0.6

110 17 1
                                    

| Hidden Feelings |

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Hidden Feelings |

Normal POV

Semenjak kematian Kiyomi, sifat (Name) berubah drastis. Yang awalnya ceria jadi pendiam, yang awalnya peduli jadi dingin.

Semua teman (Name) tau alasan (Name) berubah, dan bagi mereka itu hal wajar.

Tapi disisi lain, Levi merasa bingung (Name) tak mengejarnya lagi dan mulai cuek. Pada awalnya ia tak menghiraukan nya, tapi pada akhirnya ia merasa ada yang hilang, dan yang hilang adalah (Name).

× × × ×

Kring!!!

Bel makan siang berbunyi, seperti yang biasa (Name) lakukan, ia mengambil kotak bento nya kemudian berjalan ke atas menuju Rooftop.

Di Rooftop, hanya suara kicauan burung dan terik matahari yang terasa.

Tap Tap

Suara langkah kaki seseorang, biarlah. Toh, (Name) juga tak peduli. Orang yang masuk ke Rooftop itu, tiba - tiba duduk di sebelah (Name), dengan jarak hanya 10 centi.

(Name) menengok, Hanya Levi - Senpai, pikirnya. (Name) kemudian melanjutkan makan sambil menatap langit biru indah.

Puk!

Ada yang memegang paksa kepala (Name), pelaku nya tak lain adalah Levi. "Kwenapa, swenpai?" Balas (Name) tak berhenti memakan bento nya itu.

"Setidaknya habiskan makanan mu dulu, bocah" Balas Levi menekan kata bocah. Keheningan kembali meraja setelah percakapan singkat itu.

"Kau, sudah bosan?" Tanya Levi sambil menatap ke arah langit. "Bosan? Bosan apa, senpai?" Tanya (Name) seusai menghabiskan bento nya itu.

Helaan nafas panjang terdengar dari mulu Levi. Dengan cepat, ia menghadapkan tubuh (Name) yang tadinya terbalik sekarang menghadapnya.

"Bosan denganku" Jawab Levi. "Aku terlanjur benci.." Kata (Name) menggantung perkataan nya. "... Ackerman" Sambung (Name) tanpa dosa.

Aku tak berhenti menyukai mu, senpai. Aku hanya berhenti menunjukan nya pikir (Name)

Perempatan imajiner kemudian muncul di dahi Levi, "Keluargaku salah apa, hah?!" Tanya Levi dengan nada yang mulai meninggi. "Kenny, kau kenal Kenny Ackerman?" Tanya (Name) masih dengan senyum nya.

"Kenal, dia pamanku" Jawab Levi jujur. "Kenny, dia menabrak ibu - ku. Sampai tewas" Jawab (Name) dengan menekan kata 'sampai tewas'

Levi terpaku pada perkataan (Name), matanya tak henti membalak, tak percaya apa yang dikatakan oleh gadis di hadapan nya itu. Sekali lagi, sekali lagi kau menghancurkan hidupku, Pak Tua! Ucap Levi dalam hati.

Hidden Feelings | Levi Ackerman ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang