* * *
Normal POV
"Dasar aneh, kalo pulang itu pintu nya gausah dibanting kali!" Sindir Riku sambil memakan keripik kentang yang berada di tangan nya itu.
"Tck!" (Name) hanya membalas sindiran Riku itu dengan decakan lidah, karena malas tentunya.
(Dering Telephone)!!!
(Dering Telephone)!!!
Seketika (Name) dan Riku menoleh ke arah telepon rumah, tentu karena jarang sekali orang yang menelpon ke telpon lama itu.
"Biar aku yang angkat!" Seru Riku sambil mencegah tangan (Name) yang hendak menyentuh telepon. (Name) tak menggubris nya, ia malah lanjut menonton Tv lagi.
Ctak!
Bunyi telepon rumah jatuh menggema satu ruangan. Secara reflek, (Name) menoleh ke arah Riku.
Keadaan Riku sekarang mata nya shock serta berkaca - kaca, Tangan nya gemetar, bahkan (Name) bisa merasakan getaran nya.
"K - ken - kenapa sih, k - kak?" Tanya (Name), suaranya bahkan ikut gemetar mendengar gumaman Riku. "K - Kiyomi - Kaa san" Kata Riku mulai menarik (Name) ke dekapan nya.
"K - kenapa kak? G - gausah bikin.. takut napasii" Kata (Name) sambil mendekap Riku. "Ki - Kiyomi - Kaa san,..... Kecelakaan" Kata Riku sambil memelankan suaranya di akhir.
Mata (Name) langsung ikut memanas, air mata mulai keluar dari manik (e/c) nya itu. "K - kita ke r - rumah s - sakit, sekarang!" Kata Riku menghapus air matanya kemudian menarik tangan (Name).
× × ×
Di rumah sakit, keadaan nya terdengar isakan dari Riku juga (Name). Pasalnya ibu (Name) berada di ruang jenazah sekarang.
(Name) sekarang hanya bisa menangis dan terus - menerus berdoa, semoga keajaiban datang. Yang (Name) inginkan dari tadi.
Setelah 30 menit, di - cek kembali deru nafasnya, tak ada yang berubah. (Name) dan Riku hanya bisa berdoa untuk menempatkan Kiyomi di tempat terbaik di atas sana.
Hanya doa yang bisa mereka berikan pada Kiyomi, toh tak mungkin kan mereka ikut menyusul Kiyomi?
Juga, jika setelah 30 menit bahkan tak terjadi apa - apa, apa boleh buat? Semua yang terbaik pasti sudah di tentukan Tuhan. Kita tak bisa mengubahnya, hanya bisa membuatnya lebih baik.
Bahkan sampai sekarang, nafas (Name) masih belum teratur. Karena menangis dia bisa seperti ini. Sekarang yang dia lakukan hanya menggerutu dalam hati, mengumpat segala yang ia rasakan.
Toh, seperti itu tak ada salahnya, kan? Seperti itu malah membuat (Name) merasa beban nya berkurang.
'Andai Kaa - san pulang lebih awal, Andai hari ini dia libur, andai hari ini dia menaiki bus. Semua tak akan terjadi!!' Batin (Name) frustasi sambil mengacak rambut nya.
Wajar kan anak menangis ditinggal ibu nya? Bagi (Name), Ibu adalah orang yang paling sempurna dalam hidupnya, orang yang mau mendengar celoteh, serta keluh kesah nya.
Ibu adalah segalanya bagi (Name). Tapi apa boleh buat? Semua sudah terjadi. Kalau (Name) bisa memutar waktu pun, ia pasti sudah melakukan nya. Mengenang masa - masa senang nya bersama Kiyomi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
T
B
C[ Fun Fact : Riku anak dari kakak Kiyomi]
467 kata
Maafin kalo feel nya ga nyampe hehe;b
[ Published : 07 April 2021]
See you in next Chap~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings | Levi Ackerman ✓
Fiksi Penggemar[ Completed ] "ʟᴇᴠɪ ᴀᴄᴋᴇʀᴍᴀɴ? ꜱɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀʟɴʏᴀ? ᴋᴇᴛᴜᴀ ᴏꜱɪꜱ ᴛᴇʀᴘᴏᴘᴜʟᴇʀ ꜱᴇ - ꜱᴍᴀ" Jika dikatakan banyak sekali gadis yang ingin berpacaran dengan nya, tapi selalu ditolak dan pada akhirnya mereka semua menyerah. Tapi kukatakan disini aku mem...