Normal POV
Saat istirahat makan siang, (Name) selalu pergi ke tempat sepi, mana lagi kalau bukan Rooftop.
Memakan bento sambil mendengar kicauan burung indah memang sesuatu yang selalu ia lakukan saat istirahat makan siang.
Yaa awalnya hanya ada dia sendiri sampai seseorang datang ke Rooftop. Duduk di kursi yang arahnya berhadapan, kemudian ikut memandangi langit indah, siapa lagi kalau bukan Levi.
"Bocah" Panggil Levi mulai memecah keheningan. "Hm?" Balas (Name) singkat. Untuk saat itu, keheningan kembali meraja. Hanya sampai Levi menjawab sih..
"Soal perny--" Jawab Levi tapi tiba - tiba terpotong oleh--
Kring!!!
--Bel masuk pelajaran terakhir.
"Ah? Sudah bel ya? Saya permisi ke kelas -senpai!" Kata (Name) membungkukkan badan ke Levi, dan mulai berjalan ke kelas nya.
(Name) kemudian berlarian di koridor yang mulai sepi, jelas sepi, hampir semua sudah masuk ke kelas nya. (Name) mulai menyusuri lorong menuju kelasnya, sesudahnya ia masuk dan langsung duduk di bangku nya dengan nafas terengah - engah.
"Hah..." Helaan nafas (Name) bahkan bisa terdengar dari depan sekarang. "Kau dari mana,hei?" Tanya teman sebangku (Name) --Jean--. "Tiap hari pertanyaan lu sama, Rooftop" Jawab (Name).
× × × ×
Sepulang sekolah, (Name) bukan menuju rumah tapi menuju Bandara. Untuk apa? Jelas menjemput seseorang yang tak lain sepupu nya.
"Astaga, orang sialan ini kemana sih?!" Gumam (Name) menggerutu sejak tadi. "Kyaa (Nickname) - Chwann!!" Teriak seseorang berlarian dari arah toilet laki - laki. Sadar akan dipeluk, (Name) langsung menghindar ke arah samping kiri.
"Hidoi yo!!" Kata seorang laki - laki yang tak lain sepupu (Name). "Urusai, udah bagus di jemput di bandara kok!" Jawab (Name) ketus.
"Aku tinggal di rumahmu, kan?" Tanya sepupu (Name) -- Arvelic Riku --. (Name) seketika sweatdrop saat itu juga, "Memang kau mau tinggal dimana lagi? Apartemen? Hotel? Atau kolong jembatan?" Jawab (Name) dengan terkekeh di akhir.
"Hidoi yo" Jawab Riku sambil mengerucutkan bibirnya. Mereka akhirnya bercanda sebentar sampai lupa waktu. Tanpa sadar, ada sepasang manik abu - abu memperhatikan mereka dengan tatapan tak suka (?)
"Sudahlah cepat, aku juga ada Tugas lain selain menjemputmu kau tau!" Tegas (Name) yang membuat Riku diam.
Mereka kemudian keluar dari lobby bandara dan segera mencari taksi untuk pulang.
* * *
Sampai di rumahnya, (Name) pun menunjukan kamar tamu yang akan di gunakan Riku nantinya. Selesai berberes, (Name) hanya menonton TV untuk menghilangkan rasa bosan.
"Hmm.. Oh ya, dimana Ibu - mu?" Tanya Riku yang baru duduk di sebelah (Name). "Dia akan pulang malam nanti" Jawab (Name) tanpa mengalihkan pandangan dari TV.
Riku yang merasa bosan, akhirnya berjalan menuju dapur. "Are? Tak ada makanan, (Name)?" Tanya Riku setelah melihat meja makan yang kosong. (Name) seketika membalak, dia baru ingat belum memberi tamunya makan.
(Name) kemudian mulai berjalan ke dapur, "Kau bisa membuat mie instan, kan?" Tanya (Name) sinis. "H-heh?! Kukira kau akan peduli padaku" Jawab Riku yang terdengar menjijikan di telinga (Name).
