See! Kita memang Jodoh

3.3K 343 20
                                    

Lagi tepar dan rehat badan dulu. Jadi, update sebisanya aja.

Happy reading gengs!

*****

'Bisa gak gue menghilang sekarang juga,' batin Xavera sesaat setelah ia membaca deretan pesan yang dikirimkan oleh Kellan.

Ia bisa saja mengambil tas lalu angkat kaki dari tempat kerjanya sesuka hati, tapi bagaimana jika mobil sialan itu sampai. Tentu saja semua orang akan mencarinya dan akan banyak drama yang muncul ketika ia menghindar dari situasi itu. Wanita cantik itu tidak akan melarikan diri dan akan menghadapinya dengan sikap yang anggun.

Xavera membenahi rambutnya dan juga penampilannya, ia mencoba duduk tenang meskipun jantungnya sedang senam erobik di dalam sana. Ia sengaja tidak membalas pesan Kellan, biar laki-laki itu tahu kalau dia tidak suka diperlakukan seperti ini.

Wanita cantik dan seksi itu menghela napas lalu kembali fokus ke dalam laporan yang sedang ia susun untuk rapat nanti. Ia harus bisa memisahkan antara masalah pekerjaan dan juga urusan pribadinya. Makhluk seperti Kellan tidak hanya satu masuk dalam kehidupan Xavera, sebelumnya juga wanita itu sempat berhubungan dengan laki-laki posesif, tapi tidak ada sebebal dan semengerikan tindakan Kellan ini.

Dua puluh menit berlalu dengan tenang, Xavera bahkan selesai mengerjakan laporannya. Ia kini sedang duduk santai berputar-putar di kursi kebanggaannya sambil mendengarkan lagu. Pintu ruangannya diketuk begitu terburu-buru dan kuat membuat dahi Xavera berkerut dalam.

"Masuk!" perintah Xavera pada seseorang yang ada di balik pintu.

Seorang wanita memakai kemeja hitam berbahan dasar satin dan rok mini bergegas masuk dan menatap Xavera dengan lekat, napasnya pun belum sepenuhnya teratur, terlihat naik turun seolah habis maraton.

"Kamu kenapa, Mira?" tanya Xavera menelisik penuh kecurigaan.

"Itu, Bu. Hmm ... anu, hmm ... itu," jawab Mira terbata-bata.

"Mira, kalau bicara itu yang jelas. Saya gak paham sama anu itu, anu di otak saya itu beda jangkauannya," kata Xavera memutar bola matanya sedikit kesal.

"Mahal, itu Bu, mobil mahal Ibu sudah datang," kata Mira akhirnya.

Xavera segera berdiri sambil meneguk salivanya susah payah. Ia segera berdiri dan melangkah lebar menuju ke luar ruangannya. Cukup ramai pegawainya berdiri di depan pintu masuk showroom tempatnya bekerja. Mereka begitu kompak menoleh Xavera saat wanita itu mendekatinya.

"Ini Ibu Xavera," kata salah satu pria bernama Beni memberitahu keberadaan Xavera di sana.

Salah satu pegawai marketing mobil ternama, saingan merek mobil yang dijual Xavera melangkah mendekati Xavera dengan senyum cerah ceria. Xavera mempersilakan pria itu duduk dan mereka mulai berbincang santai.

"Selamat siang, Ibu Xavera Grizella. Perkenalkan saya Hendrik, saya datang kemari ingin mengantarkan mobil pesanan Ibu beserta ingin meminta tanda tangan untuk semua surat-suratnya," kata Hendri dengan senyum begitu lebar.

Xavera melirik mobil yang ada di atas mobil truk khusus pengangkut mobil milik Xavera.

"Selamat siang, Bapak Hendri. Sebelum saya menandatangai kelengkapan surat menyuratnya, saya ingin mengkoplain Bapak. Saya memesan mobil berwarna biru, kenapa yang diantar ini mobil berwarna hitam? Saya tidak bisa menerimanya," kata Xavera begitu santai dan tetap berwibawa.

Hendri melotot mendengar ucapan Xavera, ia memastikan kembali dengan melihat surat yang ia bawa dan pesanan yang tertera di sana.

"Mohon maaf, Ibu Xavera, tapi pesanan dari Bapak Kellan yang masuk ke kami adalah berwarna hitam." Hendri mencoba menjelaskan pada Xavera.

Mengejar BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang