7 / Trust

26 4 0
                                    

Hancurkan rasa kepercayaanku padamu sama saja dengan menghancurkan hubungan kita.

Sonia diam. Ia memandangi foto yang Stefan forward dari Tasya. Ia termenung. Ia menganalisa foto tersebut, dengan jelas ia mengenali lelaki tersebut. Dari model rambutnya, pakaiannya, senyumannya, setiap detail dari lelaki yang ada di foto tersebut ia benar-benar tahu itu siapa. Tampak bahagia sambil merangkul wanita mungil yang berparas cantik itu. Sonia diam terpaku menatap foto tersebut. Tanpa ia sadari dadanya terasa sangat sakit seakan ditusuk sesuatu yang tajam, rasanya sesak dan air matanya menetes lalu ia terisak menangis.

Ia hanya menangis. Tak tahu harus berbuat apa lagi. Hatinya sangat hancur, seseorang yang ia sayangi harus mengkhianati kepercayaan yang ia miliki. Sangat menyakitkan, mengingat ini bukan yang pertama kalinya. Rio orang yang sangat ia sayangi. Rio orang yang ia percaya, meskipun kepercayaan tersebut pernah terluka tapi kenapa semua ini harus terulang lagi. Rio yang pernah berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi. Sonia yang percaya dengan janji manis Rio pada saat itu. Sonia yang saat ini melihat kejadian ini lagi. Ia tak dapat berpikir positif lagi. Rasanya sakit sekali, orang yang ia sayangi mengecewakannya.

Tangis Sonia pecah sejadi-jadinya. Ia jadi merasa kecewa dengan dirinya, apa yang kurang dari dirinya hingga membuat Rio pergi dengan wanita lain. Rasa insecure tersebut menyergapinya, apakah ia tak pernah menjadi orang yang Rio sayangi. "Gue kurang apa?" Sonia menangis.

Ia menenggelamkan kepalanya pada bantalnya, sambil berusaha menahan tangisnya agar orang-orang rumah tak dapat mendengarnya. Dadanya sangat sakit sekali, rasanya sesak hingga ia sulit bernapas.

Semua kenangan manis yang pernah mereka lalui bersama seakan terekam kembali dalam memorinya, semua kata cinta, semua ucapan manis, semua pengorbanan yang Rio pernah lakukan padanya, semuanya, semuanya. Sonia tak tahu harus bertahan pada semua hal yang pernah mereka lalui atau kenyataan bahwa Rio saat ini sedang mendua.

Wajah Sonia basah dipenehui air mata, sambil diiringi lagu kenangan mereka berdua yang ia dengarkan melalui earphone. Rasanya sangat hancur dan ia tak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.

Ia tak ingin mengakhiri hubungan yang indah ini, tapi ini terlalu menyakitkan dan ia tak mau hal seperti ini terjadi lagi.

✈✈✈

Sudah larut malam di Melbourne, rasanya masih jet lag menyesuaikan waktu disini. Stefan berusaha untuk memejamkan matanya untuk tidur seusai ia menelpon mamanya untuk mengabari bahwa ponselnya tertukar, memang sangat melelahkan penerbangan yang panjang ini.

Rasanya juga sulit tidur karena harus membiasakan diri lagi untuk mendengar suatu ngorok Leo yang kasurnya berada di seberangnya. Stefan merasa terganggu karena selama di Jakarta ia selalu tidur sendiri. Tapi, ya memang seperti itu sahabatnya yang satu ini. Rasanya juga melegakan dapat cerita dengan Leo, meskipun Stefan juga jadi merasa menyesal untuk terburu-buru memutuskan Molly. Tapi, apa boleh buat keputusannya telah buat ia harus tegas. Stefan tidak bisa berada dihubungan yang tak dapat membuat salah satunya tak merasa nyaman menjalankannya.

Ya, tapi apa boleh buat ia tak ingin egois dalam hubungan ini. Ia tentu tak mau mengakhirnya, tapi jika Molly terus merasa tak nyaman dengan hubungan ini, berpisah adalah jalan yang terbaik menurut Stefan.

"Udahlah mending gue tidur," gumamnya.

Stefan berusaha untuk memejamkan matanya, tiba-tiba ia teringat dengan Sonia. Ya, cewek kopi yang baru ia temui tadi pagi. Ia kepikiran dengan foto yang baru saja ia forward. "Gak paham gue sama cowok yang bisa selingkuh."

Me Far from YouWhere stories live. Discover now