"Aku tentu peduli padamu! Jika tidak, kau sudah ku - usir dari sini!" Teriak (Name) sambil berkacak pinggang. Riku yang mendengar itu tak mau kalah, ia membalas perkataan (Name).
"Kulaporkan kau ke ibu - mu nanti!" Ancam Riku, namun tak berpengaruh pada (Name). "Tck! Gausah nyangkut - nyangkut orang tua" Balas (Name).
"--Kalo mau mie nya ada di lemari bagian atas kak" Sambung (Name) sambil menuju ruang Tv lagi.
× × × ×
Hari baru dimulai, sebagian ada orang yang bersemangat, sebagian nya ... Entahlah (?).
Yang jelas, Levi sekarang memulai pagi dengan tatapan tajam. Kalau tajam sih, sudah biasa. Namun kali ini, bisa dilihat ada rasa penasaran di balik tatapan nya itu.
Berjalan ke sekolah sambil menatap tajam semua orang, membuat yang berada di sekitar Levi refleks menjauh.
"Hei Levi... Kau menyeramkan tahuu" Celetuk Hanji yang baru berjalan di samping Levi. "Tck! Bukan urusan mu, sialan!" Jawab Levi ketus seperti biasanya.
Levi dan Hanji pun berjalan menuju sekolah, lalu ke kelas mereka.
Hanji yang duduk disebelah Levi tiba - tiba menghela nafas panjang, "Kau terlihat aneh Levi?" Tanya Hanji memastikan (?).
Levi tak menggubris pertanyaan Hanji, tangan Levi mulai bergerak menyusuri kolong meja nya.
Mata nya membulat senang ketika tangan nya merasakan kotak dan sepucuk surat di loker nya.
"Kau menyukai nya, ya?" Hanji mulai menyerigai ketika melihat ekspresi (sedikit) senang Levi. "Tidak juga" ucap Levi kembali berwajah datar.
× × × ×
Saat istirahat, Levi hanya di kelas nya. 'Kan ada yang lain, bodoh!' itulah jawaban Levi pada orang yang sedari tadi mengajaknya ke kantin.
Mulai bosan karena bekal nya habis, Levi mulai mengambil handphone nya dan mencatat sesuatu di aplikasi catatan nya.
Dilain tempat, (Name) dan teman - teman nya sedang berjalan menuju kelas selesai membeli makanan ringan.
Samar - samar, (Name) mendengar pembicaraan beberapa orang di tengah ramai - nya koridor.
"Hei - hei kau tau? Levi itu menyukai seseorang loh!" Kata salah satu gadis dengan heboh
"Hehhh?! Iyakah?! Yang kutahu hanya semua gadis ditolak olehnya!" Sahut teman nya. "Kalau begitu, siapa?" Sahut salah satu teman nya
"Dengar - dengar" Sahut gadis yang heboh tadi. Yang (Name) lihat seterusnya adalah mereka berkerumun dan membisikkan sesuatu. Setelahnya mereka heboh sendiri.
"Pasti Petra - senpai, kan?" Gumam (Name) pelan pada dirinya sendiri.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
T
B
C[ Fun Fact : Levi pernah nyoba ngungkapin perasaan ke (Name), tapi tiba - tiba Hanji muncul dan rasa gengsi Levi memuncak ]
839 Kata
[ Published : 30 March 2021 ]
See you in next Chap~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings | Levi Ackerman ✓
Fanfiction[ Completed ] "ʟᴇᴠɪ ᴀᴄᴋᴇʀᴍᴀɴ? ꜱɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀʟɴʏᴀ? ᴋᴇᴛᴜᴀ ᴏꜱɪꜱ ᴛᴇʀᴘᴏᴘᴜʟᴇʀ ꜱᴇ - ꜱᴍᴀ" Jika dikatakan banyak sekali gadis yang ingin berpacaran dengan nya, tapi selalu ditolak dan pada akhirnya mereka semua menyerah. Tapi kukatakan disini aku mem...