paling juga bercanda."
Setelah beberapa menit, akhirnya Davin kembali ke mejanya. Tidak lupa satu nampan berisi mie ayam dan es teh.
"Nih, pesenan lu!" ucap Davin sambil menyodorkan mie ayam pada Lia.
"Oke, makasih."
"Gimana?" tanya Davin, memecahkan keheningan.
"Hah, gimana apanya?" ujar Lia, dengan raut yang tidak bisa diartikan.
"Ucapan gua yang tadi,"
"Gua gak maksa lu jawab sekarang sih, tapi gua bener-bener punya rasa ama lu," tambahnya.
"Oh itu, emm ... Sebelumnya makasih udah naruh rasa ke gua, tapi maap banget Vin bukannya gimana-gimana, gua lagi pengen sendiri dulu," ucap Lia
"Oh yaudah gapapa sante aja, gua bakal tetep stay disini buat lu!" ucap Davin sambil memegang tangan Lia.
"Dan lu juga, gak usah ngerasa sendiri, banyak disini yang perduli sama lu, Termasuk gua," tambahnya.
"Iya... Makasih banyak ya Vin, gua jadi ga enak sama lu" ucap Lia.
"Udah lupain, buruan abisin abis itu ke kelas."
Setelah Davin mengatakan hal itu tiba-tiba Rio, Reynal dan juga Febri datang menghampiri dua sejoli yang berada di meja pojok.
"Ekhem... Gercep banget bang" teriak Rio.
"Pepet terosss, jan kasih kendor" ucap Febri.
"Mojokk ae mas," ucap Reynal.
"Ngiri ae sih, mas-mas!" ucap Davin dengan PD nya.
"Cihhh, najis iri ama lu tong!" Timpal Rio.
Sedangkan Reynal dan Febri hanya menggelengkan kepala mereka, kemudian ikut bergabung dimeja Davin.
"Udah buruan lu pesen yo, bentar lagi masuk" titah Febri Yang langsung diangguki Rio.
"Mau apa lu berdua?" tanya Rio.
"Samain kaya Lia" jawab Febri.
"Lu?"
"Samain"
"Oke, kalo begitu saya Afrizal Rio Fernan.... " ucap Rio menggantung.
"Buruan, gak usah banyak bacot" sela Febri diakhir kalimat yang Rio ucapkan.
"Siappp sayangku," ucap Rio dengan nada alaynya.
"Najiss...!" Ucap Febri geli, sedangkan ketiga temannya hanya tertawa cekikikan.
"Udah buruan yo, gausah bucin mulu!" timpal Davin, yang hanya dibalas decakan oleh empunnya.
Kemudian Rio langsung meninggalakan mejanya, lalu menuju stand mie ayam.
***
Suara pukulan bola Dan teriakan siswa siswi, terdengar jelas dari aula sekolah. Lia dkk segera bergegas menuju lapangan out door, untuk bergabung dengan anak voli yang sudah berkumpul lima menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is my real life [ON GOING]
Teen FictionHolla beb! Jgn lupa Follow ya!! masih pemula, jadi krisar dari kalian sangat dibutuhkan disini. Ditunggu vote and spam comentnya 🚧 Warning 🚧 Banyak kalimat toxic, dimohon para readers untuk lebih smart dan tidak meniru! ...