Gue dan Yuta lagi ngadain dinner di halaman belakang rumahnya. Lo mau tau apa yang ngagetin? Ini ide Yuta bukan ide gue. Kita duduk berhadapan dengan banyak varian makanan di atas meja, ditambah lilin dan wine, berhasil ngebuat gue mikir kalo ini tuh romantis banget.
Jelas gue seneng, tapi sekarang pikiran gue justru lagi sibuk-sibuknya sama hal lain. Gue jadi kepikiran sama mama dan ancaman Yoshi kemarin. Gue takut aja kalo cowo berengsek itu nyentuh mama.
You're doing fine, right, ma?
"What's bothering you?" tanya Yuta tiba-tiba, tatapannya gak ke gue tapi ke piringnya karna dia lagi motong daging steak.
Gue yang juga lagi motong daging langsung ngangkat kepala, fokus ke dia. "Huh?" gue sedikit kaget karna teguran Yuta, ngerasa kalo dia tuh peka banget.
Yuta menghela nafas dan ngejeda kegiatannya sebentar. Dia natap gue. "Tell me whatever it is on your mind, Rui." katanya.
Gue belum cerita ke Yuta soal ancaman Yoshi kemarin. Walaupun gue jadi benci sama Yoshi, gue tetep takut kalo Yuta ngapa-ngapain si berengsek itu. Mau gimana pun, papanya polisi, kita gak bisa ngambil aksi sembarangan.
Gue senyum tipis dan menggeleng. "It's okay," tepis gue. "Aku cuma kepikiran mama."
Tatapan Yuta yang tadinya ke arah mata gue, jadi berpindah ke tangan gue. Alisnya tiba-tiba berkerut dan dia ngeletakin pisau steaknya gitu aja. Gue bisa ngelihat tatapan gak sukanya, dia kayak... marah?
Yuta ngeraih pergelangan tangan kiri gue dan dia perhatikan dengan serius. "Ini apa?" tanya Yuta, dari nada suaranya ketara banget kalo dia gak suka.
Oh, omong-omong, yang ditanya Yuta adalah goresan kecil di pergelangan gue karna kelakuan bajingan Yoshi waktu itu. Saking kasarnya, pergelangan gue sampai luka. Entah kegores kukunya atau gimana, yang jelas ada goresan lumayan panjang dan agak perih kalo kena sabun.
Gue langsung narik tangan gue dari genggamannya. "Enggak, gak kenapa-napa, cuma kegores sesuatu pas lagi mandi." bohong gue sambil senyum canggung.
Yuta diam natap gue, intens banget. Saking dalamnya tatapan dia, gue ngerasa kalo dia lagi natap jiwa gue dan ngebuat gue ngerasa kayak lagi diancam. Buat alasan yang gak jelas, gue juga ngerasa gerah dan gak nyaman. Sangat mengintimidasi.
Gue masih fokus ke dia dan neguk liur karna ngerasa kalo Yuta emang lagi nekan gue supaya gue jujur. Huh, beneran gue kayak gak bisa nafas. How did he do this?
Akhirnya gue nyerah, gue menghela nafas kecil. "It was him, Yoshi." jujur gue kali ini.
Alis Yuta semakin menyatu gak suka, tapi dia belum ngeluarin suaranya, emang nungguin gue buat cerita.
Sekali lagi gue menghela nafas kecil. Gue nunduk sebentar, mikir sambil ngegigit ujung bibir bawah. "He treated me badly." ujar gue sebelum gue ngangkat kepala dan kembali natap Yuta. "He threatened me. Karna aku gak mau balik lagi sama dia, dia ngancam bakal nyakitin orang-orang di sekitar aku, Na Yutaㅡ"
"And you're afraid?" potong Yuta, dengan kedua alis yang masih menyatu.
Gue terdiam sejenak dengan alis yang berkerut cemas. "Ya," jawab gue. "Ya, i'm afraid because my mom is not in my sight. Aku takut kalo mama bakal jadi incaran Yoshi." jelas gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guns & Yuta ✓
FanfictionHaruma Rui tanpa sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Semua menjadi semakin gila disaat Yuta ㅡpemimpin salah satu clan Yakuza, menginginkan Rui sebagai sekertarisnya. Perlahan-lahan dan tanpa sengaja, gadis itu masuk ke dalam duni...