"Malam akan terasa panjang dan menakutkan bagi mereka yang memiliki trauma."
•Happy reading•
•
•
•Setelah mendapat telepon dari Arjune yang memberitahunya kalau dia dan Bita sudah baikan, Dehaan terlihat duduk sendirian di tepi kolam renang rumahnya.
Dehaan duduk dengan perasaan sepi yang selalu menghantui malamnya.
Tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya setiap malam Dehaan selalu berjuang untuk memejamkan matanya agar dia bisa tertidur dengan tenang dan melupakan kenyataan bahwa dia telah hidup sendiri.
Setiap langit mulai gelap, justru mata Dehaan enggan untuk terpejam, padahal kalau ditanya Dehaan pun ingin istirahat. Laki-laki itu sudah mencoba berdamai dengan malam, namun tetap saja malam masih menjadi musuhnya.
Dehaan selalu berusaha untuk tidak kalah dengan perasaan sepi yang selalu menjeratnya, tapi memang nyatanya luka tetep membutuhkan waktu untuk sembuh, apalagi jika luka itu cukup dalam, pasti waktu yang dibutuhkan untuk sembuh pun tak sebentar.
Di saat laki-laki itu sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, ponsel yang berada di sisi kirinya berdering.
Seulas senyum langsung terlihat di wajah Dehaan ketika nama Adeeva yang muncul di layar benda pipih itu.
"Selamat malam," sapa Dehaan.
"Belum tidur ternyata," kata Adeeva di seberang telepon.
"Kan, nunggu ada yang nyuruh tidur."
"Ayolah, Han. Jangan terus-terusan kayak gitu. Gak sehat."
"Iya, tahu. Masih usaha kok, gak usah khawatir."
"Tiap malem gue jadi kepikiran lo terus tahu gak."
"Gak usah dipikiran, nanti lo yang sakit," kata Dehaan.
"Ya, makanya jangan buat khawatir."
"Engga. Gue baik-baik aja, kok. Jujur, semenjak lo selalu nemenin gue tiap malem, gue jadi ngerasa gak kesepian."
"Gue seneng waktu kita teleponan dan gue nungguin lo ngerjain tugas atau sebaliknya. Dan gue paling seneng waktu lo cerita masa kecil lo sampe lo sendiri yang ketiduran padahal niatnya lo mau buat gue tidur."
"Ya ampun, malu banget."
"Hari ini punya cerita apa? Seharian kita gak ketemu," tanya Dehaan.
"Seharian tadi gue jalan-jalan sama Mama. Terus pulang jalan-jalan kita ke makam Papa," cerita Adeeva antusias.
"Seneng dong berarti?"
"Iya, seneng banget."
"Kedengeran dari suaranya."
"Kalau lo seharian ke mana? Gak ada chat gue juga."
"Biasanya, pagi tadi gue main futsal sama anak-anak. Terus siangnya gue ketiduran sampe sore."
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLEBNISSE (TERBIT)
Teen FictionCopyright©Yusnita Anggraeni, 2022 Desain sampul by: Javasun Aden Ancasiku LovRinz Publishing Cetakan 1, Februari 2022 Hak cipta dilindungi undang-undang Start : March 8, 2021 at 7:38 PM Finish : September 13, 2021 at 6:06 PM [PART MASIH LENGKAP, T...