Gue ngetik sesuatu di komputer gue, ditemani Yoshi yang lagi duduk di samping kasur ruang inap. Daritadi gue sibuk ngirim beberapa link drive ke emailnya om Nishimura. Datanya emang gue pisah-pisah biar gak terlalu gede.
Yoshi mijit bahunya, gue yang sadar dengan tingkah dia jelas langsung berkerut alis karna keheranan.
"Kamu kenapa?" tanya gue.
Yoshi gak langsung ngejawab, dia ngerebahin kepalanya di kasur dan natap wajah gue. "You needn't worry about that. I'm just tired... like... physically tired..." jawabnya.
Gue senyum tipis dan ngelus rambut dia, ngundang dia untuk ikutan senyum. "Thank you... Makasih udah rela cape karna aku. Also, i'm sorry for tiring you..." kata gue.
Yoshi menggeleng lembut. "No... Thank you, you mean a lot to me Rui..." ucapnya.
Gue ketawa kecil dan ngelanjutin kegiatan gue yang sempat tertunda. Beneran gak ada ampun lagi buat Yuta. Tanpa terkecuali gue ngirim semua file yang gue curi dari rumahnya ke om Nishimura.
Tadinya gue pisahin di drive selain untuk supaya size-nya gak terlalu gede, gue juga mau ngeluarin nama om Hitada dari list. But fuck it, dengan Yuta nusuk gue kemarin gue jadi sama sekali gak peduli soal itu.
Om Nishimura bener, gue harus ngehancurin Yuta sampai akar-akarnya.
"Selesai." ucap gue setelah gue berhasil ngirim semua link ke email om Nishimura.
Yoshi langsung ngangkat kepalanya dari kasur, sementara gue nutup laptop dan naruh benda itu di atas meja nakas.
"Udah terkirim semua?" tanya Yoshi.
Gue ngangguk. "That's gonna be the end of him right, Chi?"
"Of course." jawabnya. Dia ngeraih sebelah tangan gue dan dia tempelin di pipinya, matanya natap gue sendu. "Thank you. Aku gak tau bakal gimana jadinya kalo kamu gak ngebantu misi ini, Rui."
Gue menggeleng dan nyisirin rambut Yoshi dengan tangan gue yang lain. "Ini apa yang aku mau, Chi. Kamu juga tanpa sadar ngebantu aku and i'm so thankful for that."
Yoshi senyum dan ngecup tangan gue. "Anything, Babe." ucapnya kemudian.
Gue menghela nafas dan ngebenerin posisi sandaran punggung. "Omong-omong kapan penyelidikannya selesai dan mereka bisa diseret ke pengadilan?" tanya gue.
Yoshi bergumam sebentar sambil mikir. "Kurang lebih seminggu lagi. Seharusnya sih bisa lebih cepat dari itu karna kita masukin data pertama tentang Yuta udah seminggu lebih yang lalu."
"Papa kamu sama om Nishimura lagi sibuk ya?"
Yoshi natap gue dalam, sebelum dia ngebuang nafasnya dan ngecup punggung tangan gue. "Maaf ya mereka belum sempat ngejenguk kamu di sini. Tadi papa bilang dia lagi sibuk ngebuat pidato buat om Nishimura, om Nishimura kan mau ngadain pers. Mereka berdua lagi sibuk makanya belum sempat jenguk ke sini. Maafin..." kata Yoshi dengan suara lembutnya.
Gue ngangguk paham sambil melafalkan 'A' dengan suara kecil. "It's okay, yang penting kamu di sini."
Bertepatan gue selesai ngomong, ponsel Yoshi berdering. Buru-buru dia ngambil hp dari saku celananya dan ngangkat telpon masuk itu.
"Om Nishimura yang nelpon." lapornya ke gue.
"Angkat aja."
Yoshi ngangguk dan lantas ngangkat telpon itu. "Ya, Om?" buka Yoshi.
Yoshi natap gue. Hp-nya gak di-loudspeak jadi gue gak tau dia ngomongin apa. Yoshi cuma berdehem-dehem aja tapi matanya natap lurus ke gue.
"Iya, okay om." kata Yoshi. "Oke, berarti semuanya udah beres kan?" Sejenak dia diam, ngedengerin jawaban om Nishimura. Kemudian lanjut bersuara. "Okay kalo gitu, aman aja." Setelah itu dia matiin telponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guns & Yuta ✓
FanfictionHaruma Rui tanpa sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Semua menjadi semakin gila disaat Yuta ㅡpemimpin salah satu clan Yakuza, menginginkan Rui sebagai sekertarisnya. Perlahan-lahan dan tanpa sengaja, gadis itu masuk ke dalam duni...