1. What Say You

44.9K 7.5K 3.5K
                                    

"Mama bilang apa sama kamu Haruma Rui! Jangan pernah pergi ke rumah pertama!!!" omel mama gue sambil berkacak pinggang di depan gue.

Gue cuma bisa terduduk dan nunduk di kasur sambil ngedengerin omelan mama. Ya, dia bener-bener marah karna gue pergi ke rumah pertama dan tanpa sengaja ngelihat Yuta ngebunuh orang di ruang kerjanya.

Rumah pertama apa? Biar gue jelasin. Jadi mama gue kerja di rumah Yuta sebagai kepala koki, dia udah kerja di sini lebih dari 5 tahun lamanya dan selama dia kerja di sini, gue dan mama juga tinggal di sini ㅡdi rumah Yuta. Papa sama mama udah cerai 10 tahun lalu, jadi gue sama mama cuma tinggal berdua.

Rumah Yuta tuh luas banget, dan ada 2 bangunan yang biasa kita sebut rumah pertama dan rumah kedua. Rumah pertama yang luas dan megah ditinggali Yuta, sementara rumah kedua yang lebih kayak mess ditinggali sama para pekerja di sini. Yang menghubungkan rumah pertama dan kedua tuh cuma jembatan kecil yang di bawahnya ada aliran air berisi ikan-ikan koi.

Selama 5 tahun gue tinggal di sini, gue belum pernah ketemu langsung sama Yuta ㅡcuma tadi waktu gue ngelihat dia ngebunuh cewe di ruang kerjanya. Mama selalu ngelarang gue untuk pergi ke rumah pertama, bahkan kalo gue cuma naik jembatan penghubung.

Dia gak ngasih tau gue alasan kenapa gue gak boleh ke sana, dan ya, jelas aja gue penasaran. Akhirnya setelah 5 tahun, gue memberanikan diri untuk ngelanggar aturan mama dan pergi menjelajah ke rumah pertama.

Rumah pertama emang bagus dan megah, barang-barangnya juga fancy banget. Tapi, sekali mejelajah gue udah ngelihat memori buruk.

Waktu gue keliling rumah pertama, gak sengaja gue ngedenger suara orang berdebat di ruang kerja. Karna gue kepo, akhirnya gue milih untuk ngintip dari sela pintu ruangan yang gak ketutup rapat.

Dan wow, untuk pertama kalinya di hidup gue, gue ngelihat pembunuhan secara langsung. Gue ngelihat Yuta nembak seorang wanita dengan pistol di tangannya.

Karna gue mulut sial, tanpa sengaja gue ngumpat dan Yuta langsung sadar kalo ada yang merhatiin dia, gue panik dan untungnya mama gue lewat. Dia langsung nyeret dan nyembunyiin gue di ruangan yang ada di depan ruang kerja Yuta dan berdalih kalo dia yang ngumpat karna... lobster? Huh, konyol. Padahal ya, itu gue yang ngumpat.

Setelah kejadian itu, mama nyeret gue balik ke rumah ke dua, dan dia ngomelin gue habis-habisan.

"Rui, mama ngelarang kamu pasti karna suatu alasan. Gimana bisa dengan lancang kamu ngelanggar aturan mama?!" omel mama.

Gue cuma bisa nge-pout dan nunduk. "Maaf ma..." kata gue.

Mama natap gue beberapa saat, sebelum dengan seenak jidat ngambil keputusan. "Mama bakal mindahin kamu ke luar negeri." katanya.

Gue langsung natap dia, heran seheran-herannya. "Apa?!" kaget gue. Gue berdiri dari ujung kasur dan ngeraih sebelah tangan mama. "Ma! Rui masih kuliah di sini! Mama gak bisa mindahin Rui gitu aja!" protes gue.

"Kamu gak aman di sini, Rui!"

Gue nyatuin alis gak terima. "Kenapa? Rui cuma ngelanggar satu kali ma. Forgive me!" protes gue lagi.

Mama langsung megang kedua pundak gue. "You have to save yourself, Haruma Rui!"

"Save myself from what?!" tuntut gue.

"Yuta." jawab mama dengan tegas, ngebuat gue terdiam dengan alis yang menyatu gak paham. "Dia gak boleh nemuin kamu. He's a monster. Itu alasan kenapa mama gak ngebolehin kamu pergi ke rumah pertama. Mama gak mau dia nemuin kamu, Rui." jelas mama.

Gue neguk liur dengan alis yang masih berkerut. Itu alasan mama? Tapi... Mungkin mama gak salah, Yuta bahkan tega ngebunuh seorang wanita yang jelas-jelas ngandung anaknya. He's indeed a monster.

Guns & Yuta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang