17. I Love You

43.7K 5.5K 3.8K
                                    

Trigger Warning : 🔞 / nsfw.
yang gak suka adegan mature bisa baca sampai scene pertama okie.







"Ya!!! Ya!!! Ayoㅡ ah sial!!!"

Gue yang baru aja ngelewatin ruang santai langsung jalan mundur saat ngedengar suara orang mengumpat bersamaan dengan suara hentakan stick playstasion. Alis gue nyatu, gue terdiam sambil nyedot susu kotak dan merhatiin om Hitada yang lagi misuh-misuh karna kalah main game.

Om Hitada emang nginap di sini ㅡdi rumah Yuta, sama beberapa anak buahnya. Tapi Shotaro enggak, dia cuma datang kemarin buat ngantar papanya dan setelah itu dia balik.

Om ngelihat gue. "Oh, cemewew-nya Yuta!" notisnya, dia nepuk-nepuk space kosong di sofa dengan semangat. "Ayo kita main ps, yang kalah harus minum whiskey 5 gelas!" ajaknya.

Gue jalan mendekat, masih dengan alis yang menyatu. "Tapi ada syaratnya," kecuali gue.

"Huh?" bingungnya. "Apa syaratnya?"

Gue duduk di space kosong sofa panjang itu dan naruh susu kotak di atas meja dengan gelagat arogan. Kaki gue bersila di atas sofa dan gue menghela nafas classy sebelum natap om Hitada.

"Ada deh," jawab gue. "Gak susah kok, om cuma tinggal jawab-jawab aja."

"Ah! Oke lah! Ayo cus!" semangat om Hitada.

Akhirnya gue ngambil stick ps dan mulai battle sama om Hitada. Ini tuh cuma mainan combat biasa yang pukul-pukulan gitu tapi entah kenapa om Hitada kelihatan ambisius banget, bahkan dia nekan tombol stick ps dengan gak santai sama sekali.

Gue juga serius dan berusaha keras buat menangin permainan. Om Hitada yang darahnya mulai abis, ngumpat-ngumpat di sebelah gue. Sampai, dia bener-bener koit dan gue yang menang.

Reflek gue teriak kenceng banget sambil ngangkat stick ps ke udara dengan kedua tangan. "YEAAAAAY!!!!" seneng gue, gue noleh ke om yang udah nyandar dan ngelipat tangan di depan dada, bete gitu kelihatannya. Gue ngegoyang-goyang badannya dengan semangat. "YES RUI MENANG!!!"

"Ish!" kesalnya.

Gue benerin posisi duduk menghadap dia. "Sesuai kesepakatan awal, om harus jawab pertanyaan Rui." kata gue.

"Iya iya cepat," kata om Hitada sambil ngegerakin tangan kirinya kayak ngusir gitu tapi maksudnya adalah nyuruh gue buat cepat-cepat.

Gue berdesis dan ngelipat tangan di depan dada, siap menginterogasi. "Kemaren Rui dengar Yuta manggil om dengan sebutan 'ayah'. Jadi om ini ayahnya Yuta?" bingung gue. "Tapi kenapa dia Nakamoto? Seharusnya kan Osaki juga..."

Om Hitada tiba-tiba ketawa, cukup nyaring. "Jadi ini soal Yuta?" tanyanya.

"Dia bilang dia mau nyeritain semuanya tapi gak sekarang karna dia lagi ngumpulin keberanian dan itu ngebuat Rui penasaran." jelas gue. "Sebenarnya segelap apa hidup Yuta?"

"It will take a lifetime for him to get that courage, Rui." katanya, ngebuat alis gue berkerut. "Untuk pertanyaan kamu, ya saya memang ayahnya Yuta, tapi bukan secara harfiah."

"Jadi... bukan ayah kandung?" bingung gue.

Om Hitada terdiam sebentar dan senyum tipis. "I've known him since forever, Haruma." jawabnya. "Saya memang bukan ayah kandungnya tapi saya udah nganggap dia kayak anak saya sendiri, begitu pula dengan Yuta yang nganggap saya sebagai ayahnya sendiri." jelasnya kemudian.

Gue berdengung sepersekon karna mikir. "What happened to his family? Apa dia benci sama keluarganya?" tanya gue lagi.

"Not so." jawabnya langsung. "Dia gak pernah benar-benar tau ayah dan ibu kandungnya."

Guns & Yuta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang