Normal POV
Jam pulang telah tiba, menandakan gerbang akan segera ramai karena banyak - nya murid yang akan keluar.
Ada yang beranggapan bahwa semua murid sudah pulang, tapi nyatanya, Hanji dan Levi masih setia mengerjakan tugas di kelas nya.
"Levii~... Aku pinjam handphone mu yaa~" Kata Hanji dengan wajah sedikit menyerigai. Kening Levi sedikit mengkerut, tapi sedetik kemudian dia menjawab.
"Jangan buka yang aneh - aneh" Entah kesambet apa, Levi mengijinkan Hanji meminjam handphone yang termasuk barang pribadi nya.
Levi sesekali melirikkan ekor mata nya ke arah Hanji, untuk mengetahui ekspresi nya saat melihat handphone milik nya. Selama lima menit itu, tak ada yang aneh dari ekspresi Hanji.
Sampai tiba - tiba saat Levi menulis, Hanji mengguncangkan bahu nya hanya karena heboh. "Livaii!!! APA YANG KAU TULIS DI CATATAN MU INI?!?!?! KYAA!! AKU TAK PERCAYA!!!" Teriak Hanji penuh semangat, bahkan sangking semangatnya, handphone Levi hampir jatuh.
"Hei?! Jangan Jatuhkan handphone ku, sialan!" Teriak Levi penuh amarah. Saat ia mengambil handphone nya, ia melihat halaman terakhir yang di buka Hanji. Seketika mata nya membalak tak percaya.
Kenapa? Jelas karena Hanji membuka aplikasi catatan nya. Dimana disitu ia mencatat semua rasa ketertarikan nya pada (Name).
"Kacamara sialan, apa yang kau buka, hah?!" Tanya Levi mulai tersulut emosi. "Fufufu~ .. Kau tsundere juga ya" Goda Hanji sambil menyikut - nyikit bahu Levi.
"Diamlah kacamata sialan!" Ucap Levi sambil mengambil tas nya dan berranjak pergi. Hanji? Dia masih tersenyum - senyum seperti orang gila sekarang.
× × × ×
(Name) yang baru keluar di beri kejutan oleh kakak sepupu yang menjemput nya. Ni orang bener - bener ga ada kerjaan ya? Batin (Name) bertanya - tanya.
"Kyaa!! (Name) - chawnn!!" Teriak Riku dari kejauhan gerbang. Sama seperti yang (Name) lakukan di lobby, kali ini ia juga menghindar. "Dasar sepupu sialan! Mau apa kau kesini?" Tanya (Name).
"Menjemput adik sepupu ku salah, ya?" Kata Riku sambil sok - sok memasang pose berfikir. "Sudahlah" Kata (Name) kemudian menyeret Riku pulang.
"Oh, sepupu ya?" Kata seseorang bermanik abu - abu yang melihat (Name) dan Riku di bandara kemarin.
Selama di jalan pulang, (Name) dan Riku hanya saling berdiam, tak ada yang membuka suara. Risih dengan keheningan, (Name) pun sedikit berbasa - basi dengan kakak sepupu nya itu.
"Kak, kau tak ada kerjaan, ya?" Tanya (Name) mengingat kakaknya menjemputnya barusan. "Kelas ku mulai nanti malam" Sahut Riku yang hanya dijawab 'Oh' oleh (Name).
Flashback On
Kemarin, lebih tepatnya sepulang sekolah, Levi pergi ke Bandara untuk menjemput adik sepupu nya -- Mikasa Ackerman --. Yang pindah ke Tokyo untuk tinggal bersama Paman dan kakak sepupu nya.
"Kau akan sekolah dimana selama di sini?" Tanya Levi. "Mungkin di sekolah mu" Jawab Mikasa masih dengan wajah datar.
Samar - samar Levi melihat (Name) dan seorang laki - laki yang tampaknya lebih tua dari pada dia. "Kalo udah punya pacar kenapa terus - terusan ngejar aku, coba?" Gerutu Levi pada dirinya sendiri.
Levi tak henti - henti nya menatap tajam mereka berdua, 'selama mereka berdua tak sadar, tak salah kan?' Batin Levi tak merasa bersalah.
Flashback Off
Normal POV END
(Name) POV
Saat baru sampai di rumah, aku dikejutkan dengan rumah yang... Err lebih bersih dari biasanya.
"Bagaimanaa?" Tanya Riku sambil menaik turunkan alisnya. "Apanya coba?" Tanyaku balik karena tak mengerti maksudnya.
"Aku yang membersihkan semua ini, lhoo" Kata nya, jangan lupakan sifat sok bergaya nya itu. "Baguslah" Kata ku kemudian langsung masuk kamar dan menguncinya dari dalam.
Di kamar, aku hanya menonton anime sembari mengerjakan tugas.
(Name) POV END
Normal POV
Jam 18:45
"Tadaima" Ucap seorang wanita paruh baya memasuki rumah. "Okaeri" Jawab Riku. Ya, yang pulang adalah ibu (Name) -- Azumi Kiyomi --.
Ibu (Name) tiba - tiba menengok ke segala arah yang tak lain mencari (Name). Riku yang peka akan keadaan, langsung memberitahunya.
"(Name) - Chan ada di kamar nya" Kata Riku kemudian kembali ke kamar nya untuk bersiap ada kelas.
Ceklek!
Pintu terbuka, tapi bukan Ibu (Name) yang membukanya, melainkan (Name) sendiri yang keluar karena ada suara orang berbicara dari luar.
"Kaa - san akan kembali ke kantor, ada yang ketinggalan" Kata Kiyomi kemudian langsung tancap gas.
"Kak kau akan berangkat sekarang?" Tanya (Name) pada Riku yang sudah siap. Riku menggeleng, "Kelas nya mulai Lima Belas Menit lagi, aku akan berangkat Lima menit lagi"
"Bilang saja kalau kau takut, kan?" Tanya Riku mulai tersenyum jahil. Perempatan imajiner seketika muncul di dahi (Name), masa iya dia dikatain takut, padahal dia tiap hari Dirumah sendirian!
"Ga - ga ada! Cu - cuma nanya kok!" Jawab (Name) sedikit terbata - bata karena perkataan Riku tak salah sepenuhnya.
Mereka berdua akhirnya makan malam dengan Makanan yang di buat Riku tadi.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
T
B
C[ Fun Fact : Riku sama (Name) itu kenal dari kecil, keliatan deket, tapi sekalinya ketemu pasti berantem / buat keributan ]
771 kata
[ Published : 03 April 2021]
See you in next Chap~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings | Levi Ackerman ✓
Fiksi Penggemar[ Completed ] "ʟᴇᴠɪ ᴀᴄᴋᴇʀᴍᴀɴ? ꜱɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴋ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀʟɴʏᴀ? ᴋᴇᴛᴜᴀ ᴏꜱɪꜱ ᴛᴇʀᴘᴏᴘᴜʟᴇʀ ꜱᴇ - ꜱᴍᴀ" Jika dikatakan banyak sekali gadis yang ingin berpacaran dengan nya, tapi selalu ditolak dan pada akhirnya mereka semua menyerah. Tapi kukatakan disini aku mem...