1.0

70 13 0
                                    

Normal POV

"(Name), bersihin papan tulis ya. Aku sama Annie pulang dulu, ya" Pamit Armin sambil berjalan keluar kelas di ikuti Annie.

(Name) kemudian mulai menghapus tulisan di papan tulis, serta merapikan meja. (Name), Armin, dan Annie ada jadwal piket hari ini.

Armin dan Annie sudah menyelesaikan bagian nya. Tinggallah (Name) sendiri di kelas sekarang.

Yosh.. Tinggal ngerapiin meja Pikir (Name) setelah selesai menghapus tulisan di papan tulis.

Srett!!

Bruk!!

Kriek!!

Suara - suara decitan meja tengah beradu sekarang, (Name) sendiri merapikan meja dengan cara mendorong atau menyeret nya.

Puk!

Selesai merapikan, (Name) mengambil tas nya lalu keluar sambil bersenandung pelan.

"Lala--" Suara (Name) pelan, namun terdengar ke seluruh koridor akibat sepi.

"Ah? (Name)! Kesini sebentar!" Panggil Erwin kala melihat (Name) berjalan di koridor. "Ah? Erwin - senpai? Kenapa?" Sahut (Name) sopan.

"Tolong berikan ini pada Levi, aku ada urusan keluarga. Jaa!" Perintah Erwin memberikan (Name) surat laporan kemudian pergi meninggalkan (Name) yang mematung.

Pada Levi - senpai?! Pikir (Name) panik. Pasalnya, ia mengingat (lagi) kejadian beberapa hari lalu saat ia dan Levi tak sengaja berciuman.

"Jangan berfikir yang aneh - aneh (Name)! Berikan pada Senpai kemudian pergi, itu saja yang perlu kau lakukan" Gumam (Name).

Seakan tersihir oleh kata - katanya sendiri, (Name) langsung menuju ruang yang biasa di gunakan untuk rapat OSIS.

Tanpa mengetuk, (Name) langsung memutar knop pintu dan masuk begitu saja.

Langkah demi langkah ia percepat menuju meja Levi. "Dari Erwin - senpai" Kata (Name) meletakkan surat anggota OSIS (?).

Wow.. To The Point sekali:v

Merasa sudah selesai, (Name) kemudian keluar ruangan OSIS dan berjalan menuju gerbang.

"Arigatou" Lirih Levi setelah (Name) pergi.

× × × × ×

"Tadaima~!" Kata (Name) memasuki rumah. "Hm" Jawab Riku datar. Bisa dibilang, sifat Riku akhir - akhir ini berubah. Ia menjadi lebih dingin dan lebih jutek dari dulu.

Memang, (Name) tak suka orang yang sering bergelayut padanya. Tapi ia juga tak suka kalau orang terlalu cuek dan diam. Padahal dia sendiri juga gitu.

"Sekarang aku ada kelas, aku berangkat" Pamit Riku datar pada (Name). Yosh!! Kau terlalu cuek nii-san Batin (Name) sambil tersenyum tipis, sangat tipis, setipis rasa benci dan cinta.

(Name) kemudian masuk dan langsung membersihkan diri nya. Ia memilih membaca lanjutan manga nya.

Berjam - jam berlalu, tapi (Name) masih setia dengan buku nya.

(Dering Telephone)!!!
(Dering Telephone)!!!

"Hm?" Gumam (Name) saat melihat nama yang tertera di telepon handphone nya.

Livai - Senpai

"Ya? Kenapa Senpai?"

Hidden Feelings | Levi Ackerman ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang