32. Penghianat

535 115 6
                                    

"Terkadang semesta memang jahat. Semesta sering membuat kita merasa sendiri, hingga pada akhirnya hanya diri kita sendiri yang bisa kita percaya untuk menolong kita ketika beribu pisau tajam dan beribu batu panas datang untuk menghancurkan hidup kita.

•Happy reading•



Sreg!

Bugh!

"Penghianat! Anjing lo!"

Semua yang ada di dalam kelas XII IPA 1 terlihat begitu tekejut, karena kedatangan Arjune yang tiba-tiba dan langsung menyeret Dehaan ke depan kelas lalu memukul dan memaki Dehaan.

Bu Fara yang mengajar kelas XII IPA 1 itu mendekati Arjune dan Dehaan, berusaha memisahkan keduanya.

"Arjune, berhenti!" katanya.

Seperti tak melihat keberadaan Bu Fara di sana, Arjune kembali memukul Dehaan yang tampak kebingungan.

Bugh!

Dehaan merasakan nyeri di sudut bibirnya. Ketika tangannya menyentuh sudut bibirnya yang perih itu, ternyata ada darah.

Dehaan yang sudah tersungkur di lantai menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibirnya lalu menatap Arjune penuh tanda tanya besar.

"Lo kenapa?" tanya Dehaan masih di posisinya.

Tangan Arjune beralih mencengkram kerah seragam Dehaan.

"Gue kehilangan nyokap gue gara-gara keluarga lo!" jawab Arjune.

Alis Dehaan saling bertautan, karena tak paham maksud ucapan Arjune.

"Gue gak ngerti maksud lo, June."

"Dalang dari kebakaran restauran yang merenggut nyawa nyokap gue, itu bokap lo!" kata Arjune memperjelas.

Seisi kelas terkejut mendengarnya dan mereka mulai berbisik-bisik membicarakan keduanya.

Dehaan melepaskan tangan Arjune yang mencengkram kerah seragamnya, lalu dia bangun dari posisinya.

Laki-laki itu berdiri di hadapan Arjune, menatap Arjune dengan tatapan tak terima.

"Orang tua gue juga jadi korban kebakaran restauran itu. Jelas gak mungkin bokap gue dalangnya," kata Dehaan tak percaya.

Arjune menatap Dehaan dengan sudut bibir terangkat. Seolah tak mempercayai apapun lagi yang keluar dari mulut sepupunya itu.

"Lo gak perlu lagi drama. Lo pasti tahu kebeneran itu," kata Arjune.

"Gue gak tahu apapun. Dan gue gak percaya sama tuduhan tanpa bukti yang lo bilang itu," kata Dehaan.

"Tuduhan tanpa bukti?" tanya Arjune memandang remeh Dehaan yang terlihat kesal padanya.

"Tapi sayangnya gue punya bukti," kata Arjune.

Dehaan langsung terdiam.

"Kalian semua tunggu sini. Kita buktiin apa tuduhan gue ini bener atau salah," kata Arjune menatap semua yang ada di kelas termasuk Bu Fara.

Laki-laki itu keluar dari kelas XII IPA 1 dan tak berselang lama Arjune kembali dengan membawa laptopnya.

"Lo dan kalian semua bisa dengerin baik-baik apa yang ada di rekaman ini," kata Arjune.

ERLEBNISSE (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang