~Manusia Menakutkan~

277 55 10
                                    

Langkah kaki itu melangkah maju dan mundur berada di sepanjang lorong yang indah, dan mewah.

"Apa semua itu benar, tapi masa iya, aku harus bagaimana, kalau aku melakukan kesalahan bisa-bisa kepalaku yang jadi taruhannya," gugup Gempa ingin melangkah maju.

Dia ingat beberapa jam lalu dia hanya sedang menunggu ayahnya pulang dari rapat dan ada yang mengetuk pintu, awalnya Gempa kira itu adalah ayahnya, namun kehadiran dua orang pengawal membuat seakan nyawanya di ujung tanduk.

Gempa benar-benar was-was apa mereka datang kemari untuk menangkapnya karena siang tadi Gempa mengumpat sang raja, tapi bagaimana mereka bisa tahu.

Gempa hampir ingin menuliskan surat wasiat untuk ayah tercintanya, dan meminta maaf, juga mengaku karena sudah menggunakan baju milik ibunya untuk menyamar menjadi seorang gadis dan sepatu ibunya yang hilang satu itu karena Gempa menggunakan sapatu itu untuk menampar dua orang saudagar kaya yang mengucilkan ayahnya.

Tapi semua wasiatnya terhenti ketika pengawal itu berkata.

"Pangeran pertama mencari tabib muda yang seusianya untuk mengobati dirinya, dan Anda adalah satu-satunya tabib muda di wilayah ini, jadi kami meminta Anda untuk segera bersiap menuju istana."

"Hah, tapi Aku hanya bi-"

"Tidak perlu banyak bicara kami beri waktu 10 menit untuk bersiap," ucap pengawal itu menyela.

"Ba-baik aku akan bersiap," ucap Gempa cepat dia segera mengambil kotak yang berisi macam macam obat herbalnya.

Ya ampun mereka sangat menakutkan jika Gempa menolak mereka pasti tetap menyeretnya dengan paksa seperti tahanan untuk ke istana.

Dan Gempa tak pernah mau itu terjadi.

.

.

Dan di sinilah Gempa berada, di lorong istana Antares, dengan perasaan gugup Gempa berjalan perlahan.

"Tapi disini banyak sekali tabib yang lebih berpengalaman, kenapa harus aku? Aku hanya bisa mengobati luka kecil, Kalau Pangeran sampai mati aku akan dihukum mati," batin Gempa.

"Apa ini jebakan, apa mereka ingin aku menjadi babu paksa di sini, bagaimana dengan ayah, dia akan sendirian," batin Gempa lagi.

"Siapa kau, kenapa kau bisa ada disini?" tanya seorang prajurit tegas.

"A-aku, aku, aku di perintahkan untuk menyembuhkan Pangeran pertama," ucap Gempa takut.

"Oh kau Tabib muda itu?" tanya prajurit itu, Gempa cepat mengangguk.

"Baiklah ikut aku menuju kamar Pangeran pertama," ucap sang prajurit.

Gempa hanya mengikuti saja sampai prajurit itu menujukan salah satu pintu yang cukup tinggi sekitar tiga kaki, dan Gempa dengan segenap keberanian membuka pintu itu, dan menutupnya cepat.

"Hah... Ini kamar Pangeran pertama, mewah sekali," batin Gempa melihat ruangan yang lima kali luasnya dari kamarnya.

Bahkan ada banyak buku-buku seperti perpustakaan.

"Siapa Kau, kenapa bisa masuk ke sini?" tanya seseorang mengagetkan Gempa.

Halilintar yang baru beranjak dari kamar mandi mendapati sosok asing ada di kamarnya.

"Mo-mohon ampun Pangeran pertama, Aku adalah Tabit yang di utus oleh para pengawal," ucap Gempa mencoba sesopan mungkin.

Karena kalau salah sedikit taruhannya adalah kepalanya, itu yang selalu ada dipikiran Gempa.

"Kau Tabib muda?" tunjuk Halilintar.

"Iya, Pangeran," ucap Gempa.

"Hah, ternyata ada juga Tabib muda, padahal Aku berkata seperti itu agar mereka berhenti menyuruhku menemui kakek tua itu," dengus Halilintar.

Tiga Pendekar (BoBoiBoy Fantasi AU) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang