"Fisik dan hatinya semakin kuat, maka Tuhan pasti akan kembali mengujinya dengan cobaan yang semakin berat pula."
•Happy reading•
•
•
•Senin itu menjadi hari yang sibuk untuk Dirga. Sejak pagi hingga jam makan siang, tampak Dirga masih bergelut dengan banyaknya dokumen yang ada di meja kerjanya.
Sampai dering ponsel miliknya terdengar. Tanpa melihat dan memastikan siapa yang menelepon Dirga langsung mengangkatnya.
"Selamat siang, Tuan Dirga Juatama," sapa seseorang di seberang telepon.
"Selamat siang, dengan siapa ini?" tanya Dirga yang masih sibuk dengan pekerjaannya.
"Ah, sepertinya Anda melupakan saya."
Dirga langsung menghentikan kesibukannya, pria itu melihat layar ponselnya untuk memastikan siapa yang menelepon. Namun sayang sekali hanya nomor tidak dikenal yang dia lihat.
"Maaf, tapi saya tidak menyimpan nomor Anda. Ini dengan siapa?" tanya Dirga lagi.
"Sudah lama tidak bertemu, pantas saja Anda tidak lagi menyimpan nomor saya."
Dirga dibuat penasaran. Dia mencoba mengingat-ingat siapa seseorang itu dengan suara yang dia dengar.
"Saya Ghandi."
"Tuan Ghandi Yuanta?" tanya Dirga memastikan.
"Tepat sekali, Tuan Dirga."
"Astaga. Maaf sekali Tuan Ghandi. Tapi, sepertinya nomor Anda ganti?"
"Iya, saya memang mengganti nomor saya, karena baru kemarin saya kehilangan ponsel lama saya."
"Bagaimana kabarnya Tuan Dirga?"
"Kabar saya baik. Tuan Ghandi sendiri bagaimana? Apakah sudah menemukan jodoh yang pas untuk Erlina? Terakhir kali kita bertemu Anda mengeluh, karena belum juga menemukan pasangan yang tepat untuk putri Anda itu."
"Masih belum mendapatkan yang cocok. Bukankah Anda tahu sendiri, hanya Arjune yang menurut saya cocok dengan Erlina."
"Bukankah itu membanggakan untuk saya, karena putra saya bisa menjadi idaman seorang Tuan Ghandi Yuanta?"
"Bisa luangkan waktu untuk bertemu saya? Sepertinya kita perlu membicarakan ini secara langsung."
"Dengan senang hati, pasti saya akan meluang waktu untuk Anda. Ingin bertemu di mana?" tanya Dirga.
"Di tempat biasa kita bertemu saja. Sekalian makan siang dan membicarakan masalah anak-anak kita."
"Tuan Ghandi bisa saja. Baik, saya segera ke sana."
Tut..tut..
Panggil itu berakhir. Dirga langsung meninggalkan semua pekerjaannya untuk menemui Tuan Ghandi.
⸙⸙⸙⸙
Di sekolah, telinga Bita sudah mulai terasa panas, karena laki-laki yang duduk di sampingnya itu terus mengadu dan mengomel hanya karena satu jerawat di dagunya. Parahnya lagi, laki-laki yang bukan lain adalah Arjune itu terus menyalahkannya sebagai penyebab munculnya jerawat di dagu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLEBNISSE (TERBIT)
Teen FictionCopyright©Yusnita Anggraeni, 2022 Desain sampul by: Javasun Aden Ancasiku LovRinz Publishing Cetakan 1, Februari 2022 Hak cipta dilindungi undang-undang Start : March 8, 2021 at 7:38 PM Finish : September 13, 2021 at 6:06 PM [PART MASIH LENGKAP, T...