Gue baring di atas kasur sambil ngebaca buku dan ngunyah permen karet, sementara mama gak berhenti jalan mondar-mandir dan ngomelin gue. Malam ini gue berkunjung ke rumah ke dua buat nemuin mama.
Dia ngomel sekaligus ngenasehatin gue soal Yuta. Gue tau dia ngomel karna dia khawatir, tapi hey! Masuk di kehidupan Yuta sama sekali bukan kuasa gue. Siapa yang nyangka kalo gue bakal masuk ke dalam dunia yang bahkan gak pernah sekalipun terpikirkan di kepala gue.
"Ma!" panggil gue, gue nurunin buku The Twelve Caesars yang tadinya gue baca dan natap mama dengan tatapan muak. "Yuta gak seburuk itu. Well ya, dia emang strict dan tegas tapi dia gak seburuk apa yang mama pikirin so please stop scolding me cause I can do nothing with it!"
Mama berkacak pinggang, dia gak nunjukin ekspresi kesal tapi khawatir. "Rui, kamu cuma gak tau kamu lagi terikat sama apa." nasehat mama.
Gue menghela nafas dan mutar kedua bola mata. "Sama Yuta, Nakamoto Yuta sang pemimpin clan Yakuza. Itu kan?" ucap gue.
"He is a monster, Rui." tekan mama. "He's one of the dangerous ones."
Gue nutup buku dan ngubah posisi baring jadi posisi duduk, ngelipat tangan di depan dada. "Dia cuma galak dan mengintimindasi ma, tapi dia gak sejahat itu juga. Mama cuma terlalu takut sama dia." kata gue, ngebela Yuta.
"Kita harus pergi dari sini, kita pindah ke mana aja asal jangan disini." gebu mama.
"Ma, mama tau Yuta. He won't let us. Dia bakal nemuin kita ke manapun kita pergi." celetuk gue. "It's okay. Rui gak kenapa-napa."
Kalo ditanya ya sebenernya gue juga pengen lepas dari Yuta dan hidup normal kayak sebelum gue ketemu dia. Tapi gue tau Yuta mahkluk apa, gue tau apa resikonya. Terlepas dari itu, gue juga gak mau ninggalin Jepang ataupun Osaka, banyak orang yang gue sayang di sini.
Mama micingin matanya. "Kamu ngebela dia begini jangan-jangan kamu suka sama Yuta?" curiganya.
"Jesus." ucap gue dengan suara kecil sambil nge-roll kedua bola mata.
"Mama gak setuju, Rui. Dan mama gak akan pernah setuju!"
"Ma!" muak gue. "Rui punya Yoshi yang jutaan kali lebih baik dan lembut dari Yuta! Lagipula akal Rui masih sehat!" protes gue gak terima.
Mama terdiam sejenak sebelum duduk di ujung kasur dan ngelus pipi gue pake sebelah tangannya. "Mama sayang kamu Rui, mama gak mau kamu masuk ke dunia Yuta. His world is too dark for my sweetie little girl." ucap mama dengan tulus.
Gue senyum tipis dan ngelus punggung tangan mama yang ada di pipi gue. "Rui bakal baik-baik aja ma. I promise. Mama gak perlu sekhawatir itu."
•••••
Gue nguap sambil jalan di koridor lantai dua rumah pertama, mau pergi ke kamar karna gue udah sangat ngantuk. Gue melangkah loyo setengah sadar sambil megang buku The Twelve Caesars di tangan kanan gue.
Gue baru aja balik dari rumah kedua dan ternyata udah jam 12 lewat aja, gak kerasa banget. Gue sampai di depan pintu kamar dan ngerogoh kunci di saku baju tidur. Ya, gue ngunci kamar karna jujur, gue gak suka kalo ada yang masuk ke kamar gue tanpa ijin, Yuta misalnya.
Gue udah masukin kunci ke keyhole tapi perhatian gue langsung teralihkan saat gue ngedenger suara teriakan.
"Nena!!! No Nena! I swear it wasn't me!!!"
Gue langsung noleh ke belakang ke pintu kamar Yuta. Alis gue nyatu bingung. Itu suara Yuta, tapi dia lagi ngomong sama siapa?
"I'm sorry Nena!!! Please don't hurt me!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Guns & Yuta ✓
Fiksi PenggemarHaruma Rui tanpa sengaja melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Semua menjadi semakin gila disaat Yuta ㅡpemimpin salah satu clan Yakuza, menginginkan Rui sebagai sekertarisnya. Perlahan-lahan dan tanpa sengaja, gadis itu masuk ke dalam duni...