~Kok Marah~

259 56 6
                                    

"Tolong jangan biarkan siapapun masuk ke perpustakaan untuk satu jam ke depan," ucap Thunder kepada penjaga di depannya.

"Laksanakan yang mulia," ucapnya mulai beranjak ke luar perpustakaan kemudian menutup pintu perpustakaan.

Kini hanya ada lima orang di dalam perpustakaan itu.

"Maaf Tuanku, apa tidak masalah kami ikut bergabung? Hamba merasa mengganggu pertemuan tuanku dengan adik ipar tuan," ucap Amato.

Tentu saja dia merasa tidak enak hati, dia hanya orang asing, namun ikut bergabung di perpustakaan kerajaan, bukankah itu menganggu privasi anggota kerajaan.

"Mungkin kau benar, tapi bahkan sekarang kita tidak punya cukup waktu untuk sekedar meminum teh menanyakan kabar," ucap lelaki itu yang umurnya tak jauh beda dengan Thunder.

"Tapi tentu saja sebagai kakak iparmu aku harus melakukan tugasku sebagai kakak ipar, bagaimana perjalananmu? apa yang membuatmu datang kemari, Voltra?" tanya Thunder duduk di bangku yang cukup panjang.

Oh Gempa pernah melihat kursi seperti itu di kamar pangeran pertama.

Oh iya Gempa harus lesehan atau duduk ya?

"Duduklah kalian berdua," ucap Thunder mempersilahkan.

"Jangan sungkan, duduklah di depanku mungkin ini akan menjadi pembicaraan yang panjang," lanjutnya.

Amato dan Gempa saling berpandang, namun segera Amato duduk di ikuti Gempa.

"Baiklah, aku akan mulai," ucap Voltra setelah mengambil beberapa buku dan duduk di kursi yang kosong.

Halilintar bak patung, hanya diam menyimak sejak tadi.

"Seperti yang aku katakan tadi bahwa ada yang melepaskan segel itu, membuat energi itu keluar dan berniat membalas dendam," ucap Voltra.

"Aku tidak mengerti siapa yang berniat kembali membuat kerusuhan di negeri ini, sangat berbahaya jika kutukan itu muncul kembali, aku sendiri saat itu tidak bisa menanganinya sendiri," keluh Thunder.

"Tuanku jika itu benar terjadi hanya sedikit kemungkinan kita bisa selamat, apa yang harus kita lakukan?" cemas Amato.

"Aku sudah menyimpulkan keseluruhan permasalahan ini, kita harus membuat antisipasi sebelum semuanya terlambat," ucap Voltra membuka salah satu halaman.

"Tunggu adik ipar jangan katakan, bahwa aku harus..." Thunder menahan kata-katanya.

"Tidak ada pilihan lain kakak ipar, kau tahu kan hanya ini satu-satunya cara agar kutukan ini tidak sepenuhnya kembali," balas Voltra.

"Apa? Katakan paman?" tanya Halilintar penasaran.

"Kita harus mengumpulkan anak-anak para pendekar terdahulu, dan mengirim mereka untuk melanjutkan misi para pendekar yang belum selesai," ucap Voltra.

Thunder terdiam, sementara itu Amato tersentak kaget.

"Apa kau yakin hanya ini satu-satunya cara?" tanya Thunder.

"Kakak ipar tolong jangan bersikap tidak tahu, mau bagaimanapun ini takdir mereka untuk melanjutkan perjuangan para pendekar, kita harus mulai mengumpulkan sisanya," ucap Voltra tegas.

"Tunggu, apa maksud Paman sisanya?" tanya Halilintar menyadari kejanggalan di pembicaraan mereka.

Voltra terdiam, dia melirik Thunder yang membisu, jadi sampai sekarang belum juga dia beritahu, tapi dia bisa mengerti kekhawatiran kakak iparnya karena Halilintar satu-satunya putra yang ditinggalkan kakaknya.

"Kakak ipar, aku rasa kau harus memberitahu kebenarannya sekarang," ucap Voltra pada Thunder.

"Kebenaran tentang apa? Ayahanda kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Halilintar kesal.

Tiga Pendekar (BoBoiBoy Fantasi AU) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang