06. Namanya Juga Manusia

620 139 2
                                    

"Mereka tidak akan melihat kesedihan atau rasa sakitmu. Tapi yang pasti akan mereka lihat adalah kesalahanmu."

•Happy Reading



Rabu malam terlihat banyak anak SMA Syadakala berada di rumah Daniyal, karena memang malam itu adalah pesta ulang tahun Daniyal yang ke delapan belas. Semua yang ada di sana terlihat bersenang-senang dan menikmati pesta malam itu tak terkecuali Arjune dan Dehaan.

"Gue ambil minum dulu," kata Dehaan pada teman-temannya.

Dehaan berjalan santai ke meja yang menyiadakan minum. Saat laki-laki itu sudah mengambil satu gelas minuman ada seseorang yang juga mengambil gelas di sampingnya.

"Han?" sapa salah satu anak SMA Syadakala bernama Irza itu.

"Oi?" balas Dehaan.

"Asyik ya, pestanya," ucap Irza basa-basi.

"Yoi, kapan coba ulang tahun Daniyal gak asyik?" balas Dehaan setuju.

Dehaan menyeruput minumannya dan Irza pun sama, tetapi laki-laki itu terus menatap Dehaan.

Sampai akhirnya satu pertanyaan keluar dari mulut Irza. "Lo baik-baik aja, Han?"

Dehaan langsung menatap Irza dengan kening yang berkerut, karena Dehaan sedikit tak mengerti dengan maksud pertanyaan Irza.

"Gue baik-baik aja. Emang ada masalah?" tanya Dehaan balik.

Irza malah menyunggingkan senyum. Dan itu jelas membuat Dehaan semakin tak paham dengan anak IPA sebelah itu.

"Gue agak heran aja. Kok lo ataupun Arjune bisa sih, udah keliatan baik-baik aja padahal baru kemarin kalian kehilang orang tua. Malah gue perhatiin lo berdua kayak gak ada sedih-sedihnya."

"Lo aja Senin langsung masuk sekolah, padahal hari Minggu bokap sama nyokap lo baru dimakamin," kata Irza.

Dehaan yang sudah paham hanya tersenyum tipis menatap Irza.

"Gak baik larut dalam kesedihan," jawab Dehaan singkat.

"Tapi seenggaknya jangan yang langsung haha-hihi, lah. Lo gak takut orang-orang mikir lo berdua gak sayang sama orang tua kalian? Karena belum lama mereka meninggal lo berdua udah keliatan biasa aja."

Dehaan meneguk minuman yang ada di gelasnya kemudian kembali menatap lawan bicaranya itu.

"Gue gak peduli gimana tanggepan orang. Lagi pula kayaknya cuma lo yang mikir kayak gitu," kata Dehaan menanggapi.

"Udah lah, bro. Gak perlu lo pusing mikirin orang lain. Lagipula kalau gue terus sedih, lo juga gak bakal peduli, kan? Ntar kalau gue kebanyakan sedih yang ada lo juga mikir gue terlalu drama dan cuma cari perhatian."

"Gue saranin gak usah sok tahu sama kehidupan orang lain. Selagi gak ngerugiin lo, gue pikir itu bukan masalah. Gue malah takutnya kalau lo terlalu ngurusin hidup orang, lo susah dapet temen," kata Dehaan bermaksud menyindir, namun dengan nada yang rendah dan raut wajah ramah.

Dehaan menepuk bahu Irza dua kali lalu tersenyum, kemudian laki-laki meninggalkan Irza yang sudah mentapnya dengan kekesalan.

Dehaan berjalan kembali menghampiri temana-temannya dengan membawa gelas minumnya yang masih terisi.

Baru Dehaan sampai, Arjune langsung mengambil gelas miliknya dan meneguk minuman yang ada di gelas itu hingga tandas.

"Makasih," ucap Arjune menyengir sambil mengembalikan gelas kosong itu ke tangan Dehaan.

Dehaan hanya melirik Arjune dengan datar, karena terlalu biasa dengan kelakuan sepupunya itu. Tiba-tiba fokus Dehaan teralihkan, ketika manik matanya tak sengaja menangkap sosok gadis yang menurutnya manis sedang tertawa bersama teman-teman gadis itu.

Arjune yang sadar Dehaan tersenyum langsung mengikuti arah pandangan laki-laki itu.

"Lo suka?" tanya Arjune membut Dehaan langsung menoleh ke arahnya.

"Dia siapa? Anak SMA kita juga?" tanya Dehaan tak hanya pada Arjune, tetapi juga pada teman-temannya yang lain.

"Yang mana?" tanya Naufal.

"Itu yang pakek dress gray," jawab Dehaan.

"Iya anak SMA kita, lah. Makanya gue undang," saut Daniyal.

"Kok gue gak pernah lihat," kata Dehaan.

"Sepupu lo ke mana aja, June? Masa baru tahu ada cewek cantik di sekolah kita," timpal Arlo.

"Serius, gue baru liat sekarang," kata Dehaan.

"Namanya Adeeva. Dia anak kelas IPS 2. Sebenernya dia anak pindahan. Dia masuk SMA kita sekitar dua bulan yang lalu," kata Evano menjelaskan.

"Pantes gue baru lihat," gumam Dehaan yang kembali memperhatikan gadis itu.

"Mau langsung maju, apa harus gue yang wakilin?" tanya Arjune.

"Engga-engga. Nanti aja biar gue," tolak Dehaan.

"Sekarang aja, Han. Keburu gue ambil, soalnya jujur aja gue juga suka," kata Rafan yang berbohong, karena dia berniat memanas-manasi Dehaan.

"Coba aja. Tapi nanti kalau lo udah maju terus dia ketemu gue dan ternyata pelet gue lebih kenceng. Lo jangan marah sama gue," kata Dehaan dengan PDnya.

"DIH!" cibir semua teman-temannya.

"Ntar kalau gas, gue ajarin," kata Arjune pada Dehaan.

"Eh, gue ke sana dulu. Mau nyamperin bidadari gue," kata Arjune yang sudah melihat keberadaan Bita.

"Pergi sono gak usah balik," kata Arlo yang terlihat sudah malas dengan kebucinan Arjune semenjak dikabarkan Arjune dan Bita dekat.

Arjune menyengir, kemudian meninggalkan teman-temannya.

Tebece!

▪▪

ERLEBNISSE
May 31, 2021 at 7:01 PM [653 words]
Yusss



Oke, lanjut part selanjutnya!

See u!

ERLEBNISSE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang